Daratan Masih jadi Paradigma Perikanan, Ini Saran Ketua Umum Kerapu

Ketua Umum Keluarga Alumni Perikanan Undip (Kerapu) Abdul Kadir Karding, berfoto bersama dosen dan mahasiswa pada Tasyakuran Dies Natalis Perikanan ke-51 di Auditorium FPIK Undip Tembalang, Semarang, Jumat (11/10/2019). Foto : Rita H

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Paradigma daratan menjadi salah satu tantangan yang dihadapi perikanan Indonesia pada masa yang akan datang. Implementasi kebijakan terhadap perikanan masih terkendala kultur daratan.

“Kultur daratan kita masih sangat kental walaupun kita tinggal di negara kepulauan. Publik belum memahami pentingnya perikanan di negara kepulauan,” ujar Ketua Umum Keluarga Alumni Perikanan Undip (Kerapu) Abdul Kadir Karding, usai menghadiri Tasyakuran Dies Natalis Perikanan ke-51 di Auditorium FPIK Undip Tembalang, Semarang, Jumat (11/10/2019).

Selain mengikis paradigma daratan tersebut, tantangan yang lain menyangkut kebijakan yang lebih kondusif, serta meningkatkan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya perikanan di negara kepulauan. Saat ini, pemerintah telah mencanangkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Baca juga:  Gelar Rakernas Kerapu, Karding Ingatkan Pengabdian Alumni dan Jejaring

Karena itu, langkah pemerintah tidak boleh berhenti hanya dalam slogan, tapi harus diimplementasikan dalam banyak kegiatan strategis.


Karding mengatakan, perikanan harus menjadi perhatian pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota. Selain untuk kepentingan konsumsi, menurutnya, ekonomi juga akan terbangun dengan perikanan.

“Pemerintah sedang bekerja keras. Visi pemerintahan Presiden Jokowi pada periode kedua yaitu meningkatkan kualitas SDM. Di sini relevansi perikanan karena SDM harus dimulai bukan dari ilmu, tapi gizi dan gaya hidup sehat. Perikanan adalah sumber gizi protein luar biasa, itu mengapa kami mendorong peningkatan konsumsi ikan kepada masyarakat,” tukasnya.

Karena itu, dalam kesempatan tersebut pihaknya berharap antarmahasiswa, dosen, alumni perikanan dan kelautan Undip saling bekerjasama dan kompak dalam membenahi sistem. Hal itu menyangkut policy (kebijakan) dalam pengurusan perizinan, investasi, membuka lahan, merivitalisasi tambak dan lain sebagainya harus diperbaiki.

Baca juga:  Jateng Kucurkan Rp10 Miliar, Perkuat Sektor Pertanian dan Perikanan

Tak kalah penting menurutnya adalah mampu menangkap visi besar dan beberapa peluang dimana poros Indonesia sebagai poros maritim. “Ini sebenarnya bukan jargon, tapi potensi yang harus kita tangkap.”

Dikatakan, isu-isu perikanan ke depan tak lepas dari persoalan ekologi. Karena itu, kita harus menangkap itu dan mampu menggabungkan antara potensi yang besar menjadi kekuatan kekuatan ekonomi masyarakat, tapi juga menjaga kesinambungan terutama alam.

Anggota DPR RI dari Fraksi PKB ini menambahkan, apa yang dilakukan Kerapu ini adalah satu langkah luar biasa. Bukan hanya peduli lingkungan, tapi juga mendorong peningkatan konsumsi ikan masyarakat.

“Ini juga untuk menginspirasi seluruh kelompok peduli dan perhatian terhadap dunia perikanan. Karena pemerintah sudah mencanangkan poros maritim. Kerapu ingin mendorong agar perikanan semakin dikenal. Kita harus mendorong perikanan menjadi ideologi dan budaya. Potensi perikanan tidak hanya laut, payau, tapi sudah saatnya kita kembangkan potensi perikanan air tawar untuk konsumsi, ekonomi, dan pariwisata. Ekonomi tumbuh, menyerap lapangan kerja, perikanan maju,” urainya.

Baca juga:  Pengamat Dorong Sudirman Said Kampanye Negatif

Di sisi lain, pihaknya juga mengajak mahasiswa dan Kerapu untuk menunjukkan kembali industri perikanan terutama budidaya. “Karena (budidaya) ini bisa banyak menolong secara ekonomi sekaligus juga sisi ketersediaan pakan sehat. Itu sangat penting dan berarti,” pungkasnya. rit/bis