JATENGPO.CO.ID, KUDUS – Dilihat dari topografi dan kondisi geografisnya, terdapat dua dari sembilan kecamatan rawan bencana longsor di Kabupaten Kudus. Dua kecamatan tersebut yakni Dawe dan Gebog.
Hal itu diungkapkan Bupati Kudus Musthofa, usai memimpin Apel Siaga Bencana Alam di Alun-alun Kudus baru-baru ini. Selain bencana longsor di dua kecamatan, juga terdapat enam kecamatan lain rawan banjir.
Menurut Musthofa, enam kecamatan tersebar diwilayah Kecamatan Mejobo, Undaan, Kaliwungu, Jati, Bae dan Kecamatan Jekulo.
“Kita selaku pemangku kepentingan sebagai pelindung, penganyom dan pelayan masyarakat, harus bergerak cepat, tepat dan efisien jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam,” ujar Musthofa.
Penegasan itu dikatakan Musthofa, dihadapan ratuasan peserta apel, terdiri dari Polisi/TNI, Satpam, Ormas, Pelajar, Relawan dan masyarakat.
“Bencana alam tidak dapat diprediksi, bisa terjadi kapan saja dan dimana saja serta dapat menimpa siapa saja. Untuk itu peserta apel menyiapkan mental dan fisik dalam menanggulangi bencana alam.
Menurut Musthofa, bencana alam ditanggung bersama dan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Ia berharao semua sarpras sudah siap, relawan BPBD, Kodim dan Polres sudah terlatih.
Sementara itu, Kapolres Kudus AKBP Agusman Gurning dan Dandim 0722/Kudus Letkol Inf Sentot Dwi Purnomo menambahkan, jumlah personel yang telah disiagakan sebanyak 2/3 kekuatan.
“Sosialisasi sudah dilakukan sampai ke tingkat desa. Sebelumnya juga sudah dilakukan pembersihan kanal dan sungai,” kata Dandim Sentot.
Sebelumnya, jajaran Polda Jateng menyiagakan 1.127 anggota polisi dari tim Sabhara, Brimob dan Polair. Ketiga satuan tersebut dianggap telah memikiki kualifikasi yang siap diterjunkan saat terjadi bencana alam.
Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono mengatakan, sebagian personel sudah diterjunkan ke wilayah di Jawa Tengah yang merupakan daerah rawan bencana. Seperti halnya di Kabupaten Wonogiri, Sukoharjo, Karanganyar dan Kabupaten Purworejo.
“Sebagian anggota masih stand by di markas sambil menunggu satuan wilayah atau kapolres yang meminta bantuan,” kata Kapolda Condro didampingi Kapolres Kudus AKBP Agusman Gurning saat menghadiri pengajian Maulid Nabi di Mapolres Kudus, Kamis (30/11) malam.
Bahkan arahan dari Mabes Polri, kata Chondro, Polda Jateng juga diminta menyiagakan 500 personel Brimob. Pasukan itu untuk dikirim membantu dalam mengevakusasi korban bencana alam di Gunung Agung Bali.
“Setiap Polres sudah mendapat arahan dari Kapolri. Jika personelnya tidak mencukupi, kami akan perbantukan personel dari Polda dan berkoordinasi dengan BPBD,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus Bergas Catursasi Penanggungan menambahkan, tingginya instensitas curah hujan diperkirakan pada bulan Desember 2017 sampai Januari 2018 mendatang.
Selama dua bulan tersebut, kata Bergas, bencana banjir dan tanah longsor bisa saja sewaktu-waktu terjadi. “Ancaman yang perlu diwaspadai yakni banjir dan tanah longsor serta terpaan angin puting beliung,” terangnya.
Namun demikian, lanjut Bergas, masyarakat Kota Kretek diminta tetap waspada dan melakukan tindakan preventif. Hal itu untuk meminimalisir terjadinya bencana banjir dengan membersihkan saluran air disekitar rumahnya.
Menurut Bergas, daerah cekungan di Kabupaten Kudus yang rawan banjir, yakni diwilayah Kecamatan Jekulo, Mejobo, Jati dan Kaliwungu. Sedangkan untuk daerah rawan longsor, yakni berada di wilayah lereng Pegunungan Muria Kecamatan Gebog dan Dawe.(han/rif)