JATENGPOS.CO.ID. BREBES– Akibat bencana longsor di Bukit Lio Desa Pasirpanjang, Kecamatan Salem dan banjir bandang di Desa Capar, sebanyak 751 masih mengungsi. Mereka menempati rumah-rumah warga dan gedung. Ada pula yang menempati kantor desa.
Camat Salem Apriyanto Sudarmoko menjelaskan, masih terdapat pengungsi di Desa Pasirpanjang sejumlah 82 orang. ”Mereka menempati rumah-rumah warga dan juga gedung Madin Al Amin Pasirpanjang,” katanya, Rabu (1/3).
Sementara hingga kemarin, jumlah pengungsi akibat banjir bandang di Desa Capar sejumlah 669 orang. Mereka menempati Kantor Desa Windusakti sebanyak 668 orang dan Kantor Desa Winduasri 1 orang.
”Banjir bandang juga menyebabkan empat rumah di Dukuh Cikarae RT 02 RW 02, Desa Pasirpanjang hanyut terbawa sungai dan 40 rumah lainnya rusak. Saat ini sedang dalam upaya tanggap darurat sebagai upaya penanganannya,” jelasnya.
Terkait bencana longsor Bukit Lio, meski sudah pencarian sudah dihentikan, suasana duka masih menyelimuti rumah-rumah warga yang salah satu anggota keluarganya menjadi korban tanah longsor tersebut. Meski telah mengikhlaskan kematian keluarganya, tak urung peristiwa longsor tersebut sulit dilupakan oleh mereka.
Kamis (1/3) di pemakaman Julang, Desa Pasirpanjang dilakukan pembongkaran makam yang sebelumnya merupakan bagian anggota tubuh korban untuk diserahkan kepada pihak keluarga. Hal itu menyusul teridentivikasinya bagian tubuh korban, setelah Tim DVI Polda Jateng melakukan test DNA.
”Setelah berhasil diidentifikasi, maka diserahkan kepada pihak keluarga untuk kembali dimakamkan sesuai keinginan keluarganya,” jelas Camat Salem Apriyanto Sudarmoko.
Adapun hasil identifikasi, korban yang berhasil diungkap identitasnya yakni, Tewol alias Kiswan, 42, warga RT 03 RW 03, Desa Pasirpanjang yang berprofesi sebagai sopir; Darsip, 51, warga RT 04 RW 02, Desa Pasirpanjang berprofesi sebagai pedagang; dan Sarmah, 96, warga RT 01 RW 03 , Desa Pasirpanjang yang juga pedagang.
Tiga korban tersebut masuk dalam 12 orang meninggal akibat longsor Bukit Lio. Ketiganya dimakamkan berdampingan. Sementara enam lainnya hingga berakhirnya operasi pencarian belum dapat ditemukan. Akibat bencana longsor tersebut, masih terdapat pengungsi di Desa Pasirpanjang sejumlah 82 orang.
”Mereka menempati rumah-rumah warga dan juga gedung Madin Al Amin Pasirpanjang,” imbuh Camat.
Sementara itu, Kades Ciputih Slamet Becco menambahkan, longsor yang terjadi Kamis (22/2) lalu, menyebabkan dua warganya, yakni Wartinah, 45, dan Marsu’i,64, masuk dalam korban tewas.
”Untuk Wartinah berhasil ditemukan. Sementara Marsu’i hingga hari terakhir pencarian tidak berhasil ditemukan,” ungkap Becco.
Becco mengatakan, keduanya masih terikat garis kerluarga dengan dirinya. Sejak Wastinah ditemukan dalam kondisi meninggal, setiap malam digelar tahlil termasuk juga di rumah Marsu’i.
”Masing-masing keluarga sudah mengikhlaskan, setiap malam kami semua berdoa agar mereka dapat diterima di sisiNya,” imbuhnya. (pri/fat/jpnn/muz)