JATENGPOS.CO.ID, DEMAK – Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinpermades P2KB) Kabupaten Demak melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi pemberdayaan masyarakat di Kampung KB Desa Serangan Kecamatan Bonang, Jumat (9/9/2022).
Kegiatan yang dipusatkan di Balai Desa Serangan dalam rangka percepatan penurunan angka Stunting di Kabupaten Demak ini, dihadiri Kepala Dinpermades P2KB, perwakilan BKKBN Jateng, Camat Bonang, Kepala Puskemas Bonang,Ketua Pokja Kampung KB se Kecamatan Bonang, Kader TPK dari Desa Lokus Stunting dan Kampung KB Kecamatan Bonang serta Korlap dan PLKB Kecamatan Bonang.
Menurut Taufik Rifai Kepala Dinpermades P2KB Demak, kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam tema besar Kampung KB dan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) Berbasis Pangan Lokal yang telah di launching di Kampung KB Desa Temuroso Kecamatan Guntur beberapa waktu lalu.
“Monitoring peningkatan pengelola Kampung KB ini dalam rangka percepatan penurunan stunting dalam penyediaan menu sehat atasi stunting berbasis bahan pangan local,” kata Taufik Rifai.
Dalam kegiatan monitoring dan evaluasi ini, juga diadakan lomba menu sehat atasi stunting berbahan pangan lokal dari Kecamatan Bonang.
Lomba diikuti sebanyak 10 peserta Tim Pendamping Keluarga (TPK) dari unsur PKK. Lomba menu sehat tersebut, juara pertama dari Desa Betahwalang, juara kedua Desa Kembangan dan juara ketiga Desa Serangan.
Stunting pada anak memang harus menjadi perhatian dan diwaspadai. Kondisi ini dapat menandakan bahwa nutrisi anak tidak terpenuhi dengan baik. Jika dibiarkan tanpa penanganan, stunting bisa menimbulkan dampak jangka panjang kepada anak. Anak tidak hanya mengalami hambatan pertumbuhan fisik, tapi nutrisi yang tidak mencukupi juga memengaruhi kekuatan daya tahan tubuh hingga perkembangan otak anak.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun. Balita pendek (stunted) dan sangat penting (severety stunted) adalah balita dengan panjang badan (PB/U) dan tinggi badan (TB/U) menurut umurnya dibandingkan dengan standar baku WHO-MGRS tahun 2006. (*)