JATENGPOS.CO.ID, SUNGAILIAT – Sebanyak 5 negara dipastikan berpartisipasi dalam Bangka Culture Wave (BCW) 2019. Sebagian besar berasal dari Eropa. Para peserta mancanegara ini akan menampilkan tarian khas dari negara masing-masing. Kehadiran mereka semakin menegaskan BCW 2019 sebagai panggung budaya lintas bangsa. Perwakilan 5 negara yang akan tampil adalah Spanyol, Hongaria, Finlandia, Slovakia, Finlandia, dan Amerika Serikat.
BCW 2019 akan digelar 2-7 April, di De’Locomotief, Pantai Wisata Tonaci, Sungailiat, Bangka.
“Kehadiran peserta mancanegara biasanya menjadi daya tarik utama. Wisatawan penasaran dengan aksi yang mereka tampilkan. Mereka semuanya akan menampilkan tarian khas negaranya masing-masing. Seperti apa gerakannya, silahkan datang langsung ke BCW 2019,” ungkap Owner Tongacie de’Locomotif Anton Soegito Poetra, Rabu (27/3).
Dengan tema ‘Home Coming’, tarian mancanegara akan bertemu dengan warna lokal. BCW 2019 akan menampilkan penari dari Yogyakarta dan Solo. Sebagai tuang rumah, Bangka juga menampilkan tarian khasnya. Tarian ini akan dibawakan oleh sanggar tari dan siswa-siswi sekolah di Bangka. “Peserta dari Bangka terbuka untuk umum. Basic-nya tarian sama seperti peserta dari mancanegara,” katanya.
Konsep ‘asimilasi’ diterapkan BCW 2019. Event ini akan memadukan tarian khas peserta mancanegara dengan alat musik tradisional Bangka. Alat musik ini seperti, gambus, accordion, dan gendang khas Bangka. Staf Khusus Menteri Bidang Multikultural Kemenpar Esthy Reko Astuti menjelaskan, BCW selalu menjadi panggung ramah budaya.
“Keramahan selalu diberikan event BCW. Mereka bahkan memberikan kesempatan beragam budaya lintas bangsa bersatu. Konsep inilah yang membuat BCW sangat kaya dan menginspirasi. BCW selalu menjadi event yang paling dinanti setiap tahunnya. Terlebih, tahun ini ada penambahan 1 slot untuk peserta mancanegara,” jelas Esthy.
Warna-warni budaya lintas bangsa selalu ditampilkan di BCW. Pada penyelenggaraan event 2018, BCW diikuti 4 negara. Mereka terdiri dari, Amerika Serikat, Argentina, Venezuela, dan Hongaria. Saat itu duta budaya mancanegara menampilkan tarian dan musik tradisional. Memakai panggung BCW 2018, Hongaria menampilkan Lagu Rakyat-nya dengan komposisi medley.
Mendukung konsep ‘Seni Budaya Antar Bangsa’, beberapa alat musik juga digunakan tahun lalu. Sebut saja, banjo, darbuka, danmoi, hingga cak cuk (ukulele).
“Amerika Serikat dan Hongaria memang selalu terlibat di BCW. Tapi, mereka selalu menampilkan sesuatu yang baru. Kehadiran 3 negara lainnya tentu sangat menarik. Sebab, mereka juga terkenal dengan ragam tarian dan tradisinya,” kata Esthy lagi.
Proses pembauran budaya lintas bangsa pun semakin lengkap. Sebab, BCW 2019 akan menyajikan seni Barongsai. Melalui format kompetisi, seni Barongsai akan diikuti oleh 21 tim. Ada 2 kategori yang akan disajikan, yaitu ketangkasan dan tonggak (halang rintang). “Barongsai juga jadi budaya yang tumbuh subur di Bangka. Barongsai bersanding dengan kekayaan lokal lainnya,” papar Esthy.
Menjadi tuan rumah, Bangka juga menawarkan budaya dan tradisi khasnya. Menariknya warna budaya ini sudah mendekati punah, yaitu Pang Chiam. Menurut cerita yang berkembang, tinggal tersisa 1 orang yang mengerti dan bisa memainkan Pang Chiam ini di Bangka.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya pun menegaskan, BCW 2019 memiliki banyak fungsi budaya.
“BCW 2019 event penuh inspirasi. Beragam seni budaya dari berbagai bangsa bertemu di BCW. Lebih menarik lagi, BCW 2019 menjadi media konservasi budaya. Tradisi dan budaya yang mulai langka bisa ditampilkan di sini. Harapannya, ada transformasi pengetahuan kepadagenerasi berikutnya,” tutup Menpar.(rif)