JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Pemanfaatan teknologi finger print dalam pelayanan kesehatan kepada peserta JKN-KIS akan segera diaplikasikan kembali. Pemanfaatan teknologi fingerprint bukanlah hal yang baru bagi BPJS Kesehatan. Sejak tahun 2017 sistem ini telah diberlakukan untuk pelayanan hemodialisa atau cuci darah.
Pada pertemuan virtual bertajuk Rapat Koordinasi Penerapan Finger Print bersama seluruh perwakilan rumah sakit, Kepala BPJS Kesehatan Cabang Semarang, Andi Ashar menerangkan bahwa pihaknya akan melaksanakan uji coba penerapan kembali sistem finger print ini di RS dr. Kariadi, RS Roemani dan RS KRMT Wongsonegoro Semarang.
Pemanfaatan teknologi fingerprint menguntungkan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan. Dengan adanya sistem ini petugas tidak perlu lagi mencatat beberapa data yang dibutuhkan untuk penerbitan Surat Eligibiliitas Peserta (SEP). Hal ini tentunya berdampak pula pada berkurangnya jumlah antrean.
“Pengimplementasian finger print ini sebagai alat keabsahan data peserta. Alhamdulillah Semarang sudah PPKM level 1 jadi bulan November ini akan kami aktifkan kembali fitur tersebut secara bertahap dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan,” ungkap Andi, Rabu (18/11).
Lebih lanjut Andi mengungkapkan, salah satu tujuan diimplementasikannya sistem ini adalah memberikan kemudahan kepada rumah sakit agar tidak lagi mencetak SEP sehingga dapat mengurangi ruang penyimpanan berkas. Selain itu, sistem ini juga memberikan kepastian klaim yang akan dibayarkan karena terhindar dari penggunaan kartu oleh peserta yang tidak berhak.
“Kami berharap faskes dapat bersiap untuk memberlakukan kembali sistem ini. Setelah sekian lama kita nonaktifkan dan smoga tidak ada kendala yang berarti,” tutup Andi.(aln)