Dari Auckland, Jakarta Marathon akan Kembali Menyapa Pencinta Lari Mancanegara

Dari Auckland, Jakarta Marathon akan Kembali Menyapa Pencinta Lari Mancanegara
Dari Auckland, Jakarta Marathon akan Kembali Menyapa Pencinta Lari Mancanegara

JATENGPOS.CO.ID, JAKARTA – Masih ingat kehebohan Jakarta Marathon 2018? Kala itu event lari internasional tersebut mampu menyedot lebih dari 12 ribu peserta. Tahun ini kemeriahannya kembali menyapa ibukota. Siapkan energi anda untuk melibas jalanan ibukota pada Minggu 27 Oktober 2019.

Hal itu yang juga dipromosikan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) di ajang Auckland Round The Bay 2019 yang dilaksanakan di Selandia Baru, 3 Maret 2019. Event ini masuk ke dalam Calender of Event Kemenpar 2019. Event ini heboh dan mendatangkan wisatawan mancanegara dengan jumlah banyak.

Saking hebohnya, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) kepicut untuk kembali turut serta mendukung event itu. Menurut Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani, Jakarta Marathon menjadi ajang prestisius bagi para pencinta lari.

“Jakarta Marathon menjadi salah satu ajang paling dinanti pencinta sport tourism khususnya lari. Baik itu atlet nasional maupun internasional. Ini dibuktikan dengan begitu meriahnya Jakarta Marathon tahun lalu,” ujar Rizki, Minggu (3/3).

iklan
Baca juga:  Peringati HUT RI, Poltekpar Medan Pupuk Nasionalisme

Begitu antusiasnya peserta di tahun lalu pun bukan tanpa sebab. Boleh dibilang Jakarta Marathon menjadi paket komplit bagi siapa saja. Begitu juga di tahun 2019 ini. Paket yang ditawarkan sama komplitnya. Apalagi saat ini Jakarta sudah memiliki MRT untuk transportasi para pelari.

Tahun ini, Jakarta Marathon akan menyajikan 5 kategori lari dengan sebaran usia merata. Untuk panjang track 42,195 Km ada 3 kategori yang berlaku bagi putra dan putri. Ada Marathon Open, Marathon Indonesian, dan Marathon Master 40+.

Untuk Marathon Master 40+ ini hanya berlaku bagi warga negara Indonesia dengan batasan usia minimal 40 tahun.

Kategori lainnya adalah Half Marathon Open dengan jarak tempuh 21,0975 Km. Untuk 3 kelas lainnya, yaitu 10 Km (usia minimal 13 tahun), 5Km (usia minimal 11 tahun), dan Maratoonz Open 1Km.

Untuk kelas Maratoonz Open 1Km ini berlaku bagi anak-anak usia 5-10 tahun. Memberi kemeriahan, ada juga gelaran Jakarta Marathon Expo pada 24-26 Oktober di P7 Ballroom, Kuningan City, Jakarta.

Baca juga:  Sukseskan Mandalika MotoGP 2021, Kemenparekraf Gelar Business Ghatering Industri Pariwisata

“Silahkan kunjungi https://thejakartamarathon.com. Di situ ada informasi lengkap terkait pendaftarakan dan lainnya. Langsung daftar saja. Proses pendaftaran sudah dibuka,” timpal perwakilan Jakarta Marathon Edi Purnomo.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Pemasaran Area IV (New Zealand, Oceania) Kemenpar Titik Lestari

menambahkan, jika kegiatan ini akan menjadi daya tarik tersendiri. Pasalnya festival ini mempunyai karakter dan ciri khas tersendiri yang sangat berbeda dengan ajang sport tourism lainnya. Pasalnya ajang ini digelar di jantung ibukota Jakarta. Suguhannya adalah kemegahan berbagai gedung di ibukota.

“Ini tentu menarik. Jakarta yang biasanya hiruk pikuk oleh berbagai kendaraan tiba-tiba dipenuhi ribuan orang berlari bersama. Apalagi saat ini olahraga telah menjadi bagian dari gaya hidup wisatawan. Mereka bukan sekedar berolah raga tetapi juga melakukan refreshing dari rutinitas,” kata Wawan.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya langsung ikut angkat suara. Baginya sport tourism merupakan cara efektif mendongkrak angka kunjungan wisatawan. Apalagi Jakarta mempunyai keunggulan baik itu atraksi, aksesibilitas serta amenitasnya. Tentunya ini menjadi nilai plus dari Jakarta.

Baca juga:  Teras Padi, Wisata Pegunungan Brebes Cocok untuk Liburan Tahun Baru

“Sport tourism merupakan satu dari sektor pariwisata teratas yang mampu mendatangkan wisatawan secara signifikan, baik domestik maupun mancanegara. Saya yakin Jakarta Marathon tahun ini semakin meriah. Kemenpar pun masif mempromosikan event ini di luar negeri,” ujar Menpar Arief.

Itu baru dampak langsungnya, dampak tidak langsung lebih hebat lagi. Event ini semakin mengukuhkan Indonesia sebagai juaranya sport tourism. Mata dunia pun akan tertuju ke Indonesia, karena cover up media baik lokal mau pun internasional begitu masif. Pemberitaan ini tentunya mengangkat pariwisata Indonesia khususnya Jakarta.

“Sebagai sport event, yang terbesar dicari adalah indirect impact, atau yang lebih sering disebut sebagai media value. Itulah yang tersebar luas di seluruh dunia, dan membuat pamor Indonesia khususnya Jakarta makin tenar lagi,” tutup Menteri Pariwisata Arief Yahya. (rif)

iklan