JATENGPOS.CO.ID, PATI – DPRD Kabupaten Pati, Jawa Tengah, mengaku prihatin dengan kualitas pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) RAA Soewondo setelah naik kelas dari C ke B serta berstatus akreditasi bintang lima, bukannya semakin meningkat justru semakin menurun.
“Jika kualitas pelayannya masih buruk, tentunya tidak layak terjadi di RSUD milik pemerintah yang berstatus akreditasi bintang lima,” kata Wakil Ketua I DPRD Pati Joni Kurnianto didampingi Ketua Komisi D Wisnu Wijayanto usai rapat koordinasi dengan jajaran manajemen RSUD RAA Soewondo di DPRD Pati, Kamis.
Hadir dalam rapat koordinasi tersebut, Wakil Direktur Pelayanan Joko Subiyono, Kabid Pelayanan Slamet Sutaryo, dan Bendahara Martono.
Menurut dia tidak pantas naik kelas jika kualitas pelayannya masih buruk dan belum ada perbaikan secara signifikan.
Sistem pelayanan di rumah sakit kelas B tersebut, kata dia, perlu dirombak total agar keluhan dari masyarakat tidak terus menerus terjadi.
Ia mencatat sudah banyak masyarakat yang mengeluhkan buruknya kualitas pelayanan di rumah sakit pemerintah tersebut.
“Saya sendiri pernah menelpon RSUD RAA Soewondo Pati dari pukul 12.00 WIB dan baru direspons pada pukul 22.00 WIB,” ujarnya.
Adapun pelayanan yang paling dikeluhkan, yakni terkait pelayanan rujukan yang sering kali lambat dalam merespons ketika ada pasien dari Puskesmas atau rumah sakit kelas C yang akan dirujuk.
“Karena lama dalam merespons, bahkan ada yang tidak direspons RSUD RAA Soewondo akhirnya pasien dirujuk ke rumah sakit di Kudus. Padahal, direktur RSUD Kayen ketika hendak merujuk pasiennya pernah menelpon sendiri ke RSUD Soewondo dan tidak direspons,” ujarnya.
Ia menganggap kondisi demikian tidak hanya menjadikan sistem pelayanan kesehatan secara umum di Pati terdampak, mengingat ruang perawatan pasien masih banyak yang kosong tingkat kunjungan pasien hanya 16 persen dari kapasitas yang ada.
Ketersediaan ruang perawatan khusus pasien COVID-19 juga dipermasalahkan karena hanya menyediakan 16 tempat perawatan bagi pasien corona dengan penyakit penyerta, sedangkan ruang isolasi bagi orang tanpa gejala (OTG) hanya 60 kamar.
Sementara jumlah penduduk Pati mencapai 1,3 juta jiwa, sedangkan kasus COVID-19 terus merangkak sehingga belum sebanding.
Atas permasalahan tersebut, pihak RSUD RAA Soewondo juga tidak menampik jika kualitas pelayanannya memang masih rendah, sedangkan DPRD memberi waktu satu pekan untuk dapat menjelaskan dan membenahi pelayanan. (fid/ant)