BOR Isolasi RS di Solo Tinggal Terisi 15 Persen

KOSONG : Kondisi ruang isolasi RSBK yang sepekan terakhir ini sudah kosong tak ada pasien Covid-19. Foto : Putri Wijayanti/Jateng Pos

JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Terus menurunnya jumlah kasus Covid-19 di Kota Solo selama dua pekan terakhir membuat kamar isolasi maupun ICU isolasi yang ada di rumah sakit di kota bengawan tak lagi banyak terisi.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, SIti Wahyuningsih mengatakan, saat ini tingkat keterisian kamar isolasi atau Bed Occupancy Ratio (BOR) di rumah sakit hanya tinggal 15 persen dari total 646 tempat tidur yang tersedia.

“Seminggu ini BOR-nya tinggal 15 persen, kalau minggu lalu masih di angka 19 persen,” ujarnya.

Ia mengakui sejak dua minggu lalu sejumlah rumah sakit memang mulai mengembalikan fungsi kamar isolasi menjadi kamar rawat inap non-Covid-19. Seiring dengan makin menurunnya jumlah pasien Covid-19 yang dirujuk ke rumah sakit.


Baca juga:  Dafam Hotel Management Siap Operatori Hotel Kedaton Boutique 

“Ya tinggal separo dari saat puncaknya di Juli-Agustus lalu ya. Kan kemarin saat puncak kita punya 1.127 bed di 15 rumah sakit yang ada di Solo. Saat ini tinggal 646 bed saja, ya tidak apa-apa dikembalikan fungsinya untuk kamar rawat inap biasa, karena kasusnya kan juga turun banyak,” jelas Ning, panggilan akrabnya.

Di sisi lain, dari 15 persen bed kamar isolasi yang terisi, sebanyak 30 persennya saja yang berasal dari Kota Solo. Sedangkan pasien lainnya pasien rujukan Covid-19 dari luar kota. “BOR kita kan 15 persen dari 646 bed, atau sekitar 96 bed di ruang isolasi yang terisi. Nah dari jumlah itu, yang warga Solo hanya sekitar 29 orang,” paparnya.

Baca juga:  PDIP Solo Gencarkan Gerakan Donor Plasma Konvalesen

Disinggung apakah turunnya angka kasus Covid-19 karena efek kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mulai dari Darurat hingga Level, Ning mengatakan bisa jadi demikian. Karena tujuan dari kebijakan tersebut memang untuk membatasi kegiatan masyarakat.

“Kalau kegiatannya sedikit, otomatis kan tidak berkerumun. Jadinya ya memang tepat kalau kemarin itu Pak Luhut buat kebijakan PPKM. Kan jadi terbatas aktivitasnya,” imbuhnya.

Namun, meski saat ini angka kasus penyebaran Covid-19 sudah menurun, ia tetap mengimbau masyarakat untuk tidak abai dan tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes). “Apalagi sampai berkerumun. Pengalaman yang sudah-sudah kan setiap hari besar atau libur panjang dimana orang banyak berkumpul setelahnya angka kasusnya naik. Jangan sampai terulang lagi,” tandas Ning.

Baca juga:  Lembaga Kholifah Gelar Srawung Kebangsaan

Sebelumnya, Direktur RSUD Bung Karno (RSBK) Solo, Wahyu Indianto mengatakan tetap memyiagakan 64 bed ruang isolasi meski sudah tidak ada lagi pasien Covid-19 yang dirawat sejak dua minggu terakhir. “Ruangan dan bednya masih kami siagakan, tapi untuk tenaga kesehatannya sudah dikembalikan ke bagian masing-masing. Relawan Covid-19 yang sempat kita rekrut juga kita lepas,” ujarnya. (jay)