JATENGPOS.CO.ID. AMBARAWA- Dinas Pertanian Peternakan dan Pangan (Distan) Kabupaten Semarang mengusulkan sertifikasi 12 komoditas unggulan ke Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) Badan Litbang Kementerian Pertanian RI.
Nantinya akan diterbitkan sertifikat yang menerangkan kekhususan (spesifikasi) komoditas hortikultura tersebut. “Komoditas yang telah mendapatkan sertifikat akan memiliki nilai jual lebih tinggi. Sehingga berdampak pada kesejahteraan para petani,” terang Plt Kepala Distan Samsul Hidayat disela-sela acara Festival Hortikultura Kabupaten Semarang di Gedung Pemuda Ambarawa, Sabtu, (24/2).
Festival Hortikultura yang menampilkan aneka komoditas mulai dari durian, pisang, alpokat dan biofarmaka itu dibuka oleh Bupati Semarang H Mundjirin. Hadir pada acara itu perwakilan Forkompimda dan undangan lainnya.
Ditambahkan oleh Samsul, saat ini ada dua komoditas hortikultura yang telah bersertifikat. Yakni alpokat jenis Kalibening dan Rejosari dari Bandungan serta durian kaning dan sifa dari Desa Brongkol Kecamatan Jambu. “Saat ini ada sekitar 12 jenis komoditas hortikultura yang sedang dalam proses penerbitan sertifikat. Sebagian diantaranya adalah buah alpokat dan durian yang memang banyak jenisnya,” ujarnya.
Untuk komoditas durian, lanjutnya, jenisnya terhitung banyak. Buah dengan kulit berduri dan itu tersebar di tiga sentra yang memiliki ciri khas masing-masing yakni di Kecamatan Banyubiru, Jambu dan Tuntang. Keragaman jenis ini justru menaikkan daya tarik dan daya jual durian Kabupaten Semarang.
Sertifikat bagi tanaman hortikultura unggulan lokal itu antara lain menerangkan tentang asal usul tanaman dan kemampuan produksinya. Sehingga menjadi keterangan formal tentang spesifikasi tanaman komoditas itu.
Pihak Distan sendiri terus melakukan pendampingan teknis kepada para petani maupun kelompok tani untuk mengembangkan aneka komoditas yang dinilai memiliki keunggulan. Salah satunya dengan mendukung pembibitan tanaman komoditas lewat institusi dinas maupun di kelompok tani.
“Total ada sekitar 300-an dari kurang lebih 1.800 kelompok tani yang kita dampingi secara intensif terkait pengembangan tanaman hortikultura unggulan. Tujuannya untuk menjaga ketersediaan produk unggulan di pasaran,” tuturnya.
Kelompok tani tersebut membudidayakan aneka komoditas seperti biofarmaka, tanaman hias dan sayur mayur. Mereka mendapat pendampingan berupa pelatihan maupun aplikasi teknologi pertanian.
Dihadapan para petani hortikultura, Bupati H Mundjirin meminta untuk menjaga mutu produk unggulan masing-masing. Menurutnya, jaminan mutu komoditas menjadi hal penting agar pangsa pasar tetap terjaga.
“Jangan sampai terjadi salah paham seperti buah durian yang dijual di tepi jalan Raya Ambarawa – Magelang yang dikira berasal dari Desa Brongkol karena letaknya berdekatan. Padahal buah durian itu dari luar daerah,” ujarnya. (muz)