JATENGPOS.CO.ID, UBUD – Apa jadinya jika chef asal London dikenalkan dengan masakan Indonesia? Jawabannya adalah terpukau! Hal itu yang terjadi dalam Restaurant Familirisation Trip dari Wonderful Indonesia. Kegiatan ini diikuti chef asal 3 restoran Asia ternama di London, Inggris. Ada Sticky Mango, Shan Shui dan Rasa Sayang. Famtrip dilakukan di Bali, 10-18 Juli 2019.
Menurut Ketua Tim Percepatan Wisata Belanja dan Kuliner Kementerian Pariwisata Vita Datau, ada 5 masakan nasional Indonesia yang diperkenalkan kepada para chef internasional. Ada Rendang, Nasi Goreng, Sate, Soto, dan Gado-gado.
“5 kuliner nasional ini adalah hal pertama yang dipelajari pada saat kunjungan. Dan kelima kuliner ini sangat memukau para peserta,” tutur Vita Datau, Minggu (14/7).
Ilmu dari kelima masakan itu diberikan Chef Degan Septoadjie, salah satu Chef senior Indonesia. Ia memberikan kunci cara memasak 5 masakan nasional Indonesia di Padma Hotel Ubud, Kamis, 11 Juli lalu.
“Pengetahuan yang diberikan sangat lengkap. Tak hanya mengajarkan bagaimana cara memasaknya. Chef Degan juga memberikan pelatihan akan 5 bumbu dasar masakan Indonesia dan juga berbagai cerita serta filosofi di balik 5 masakan Nasional Indonesia,” papar Vita.
Para chef yang hadir sangat terpukau. Sebab, mereka tidak menyangka bahwa masakan Indonesia sedemikian hebatnya. Menurut mereka, kekuatan masakan Indonesia ada pada rasa yang sangat lezat. Dan semakin kuat karena olahan bumbu. Para chef ini mendapatkan cerita yang tidak pernah mereka dapatkan dari masakan negara-negara lainnya.
“Bahkan, para chef asal London menilai masakan Indonesia merupakan intrepretasi dari seni meracik dan mengolah bumbu, yang tentunya tidak dimiliki di dunia barat. Mereka sangat yakin 5 masakan nasional Indonesia di restoran mereka, akan membuat trend baru yang luar biasa untuk kuliner di London, Inggris,” terang Vita lagi.
Dijelaskannya, masakan Asia tengah naik daun di Eropa. Terutama, di kota multikultur seperti London Inggris. Alasannya, pasar Inggris sudah mulai jenuh dengan gaya masakan Eropa. Konsumen di Inggris sangat mencari masakan dengan gaya yang berbeda. Dan citarasa yang kaya, seperti masakan Asia.
“Masakan Asia yang dikenal di Inggris adalah dari Jepang, China, Korea, Thailand, Vietnam dan Malaysia. Namun, para Chef peserta kegiatan ini yakin kuliner Indonesia bisa bersaing. Karena, memiliki citarasa yang luar biasa,” paparnya.
Selama di Bali, para chef dan pemilik restoran mengikuti berbagai kegiatan wisata kuliner. Seperti Food Tour dengan Good Indonesian Food. Mereka diajak merasakan street food dan restoran destinasi kuliner kenamaan di Bali.
Peserta juga mengeksplorasi pasar lokal, serta bertemu dengan berbagai tokoh kuliner legendaris di Bali. Mereka juga mengunjungi berbagai produsen makanan lokal dan tradisional, mengikuti kegiatan petani dan nelayan di Bali, hingga berkunjung ke berbagai desa. Tujuannya hanya satu, merasakan masakan khas Bali dari rumah masyarakat, sambil mencoba tradisi Megibung.
Di akhir kegiatan, mereka akan ditantang oleh Tim Percepatan dan Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja Kementerian Pariwisata untuk kembali memasak dan menyajikan hidangan khas Indonesia berbekal ilmu yang telah mereka dapatkan selama perjalanan.
Apresiasi diberikan Menteri Pariwisata Arief Yahya, sebab, para chef internasional asal London itu itu juga diajak merasakan kuliner langsung dari masyarakat.
“Ide yang luar biasa. Karena, para chef bukan hanya mendapat ilmu dari sesama chef. Mereka juga diajak merasakan rasa otentik dari kuliner Indonesia. Caranya, langsung ke rumah masyarakat. Jadi para peserta pun tahu jika kuliner Indonesia itu memang nikmat di segala level,” paparnya.
Mantan Dirut PT Telkom itu berharap para peserta mendapat gambaran utuh mengenai kuliner Indonesia.
“Sehingga mereka bisa mengimplementasikannya dengan baik di negaranya nanti. Serta menyampaikan jika kuliner Indonesia sangat kaya akan rempah dan rasanya nikmat,” paparnya.
Dampak program ini bukan saja ke pariwisata tetapi semakin banyak chef2 dunia yang mempromosikan kuliner kita di restonya maka akan mendorong Trade and Investment melalui ekspor bumbu2 dan produk lokal kita” kata Menpar Arief Yahya.(*)