JATENGPOS.CO.ID, BATANG – Penularan penyakit HIV/AIDS di Kabupaten Batang makin memprihatinkan. Tahun 2015, ada 165 orang terjangkit HIV dan 22 orang lainnya terjangkit AIDS. Dari jumlah itu, 22 orang tewas. Kemudian pada tahun 2016, 97 orang terjangkit HIV dan 28 orang terjangkit AIDS dan 12 orang tewas. Lalu tahun 2017, ada 89 orang terjangkit HIV dan sisanya 22 orang terjangkit AIDS, hingga 16 orang tewas. Jadi, sedikitnya ada 50 orang tewas dalam waktu 3 tahun terakhir. “Di Kabupaten Batang hampir semua kecamatan ada warga yang kena HIV/Aids. Kami berharap ada kesadaran masyarakat untuk hidup sehat serta berani sehat dengan dengan melakukan tes HIV dan obati,” ucap Sekretaris Komisi Penangggulangan Aids (KPA) Kabupaten Batang Mudhofir disela jalan sehat peringatan hari AIDS, Kemarin.
Kabupaten Batang masuk dalam urutan ke tiga kasus HIV dan Aids setelah Semarang dan Kabupaten Grobogan. Ini merupakan fenomene gunung es. Sehingga jumlah sebenarnya penderita HIV.Aids di Batang jauh lebih banyak dari data yang ada. KPA telah memberdayakan masyarakat untuk menanggulangi. “Kita tersu sosialisasi dan tes darah agar di ketahui status mereka kena apa tidak, kalau ditemukan akan kita obati dan kita beri konselor dan bagi yang negatif untuk dapat mempertahankan agar tidak menularkan karena ketidaktahunya,” beber Mudhofir
Sedangkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang, dr. Hidayah Basbeth menyebut. sejak 2015 saja, jumlah pengidap penyakit mencapai 423 orang. Tahun 2015 ada 187 pengidap HIV/AIDS baru, 22 di antaranya meninggal dunia. Sehingga Kabupaten Batang menduduki peringkat ketiga di jawa Tengah dengan jumlah pengidap HIV terbanyak dan peringkat kesepuluh untuk pengidap AIDS nya. Di Kabupaten Batang, jumlah pengidap HIV/AIDS terbanyak berada di wilayah Kecamatan Batang yang mencapai 123 orang dari total penderita. Disusul Kecamatan Bandar yang mencapai 92 orang. Sisanya merata, tersebar di Kecamatan lainnya.
Dr Basbeth menuturkan, faktor heterokseks (gonta-ganti pasangan) menjadi penyebab tertinggi penularan wabah HIV/AIDS di Kabupaten Batang. Dimana kebanyakan dari mereka merupakan Ibu rumah tangga (pekerja seks komersial). Semuanya berusia produktif, antara 26–49 tahun. Yang mengenaskan lagi, dari sekian banyak pengidap HIV/AIDS, Dinkies menemukan 28 balita yang terjangkit penyakit tersebut. “Ya, kita temukan 28 balita terkena penyakit mematikan itu karena tertular ibunya, 5 balita lainnya meninggal dunia,” tukasnya.
Senada dr. F. Broto S. SP PD dari RSUD Batang mengatakan, perkiraan resiko dan waktu penularan HIV AIDS dari ibu ke bayi cukup tinggi. Selama kehamilan dapat beresiko 5% sampai dengan 10%, ketika persalinan 10% sampai dengan 20%, melalui air susu ibu 10% sampai dengan 15%, keseluruhan resiko penularan 25% sampai dengan 45%. “Pada akhir November 2017, dari 11. 000 orang yang melakukan tes HIV, yang positif kena Aids 131 orang,” tukasnya. Dinkes juga rutin melakukan test terhadap para PSK di 8 lokalisasi Se Kabupaten Batang. Pengambilan test itu kata Basbeth dilakukan setiap tiga bulan sekali. Delapan lokalisasi itu yakni, Boyongsari, Bongcina, Tamanan, Penundan, Jerakah Payung, Panti pijat, Komplek Karaoke Wuni dan tempat kos kosan di wilayah Banaran.(edo/fel/dik)