JATENGPOS. CO. ID, BOYOLALI- Siapa sangka, Bayu Handono (36), korban pembunuhan sesama jenis di Boyolali, ternyata berprofesi sebagai atlit marathon. Korban yang juga bos pengusaha kerajinan tembaga itu dihabisi teman kencanya sesama jenis di rumahnya.
Bayu Handono, ditemukan meninggal dunia di rumahnya, Dukuh Kebonso, Kelurahan Pulisen, Kecamatan/Kabupaten Boyolali, Jumat (3/5/2024) malam. Dia kerap membagikan aktivitasnya sebagai pelari melalui Instagramnya. Bahkan dia terlihat sering ikut acara fun run atau trail run di sejumlah daerah.
“Borobudur Marathon 2023. 19 November 2023. Lets the story begin! Tanpa janji ataupun kencan; kita bisa banget pake jersey putih semua. Terloveee,” demikian tulisnya di unggahan itu dikutip Solopos.com dari Instagramnya @bayu.handono pada Sabtu (4/5/2024).
Bahkan dia pernah mengikuti ajang lomba lari untuk keperluan amal. Hal itu terlihat di unggahannya tertanggal 26 Juni 2023.
“Kali ini, saya akan berlari pada misi kebaikan #LarikuUntukMimpinya. Melalui @runtocare Semarang – Yogyakarta 150 KM, saya akan mendedikasikan kilometer langkah saya untuk mendampingi anak-anak Indonesia dapat menggapai impiannya. Karena anak-anak dan remaja butuh dampingan dan berhak memiliki seseorang yang selalu percaya bahwa mereka dapat meraih mimpi dan harapannya. Saya berlari. Namun, saya butuh kamu untuk menemani langkah saya dengan berdonasi melalui: kitabisa.com/rtcbayu. Link ada di bio! Mari bersama-sama kita dukung anak-anak Indonesia gapai impian!” demikian tulisnya.
Namun unggahan terakhir pengusaha tembaga Boyolali yang ditemukan meninggal dunia itu bukan terkait aktivitasnya sebagai pelari. Dia mengunggah aktivitasnya saat bepergian ke Paris, Prancis.
“Paris, 26 April 2024. A very short time here in Paris, so I decided to checked my bucketlists : Eiffel Arc de Triomphe
Louvre . Even tho I had to walk for 11km from my hostel, hahah. Paris is warmer than Prague & Amsterdam, but yeah tourist everywhere including me. And in the end, I have to cancel to meet a friend because I am so exhausted. Let’s get sleep, tomorrow back to Indonesia. Aku sudah rindu Indonesia,” demikian tulisnya di unggahan itu dikutip Solopos.com dari Instagram @bayu.handono pada Sabtu (4/5/2024).
Dikenal Orang Baik
Bayu ditemukan meninggal dengan luka sayat di leher di rumahnya, Kampung Kebonso RT 002 RW 003, Kelurahan Pulisen, Kecamatan Boyolali, Jumat (3/5) malam.
Kabar tewasnya Bayu diduga jadi korban pembunuhan itu, sontak membuat kaget tetangga-tetangganya.
Apalagi, semasa hidup pria yang punya dua rumah di Pulisen dan Cepogo itu dikenal sosok pria baik dan sering bersedekah.
Kades Cepogo Mawardi mengatakan, pada Rabu (1/5) atau dua hari sebelum ditemukan meninggal, Bayu sempat mengikuti kegiatan gotong royong di Desa Cepogo hingga siang.
“Orangnya ramah, baik dalam bersosialisasi. Selalu ikut kegiatan sosial di masyarakat. Jadi kemasyarakatannya baik,” ujar Mawardi saat ditemui di TKP, Sabtu (4/5).
“Kami juga kaget dengar kabar itu, ndak menyangka,” imbuh dia.
Diakui Mawardi, Bayu merupakan salah satu pengusaha kerajinan tembaga yang sukses di desanya.
Selain membangun usaha di Dusun Tumang Bangunsari, Desa/Kecamatan Cepogo, korban juga berdomisili di sana.
“Dia masih single, usahanya bagus berkembang dan sering ke luar negeri. Orang tuanya kan warga Desa Kembang Kuning. Sedangkan korban KK sendiri di wilayah Desa Cepogo,” ujarnya
Akibat Hubungan Sesama Jenis
Pembunuhan Bayu, bos kerajinan tembaga di Boyolali sudah terungkap. Korban dibunuh akibat hubungan sesama jenis dengan pelaku.
Pelakunya bernama Irwan (27), warga Sragen. Korbanya pengusaha kerajinan tembaga di Boyolali, Bayu Handono (36). Pembunuhan terjadi karena pelaku yang berprofesi sebagai penjaja sek pria ini minta tarif kencan dinaikan dari Rp 200 menjadi Rp 500. Namun korban menolak. Pelaku juga ingin menguasai harta korban.
Irwan mengaku menyesali perbuatannya. Ia juga. Sebab sebenarnya korban orang yang baik kepadanya. Pengakuan itu muncul saat Irwan dihadirkan dalam jumpa pers di Mapolres Boyolali, Selasa (7/5/2024). Pengungkapan kasus itu juga dihadiri Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Luthfi.
“Kapok Pak, kulo nyesel (Saya menyesal) Pak,” kata tersangka Irwan saat menjawab pertanyaan Irjen Ahmad Luthfi.
Irwan mengaku ia sayang dengan bos tembaga itu. Pasalnya, korban berlaku baik kepadanya. Hanya, dia menekankan bahwa mereka berdua tidak pacaran.
“Sayang Pak, karena dia sudah baik saya sama,” jawab Irwan dengan terbata-bata hendak menangia.
Irwan kemudian ditanya jika memang sayang dengan korban, kenapa ia membunuhnya. Pelaku menjawab bahwa dia ingin menguasai harta si pengusaha tembaga.
“Karena saya ingin mengusai harta korban,” ucap dia.
Korban dibunuh pelaku usai berhubungan sesama jenis beberapa kali. Korban ditemukan tewas di rumahnya di Kampung Kebonso, Kelurahan Pulisen, Boyolali, Jumat (3/5/2024) malam.
Polisi berhasil menangkap Irwan (27) di kawasan Terminal Tirtonadi Solo, Jawa Tengah, Sabtu (4/5/2024) malam. Pelaku diduga melakukan tindak pidana pencurian dengan kekerasan dan pembunuhan terhadap korban.
“Kenal korban lewat MiChat. Empat kali (berhubungan badan),” kata Irwan saat konferensi pers di Mapolres Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (7/5/2024).
Warga Sumberlawang, Sragen itu mengatakan, terakhir melakukan hubungan badan dengan korban sebanyak dua kali.
“Saya disuruh datang ke rumahnya (korban) ngajak ketemuan kangen. Terakhir dua kali (berhubungan badan). Kisaran pukul 21.30 WIB,” ungkap dia.
Saat melakukan hubungan badan, pelaku berperan sebagai laki-laki. Sementara korban berperan sebagai perempuan.
“Yang jadi laki-laki saya. Korban sebagai wanita,” jelasnya.
Dia membunuh korban dengan menggunakan sebuah celurit yang telah dipersiapkan dari tempat kerja.
“Karena saya ingin menguasai harta korban. Celurit saya siapkan dari tempat kerja,” ungkapnya.
Kapolda Irjen Ahmad Luthfi menerangkan, antara Irwan dan korban terlibat asmara dan hubungan sesama jenis. Keduanya saling mengenal melalui aplikasi.
“Ketemunya (antara korban dan tersangka) itu (lewat) aplikasi Michat,” kata Ahmad Luthfi.
Pembunuhan tersebut, lanjut Luthfi, juga dilatarbelakangi open BO (Booking Out) antara Irwan yang merupakan warga Sragen dengan korban. Disebutkan pelaku membunuh korban karena permintaannya menaikkan tarif tak dikabulkan.
Kapolda menjelaskan, keduanya saling mengenal via Michat pada Januari 2024. Kemudian antara Januari dan Maret, mereka sudah berhubungan badan sebanyak tiga kali dengan imbalan Rp 200 ribu.
“Tiga kali dia melakukan hubungan badan dengan upah sekitar Rp 200 ribu,” ungkap Luthfi di Mapolres Boyolali, Selasa (7/5).
Kemudian pada Rabu (1/5), tersangka kembali dihubungi dan diundang oleh korban ke rumahnya. Tersangka diminta menginap di rumah korban.
Usai berhubungan, pelaku kemudian meminta korban untuk menaikkan tarifnya. Namun permintaan itu ditolak korban. Hal ini membuat pelaku emosi dan nekat membunuh korban.
“Tersangka meminta Rp 500 ribu. Karena ditarik Rp 500 ribu tidak mau, dia dibunuh,” jelas Lutfhi. (*/dbs/jan)