JATENGPOS.CO.ID, KLATEN – Mencuatnya permasalahan hukum yang terjadi di pemerintahan Desa Gedaren, Jatinom, Klaten membuat Agung Wiranta, SH. MH. selaku praktisi hukum kelahiran desa Gedaren prihatin dan kecewa.
Pasalnya, kepercayaan yang diberikan masyarakat telah disalahgunakan. Harusnya aparatur desa selaku tangan panjang masyarakat itu menjalankan amanah dengan mengedepankan kepentingan umum sebagai hal utama, bukan sebagai pihak yang mencari keuntungan dari program pemerintahan.
“Butuh komitmen dan lepas dari unsur kepentingan pribadi dalam mengemban tanggung jawab menjalankan program pemerintah. Selain itu, dibutuhkan pula pemimpin dengan karakter bersih, tegas, serta memikirkan kepentingan masyarakat selaku motor pengeraknya,” ungkap Agung Wiranta.
Lebih lanjut Agung Wiranta menjelaskan, tentang permasalahan hukum yang terjadi di Gedaren, dinaikannya status penyelidikan ke penyidikan oleh Kejaksaan Negeri Klaten, mengindikasikan telah terjadi dugaan penyimpangan dalam pelaksanaan program pembangunan desa.
Melalui penyidikan ini, aparat penegak hukum akan mengumpulkan alat bukti yang relevan dan siapa yang bertanggung jawab dalam penyimpangan APBDes yang dikelola oleh perintahkan desa Gedaren.
“Pada tahapan penyidikan ini, aparat penegak hukum telah meyakini adanya peristiwa hukum terkait penyimpangan APBDes di desa Gedaren dan kembali memanggil saksi-saksi untuk mengumpulkan alat bukti mengarah ke siapa bertanggung jawab atas penyimpangan ini,” tegasnya.
Apresiasi ia berikan kepada masyarakat Gedaren yang telah ikut serta dalam pengawasan pengelolaan dan pembangunan desa, sehingga penyimpangan yang terjadi segera ditangani oleh aparat penegak hukum.
Selain pengawasan ia menghimbau, agar masyarakat lebih selektif dalam memilih pemimpin, karena pemimpin merupakan salah satu faktor yang akan membawa Gedaren ke perbaikan, percayakan kepemimpinan ke mereka yang memiliki komitmen menjalankan roda pemerintahan desa yang bersih, transparan, tegas serta mengutamakan kepentingan umum untuk kemakmuran masyarakat desa Gedaren.
“Tangung jawab masyarakat saat ini adalah menggunakan hati yang jernih untuk memilih pemimpin yang tepat, apabila salah, maka kemungkinan hal yang sama terulang kembali,” pungkasnya.(BIS/Aya/rit)