JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN– Bupati Semarang H Ngesti Nugraha mengharapkan para petani untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia saat bercocok tanam padi.
Dia berharap akan semakin banyak petani yang mau repot mengubah pola tanam dengan memanfaatkan pupuk organik. Pemkab Semarang juga berencana menggandeng organisasi
“Masyarakat Pertanian Organik Indonesia” atau Maporina untuk membuat semacam standar operasional procedur pertanian organik. Sehingga para petani dapat lebih memahami tahapan dan tata cara pertanian organik.
“Kita akan bantu siapkan drone untuk penyemprotan tanaman agar mendapatkan beras yang lebih baik bagi kesehatan,” katanya saat temu wicara dengan petani di Dusun Ngentaksari, Candirejo, Tuntang, kemarin.
Hadir pada acara itu Kapolres Semarang AKBP Achmad Oka Mahendra, Dandim 0714 Letkol Inf Guvta Alugoro Koedoes, Kadispertanikap Muh Edy Sukarno dan para petani setempat.
Menurut Bupati pertanian organik membutuhkan kedisiplinan. Sehingga akan mendapat hasil yang baik. Selain kandungan bahan kimia yang rendah, Bupati juga berharap tingkat produksi hasil panen padi akan meningkat.
Salah seorang petani pelopor, Ismail menjelaskan dirinya bersama 50 petani lainnya telah membuktikan hasil panen bisa melimpah dengan memggunakan pupuk organik.
Dia bercerita jika mutu tanah telah kembali normal atau berkurang kandungan bahan kimianya, hasil panen bisa mencapai sebelas ton per hektar dari sebelumnya lima ton.
“Dalam rentang satu tahun atau dua kali panen saja, jika pupuk organiknya cukup, tanah sudah kembali normal kesuburannya,” terangnya.
Saat ini Ismail mengusahakan luasan lahan pertanian semi organik seluas kurang lebih dua hektar. Dia yakin akan banyak petani di sekitar Rawa Pening yang berminat mengikuti jejaknya. Terutama setelah melihat peningkatan jumlah hasil panen.
Sekretaris Maporina Jateng , Supardiman siap mendampingi para petani untuk menjalankan pertanian organik. “Termasuk pendampingan untuk membuat pupuk dari bahan organik,” pungkasnya. (muz)