JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Demi meningkatkan layanan kesehatan terhadap masyarakat, Palang Merah Indonesia ( PMI) Kota Semarang meresmikan Klinik Utama di jalan Soegijapranata Semarang. Peresmian bertepatan dengan momen ulang tahun PMI Kota Semarang ke-78th, Minggu (17/9).
Klinik utama ini merupakan pengembangan sebelumnya yakni Klinik Pratama. Klinik tersebut mengkhususkan pelayanan pasien yang mengalami permasalahan darah.
Ketua PMI Kota Semarang Awal Prasetya menjelaskan ,klinik utama ditujukan untuk hirilisasi produk darah yang diambil dari sukarelawan pendonor darah Kota Semarang.
“Klinik utama ini lebih diperuntukkan melayani layanan pengembangan hematologi onkologi medic dan berbagai spek yang mendukung perbaikan kualitas hidup pada problem para pasien tersebut,” jelasnya.
Menurutnya, ada beberapa usulan yang diberikan Direktur JKN dan Dinkes kota Semarang terkait klinik tersebut. Selain memberikan layanan transfusi darah, klinik tersebut juga menyediakan obat hemostatik untuk pasien ematologi onkologi.
“Selain itu juga diberikan layanan kesehatan gigi, baik realisasi medic dan fisioterapi di klinik dan semua pasien akan didukung kesehatanya,” harap Awal.
Terkait pembiayaan perawatan ,pihaknya telah mengajak diskusi dengan menggandeng JKN . ”Kami mengadakan diskusi untuk menjajaki peluang pembiyayan perawatan di klinik utama ini melalui jaminan JKN. Kami pun menghadirkan direktur JKN ,” tambahnya.
Awal mengatakan,pada klinik ini, PMI lebih menfokuskan pertolongn pasien.
Pihaknya tidak membebankan biaya terlalu tinggi terhadap pasien yang sedang menjalani perawatan, untuk biaya bisa dipikul bareng. “Kalau datang di layanan Kota Semarang yang sudah universal coverage bisa di manfaatkan, tetapi kalau terpaksa belum dicover, kami upayakan biaya tetap ekonomis,” tandasnya.
Sementara itu Kepala Dinkes Kota Semarang, Moh Abdul Hakam menekankan setiap klinik pratama ataupun utama di Kota Semarang harus memiliki unggulan.
Pihaknya mengapresiasi PMI Kota Semarang membuka klinik utama khusus pelayanan medik kasus darah dan kanker. Dia berharap agar tidak terjadi penumpukan di rumah sakit.
Menurut Hakam, pelayanan darah di Kota Semarang terlalu banyak saat ini. Berkisar 40 persen di antaranya berasal dari dalam kota, maupun dari kabupaten lain yang datang ke Semarang .”Jika pelayanan darah dan kanker ini terlaksana, harapannya antrean di rumah sakit bisa terurai,” ujarnya.
“Bila mengalami hematologi onkologi biasanya HB pasien turun. Oleh karena itu dibutuhkan transfusi darah,” imbuhnya. Oleh karena itu perlu disiapkan klinik utama PMI, yakni instalansi gawat darurat (IGD), SDM dan alat –alat menangani emergency di antaranya ventilator.
Ia berharap pembiayaan perawatan hematologi onkologi di klinik utama PMI Kota Semarang bisa ditanggung BBJS kesehatan.
“Masyarakat yang datang diklinik itu bisa menjalani perawatan tanpa dikenakan biaya dan kami mendorong klinik utama PMI Kota Semarang menjadi klinik khusus,” katanya.
Direktur JKN Lily Kresnowati menuturkan saat ini belum ada kerjasama khusus hermatologi ontologi, karena saat ini hematologi belum masuk ke JKN. ”Khusus klinik hematologi ontologi masih proses penjajakan kedepannya seperti apa,” kata Lily.(mil/bis)