JATENGPOS. CO. ID, PATI – Ratusan warga menggelar aksi demo di depan kantor Desa Dengkek Kecamatan Pati, Kabupaten Pati. Mereka menduga kepala Desa Dengkek melakukan korupsi karena sejumlah proyek pekerjaan tidak kunjung selesai hingga tidak adanya kejelasan.
Dalam aksi demo tersebut ratusan masa mendorong keterbukaan dana anggaran pendapatan dan belanja pemerintah desa tahun 2021 – 2024.
Koordinator aksi, Bagas Adi Saputra, mengatakan demo ini bertujuan untuk memberi tahu dinas terkait agar memeriksa pemerintah Desa Dengkek. Sebab ada dugaan penyelewengan anggaran pembangunan desa.
“Kita menuntut Kepala Desa Dengkek agar segera menuntaskan pembangunan Gedung serba guna dan mengaudit internal keuangan desa oleh pihak yang berwenang dan dinas terkait karena ada dugaan penyelewengan selain pembangunan balai desa ada penemuan banyak yang tidak bisa disebutkan satu per satu,” jelas Bagas kepada wartawan ditemui di lokasi, Kamis (9/1).
Dia menduga ada beberapa proyek yang diduga dikorupsi oleh kades Dengkek. Seperti pembangunan balai desa, ketahanan pangan hingga anggaran desa yang tidak jelas. Dia menduga ada potensi kerugian akibat ulah kadesnya mencapai Rp 1 miliar.
Sementara itu Kepala Desa Dengkek, Muhammad Kamjawi, mengaku menyikapi aspirasi yang disampaikan warganya. Dia berjanji akan menyelesaikan keluhan dari warganya ini.
“Keluhan itu tadi kita sikapi dengan baik akan kita selesaikan semua. Sebetulnya ada semua seperti ada yang sudah selesai. Tapi diajukan lagi nanti akan diklarifikasi saja,” jelas Kamjawi ditemui di kantornya.
Lebih lanjut, Kamjawi menerangkan pembangunan balai desa ada kendala, karena molor dari target yang seharusnya selesai bulan Desember 2024 ini. Dia berjanji akan menyelesaikan proyek tersebut pada Februari mendatang.
“Pembangunan ini sudah kita sepakati dengan CV dan kita juga buat perjanjian tanggal 25 Desember 2024 harus selesai, tapi sampai saat ini belum selesai juga, kemarin kita juga sudah panggil lagi CV nya dan bertanya kapan selesai. Mereka janji Februari akan selesai,” terang dia.
Kesempatan yang sama, Camat Pati, Didik Rudiantono, mengatakan telah mempertemukan antara warga dengan Kepala Desa Dengkek. Ada 12 poin tuntutan dari warga kepada pemerintah Desa Dengkek.
Pertama terkait dengan masalah pembangunan balai desa yang belum selesai. Selanjutnya proyek ketahanan pangan berupa pembangunan irigasi ada dua titik yang belum selesai.
“Masing-masing titik ada Rp 70 juta. Dua titik Rp 140 juta,” jelasnya.
Lalu ada pembangunan saluran air di RT 10 yang belum selesai 100 persen.
“Juga lelang bondo desa yang hasilnya belum diketahui. Lalu juga bantuan beras, pengadaan laptop dan proyektor belum dibelanjakan. Proyek padat karya belum digunakan kepentingan kepala desa,” jelasnya.
Tak sampai di situ, warga juga menilai kepala desanya ini dianggap belum mempunyai keteladanan. Sebab, saat rapat hingga motor dinas tidak dipasang pelat nomor polisi.
“Juga bapak kepala desa sering tidak memakai seragam dinas,” ujarnya.
Didik menyampaikan hasil aksi ini akan disampaikan kepada Bupati Pati. Setelah itu akan menurunkan tim Inspektorat Pati untuk memeriksa Kades Dengkek.
“Akan kami laporkan kepada Bapak Bupati, dan Bupati akan menurunkan tim inspektorat untuk mengaudit memeriksa pemerintahan desa Dengkek,” pungkas dia.(Ida/rit)