Buton Selatan Memang Keren, Kearifan Lokalnya Hipnotis Yachter

JATENGPOS.CO.ID, BUTON SELATAN – Masyarakat Buton Selatan tahu benar mempromosikan daerah saat yachter mancanegara hadir. Mereka tidak hanya menampilkan hospitality, tetapi juga memamerkan kekuatan nature dan culture.

Strategi ini sukses menarik perhatian para yachter peserta Sail to Indonesia 2018.

“Wisman harus diberikan pelayanan terbaik. Sebab, ini kesempatan bagi kami untuk promosi destinasi pariwisata di wilayah Buton Selatan. Kami ucapkan terima kasih karena para yachter ini akhirnya mau berkunjung ke wilayah ini,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Maharuddin, Selasa (28/8).

Berada di perainan Pulau Buton, posisi para yachter mancanegara menyebar. Total ada sekitar 30 yacht yang hadir. Namun, hanya ada 8 yacht yang berada di perainan Buton Selatan, Selasa (28/8). Dari jumlah tersebut, 3 yacht mendekati perairan Sampolawa, Buton Selatan. Yacht tersebut diantaranya Alexandra dan Volo. Tengah hari, 1 yacht berlabel SV Calusa merapat di Pelabuhan Tira, Sampolawa.


Dari Pelabuhan Tira, dua orang yachter mancanegara itu dijemput menuju Pantai Bahari, Sampolawa. Mereka adalah yachter asal Swiss Andy dan Janet yang berpaspor Australia.

Keramahan ditunjukan warga Desa Bahari 1, 2, dan 3, Kecamatan Sampolawa, Kabupaten Buton Selatan. Mereka menggelar pesta penyabutan secara meriah. Beragam kekayaan seni dan budaya hingga kuliner disajikan semuanya.

Baca juga:  Sulap Barang Bekas Jadi Karya Lukis Kolase

“Mereka tetap tamu penting bagi masyarakat Buton Selatan. Kami berharap mereka terkesan dengan keramahan yang diberikan. Lalu, mengabarkan hal ini kepada masyarakat internasional di lingkungan mereka,” terang Maharuddin.

Menyambut kehadiran Andy dan Janet, rangkaian bunga pun dikalungkan kepada mereka. Sama seperti tamu lainnya, mereka juga disambut dengan Tari Mangaru. Dibawakan oleh dua orang pria, tarian ini menjadi bentuk ucapan selamat datang khas Buton Selatan bagi tamu istimewa. Para penari ini lengkap dengan busana adat mereka. Mulai leja (baju), kampurui (ikat kepala), hingga tobo (keris).

Duo yachter itu kemudian diajak menuju venue pesta. Tepatnya di Pantai Bahari yang lebih familiar sebagai Ratu Ampat.

“Sementara baru dua yachter ini yang datang. Mereka ini menjadi perwakilan dari para yachter yang belum bisa berkunjung saat ini (Selasa, 28/8). Nanti yang lain akan menyusul,” jelasnya lagi.

Di kawasan Pantai Ratu Ampat, Sampalowa, beragam parade seni dan budaya pun ditampilkan. Tari Luloh disajikan sebagai pengantar. Tari ini melibatkan kaum hawa di sana dengan busana khasnya. Para penari wanita ini mengenakan kain bawahan biatanu dengan karakter motif dan warna wani kuat. Andy pun mengaku terkesan dengan cara penyambutan masyarakat Desa Bahari 1, 2, dan 3.

Baca juga:  Mahasiswa UNDIP Raih Medali Emas ASEAN University Games 2024

“Masyarakat di sini sangat ramah. Kami belum pernah melihat yang seperti ini. Ini bagi kami sangat luar biasa. Budaya di sini sangat beragam. Semuanya bagus. Kami berharap, yachter yang lain segera bisa bergabung di sini. Kami sudah hubungi mereka,” jelas Andy.

Suasana semakin semarak. Sebab, acara ini dikunjungi oleh sekitar 1.500 pengunjung. Mereka memadati venue dan terlihat antusias dengan kamera handphonenya. Setiap momen direkam dengan baik. Kemeriahan semakin tinggi kala Tari Mangu-Mangu digelar.

Tari Mangu-Mangu dibawakan oleh kaum hawa yang berusia lanjut. Mereka menari dan bernyanyi sambil berputar. Beberapa kali terlihat memainkan kipasnya. Lalu, beberapa saatnya kemudian para pengunjung pun diajak menari bersama termasuk dua yachter asing tersebut. Suasa kegembiraan lalu berlanjut dengan Tari Tiga Jiku, Tari Tobelo, hingga Tari Meti Kei.

“Ini menjadi perjalanan yang luar biasa. Semuanya sangat bagus, termasuk makanannya. Saya mencoba beberapa makanan khas di sini dan enak rasanya,” ujar Andy lagi.

Baca juga:  Kali Ini Ahmad Luthfi Disambut Gembira Pedagang Pasar Petarukan

Masyarakat Desa Bahari tak lupa menyertakan kuliner terbaik. Selain kue cucur yang dicoba Andy, di sini juga disajikan varian lainnya. Sebut saja ada tatandu, waje, sangkola, lapa-lapa ubi, kampuruni, kambewe, dan sate pepaya.

Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata Ricky Fauzi mengatakan, wilayah Buton Selatan sangat kaya.

“Sambutan hangat dan keramahtamahan sudah menjadi ciri di sana juga wilayah lain di nusantara. Hal ini tentu sangat menggembirakan. Kami yakin, para yachter mancanegara ini sangat menikmati setiap keramahan yang diberikan. Ada parade seni dan budaya hingga beragam jenis kuliner. Masyarakat di sana memang kaya budaya dan kuliner,” terangnya.

Kehangatan dalam menyambut para tamu yang disampaikan masyarakat Buton, mendapatkan apresiasi Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. Menpar berharap, para yachter ini tidak melewatkan momentum terbaik di Buton Selatan.

“Sikap masyarakat Buton Selatan ini benar-benar membanggakan. Kami harap para yachter bisa bergabung dan menikmati momen terbaik ini,” tutupnya. (udi)