Delli Meladi Tak Surut Cetak Prestasi

Delli Meladi, musisi difabel, saat tampil menghibur pengunjung di sebuah resto di Semarang. FOTO : DWI SAMBODO/JATENGPOS.CO.ID

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Terlahir tidak sempurna, Delli Meladi tak pernah mengeluh dan menyalahkan diri sendiri. Meski tak bisa melihat, Delli tetap semangat menjalani hidup.

Sadar dengan kekurangan yang dimilikinya, Delli yang hanya tamatan Sekolah Luar Biasa (SLB) tingkatan Sekolah Dasar (SD) di Kota Lunpia, terus mengasah bakatnya di dunia musik. Hobinya bermusik akhirnya bisa dikembangkan dengan baik. Ia pun dikenal sebagai seorang musisi.

“Selepas SLB, saya mulai berpikir untuk bisa sejajar dengan manusia normal lainya. Pelan tapi pasti, hobi mendengarkan musik sejak kecil saya kembangkan dengan mencoba belajar alat musik yakni kibor. Awalnya canggung dan merasa tak mampu untuk memainkan alat musik tersebut, tetapi semangat hidup yang didukung oleh keluarga menjadi motivasi saya untuk terus maju dan berkembang,” ujarnya kepada Jateng Pos, di sela menghibur pengunjung sebuah resto di Semarang, Senin (4/12) malam.

Baca juga:  Pasangan Ganda Campuran Melati/Praveen Lolos Ke Babak Dua Korea Open 2019

Ia menegaskan, tidak ada sukses yang terjadi jika manusia hanya bisa pasrah dan menerima keadaan. Kegigihan dan pantang menyerah adalah modal besar dirinya untuk bisa menunjukkan kepada dunia nyata bahwa orang cacat juga bisa berkarier dan mencetak prestasi.

iklan

“Alhamdulillah, terima kasih kepada guru musik yang membimbing saya dengan penuh kesabaran, yang bisa membuat saya dapat berkarier di dunia musik. Bahkan, menjadi sumber rezeki saya, dan bisa mencetak prestasi,” terang pemegang rekor MURI sebagai pemain kibor yang memecahkan rekor menyanyikan 600 lagu dalam waktu sehari, beberapa tahun lalu.

Delli mengaku sangat bersyukur meski terlahir tidak sempurna. Ia mengatakan, kekurangan tidak menjadi halangan untuk terus berkarya dan dapat bermanfaat bagi semua orang.

Baca juga:  Syahdu, Pergantian Tahun Diiringi Gaung Gong

“Sukses hidup yang saya jalani tak lepas dari dukungan keluarga, dan itu saya manfaatkan dengan baik. Tiada rotan akar pun jadi. Dalam arti, mata saya nggak bisa melihat saya diberi anugerah mata batin kuat. Saya merasa seperti manusia normal lainnya,” ucap Delli,  yang ingin dapat membina rumah tangga. (ucl/bow)

iklan