JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Wakil ketua umum Kadin Indonesia, Charles Saerang mengatakan saat ini pengembangan jamu industri butuh perhatian dari sejumlah pihak. Mulai dari pemerintah, pengusaha jamu dan, pihak terkait lainya. Perhatian tentang bagaimana jamu bisa menjadi salah satu komoditas unggulan Indonesia yang mampu menebus pasar dunia.
Hal tersebut disampaikanya dalam perbincangan di kafe di Old Katle Kota Semarang belum lama ini.
“pengusaha jamu saat ini merasa ditinggalkan saat akan mengembangkan industri jamu, bukan aturanya,” katanya.
Kalau aturanya selalu dibawah Kemenkes. “hanya saat ini bagaimana cara pengembangan jamu bisa menjadi salah satu komoditas yang diperhatikan untuk dipasarkan ke dunia,” ujar Charles Saerang. Bukan tanpa alasan, Charles mengemukakan pendapatnya tentang perkembangan industri jamu yang akan terhambat utamanya dalam pertemuan khusus antara pengusaha jamu dengan pemerintah untuk mengetahui kendala apa yang di hadapi dari hulu hingga hilir.
Misalnya, kualitas jahe dalam pembuatan jamu, lanjut Charles, bukan hanya soal bagaimana mengetahui regulasi tentang standart mutu jahe yang baik, melainkan juga bagaimana mengembangkan jahe tersebut menjadi potensi pasar untuk di pasarkan secara luas di pasar dunia .
Menurut Charles, saat ini aturan yang di berikan oleh pemerintah memang dirasa cukup membantu pihaknya untuk mengetahui dan memahami eksistensi dari pembuatan jamu. ”Ke depan tidak hanya sekedar penelitian tentang jamu atau research and development jamu ,tapi juga pengembangan secara keseluruhan dan terpadu,” katanya.
Para pengusaha jamu harus mengatakan bahwa kendala-kendala tersebut diantaranya banyak aturan dalam pembuatan jamu yang mengikuti aturan farmasi. Disisi lain, charles melihat, bahwa peminum jamu tidak hanya soal menjaga kesehatan saja, melainkan bagian dari budaya kehidupan masyarakat indonesia .
”minum jamu bukan sekedar untuk menjaga kesehatan tapi meningkatkan satu trend budaya, nah budaya inilah yang mesti dikembangkan menjadi pasar yang sangat besar,” ujarnya. berangkat dari trend budaya tersebut, Charles Saerang berharap jamu dapat masuk di setiap lapisan masyarakat, tidak hanya masyarakat Indonesia melainkan masyarakat dunia .
”Eksistensi jamu ini perlu di dorong sehingga pasar jamu bisa berkembang keseluruh dunia, misalnya, ada inovasi jamu dalam bentuk latte, atau dalam bentuk coffe, nah semacam inilah yang perlu dikembangkan,” jelas Charles. Sementara itu, untuk pelaku UMKM jamu sendiri, Charles berharap pemerintah lebih banyak memberikan pelatihan pengembangan pemasaran ketimbang produksi.
Mungkin pemerintah bisa memberikan semacam maklon jadi pengusaha kecil tidak perlu lagi memikirkan produksinya karena sudah di bantu pemerintah, misalnya apakah melalui kadin ,atau melalui pihak lain untuk memberikan fasiliatas pembuatan jamu mengikuti atuan Kemenkes atau badan POM , itu akan lebih mudah.
Tantangan terbesar lainya dari persaingan industri jamu di seluruh dunia antar lain, China, India, Brasil dan sejumlah negara lainya. Untuk itu di butuhkan penguasan konsep pemasaran yang kuat untuk dapat berhasil mengembangkn produk jamu Indonesia di pasar dunia .
”Jadi kita butuh campur tangan pemerintah untuk fokus membuat aturan yang memudahkan memasarkan produk jamu ke luar negri bukan lagi soal aturan produksinya,” imbau Charles. Dia berharap, pemerintah Indonesai dapat ikut serta mendorong produk jamu tersebut agar lebih dikenal, dibutuhkan dan dirasakan manfaatnya di semua kalangan.
“Pengusaha jamu belum mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah, kami juga berharap agar tidak hanya kementrian kesehatan yang menaungi produk jamu tersebut, melainkan ada kementrian yang turut berperan, serta agar produk jamu indonesai berpotensi menjadi produk komoditas unggulan bisa menebus pasar dunia,” katanya. (mil/bis/sgt)