JATENGPOS.CO.ID, SUKOHARJO – Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, bersama Dandim 0726/Sukoharjo, Letkol Inf Supri Siswanto, dan Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo, Bagas Windaryatno, memimpin aksi gropyokan hama tikus di area persawahan Desa Tegalmade dan Desa Wirun, Senin (23/12).
Kegiatan ini melibatkan lahan seluas 1.500 m² dan dilaksanakan sebagai langkah antisipasi meminimalisir hama sebelum musim tanam dimulai.
Bupati Sukoharjo menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan upaya rutin yang dilakukan petani untuk menekan populasi hama sebelum lahan diolah dan ditanami.
“Saat ini lahan baru saja selesai diolah, sehingga pengendalian hama lebih leluasa. Harapannya, saat musim tanam dimulai, populasi hama sudah terkendali dan tidak mengganggu,” ujarnya.
Etik optimistis Sukoharjo akan tetap menjadi lumbung pangan dengan produktivitas tinggi di Indonesia. Dukungan penuh diberikan oleh TNI, Polri, camat, lurah, dan masyarakat petani.
“Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produktivitas padi di Sukoharjo mencapai 7,27 ton gabah kering giling per hektar, tertinggi di Indonesia. Ini yang terus kami pertahankan,” tegasnya.
Ditambahkan Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo, Bagas Windaryatno, kegiatan ini juga dilaksanakan serentak di sembilan desa di dua kecamatan. Lokasi tersebut dipilih karena sawah-sawah di sana saling berdekatan, sehingga pengendalian bersama dinilai lebih efektif. “Jika tidak dikendalikan serempak, hama bisa saja berpindah-pindah lokasi,” tambah Bagas.
Data BPS menunjukkan bahwa Sukoharjo mengalami kenaikan produktivitas padi hampir 13% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan luas lahan tanam mencapai 16.000-20.000 hektar, Sukoharjo terus berupaya meningkatkan hasil panen agar tetap menjadi daerah berprestasi di bidang pertanian.
Dandim Sukoharjo, Letkol Inf Supri Siswanto, menyebutkan bahwa TNI terus mendukung program swasembada pangan yang dicanangkan pemerintah. “Kami berkolaborasi dari level kepala dinas hingga kelompok tani. Dalam waktu singkat, kami juga telah mendata saluran irigasi rusak yang akan diperbaiki untuk menunjang produktivitas pangan,” jelasnya.
Ia juga mengapresiasi kegiatan gropyokan hama tikus yang dinilai efektif dan luar biasa. “Meski kegiatan ini sudah rutin dilakukan di Sukoharjo, Ini membuktikan komitmen Sukoharjo dalam menjaga stabilitas pangan,” katanya.
Langkah-langkah antisipasi dan kolaborasi ini diharapkan dapat memastikan musim tanam kali ini berjalan lancar tanpa gangguan hama, sehingga Sukoharjo mampu mempertahankan predikatnya sebagai lumbung pangan nasional. (dea)