Dukung Ketahanan dan Kemandirian Pangan, Peragi Komda Jateng Jawab Tantangan Ganjar

AUDIENSI : Peragi Komda Jateng saat audiensi dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Foto : Ist/Jateng Pos

JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Sektor pertanian di Provinsi Jawa Tengah saat ini masih memerlukan sistem pertanian yang dikelola secara terstruktur dan sinergis yang mencakup fungsi koordinasi, perencanaan, implementasi, dan pengendalian sistem pertanian secara inovatif dan sistematik. Hal tersebut melalui pemanfaatan jejaring, informasi dan teknologi, yang terpimpin secara terpadu dengan peran serta masyarakat, pelaku/asosiasi, industri, akademisi dan pemerintah.

Dalam hal pertanian saat ini yang menjadi tujuan adalah kepentingan bersama dalam rangka meningkatkan kualitas hasil pangan serta kesejahteraan petani. Sebagai solusi untuk meningkatkan potensi pertanian di Jawa Tengah serta meningkatkan kesejahteraan petani, Salah satunya dengan mengembangkan sebuah sistem yang mengaplikasikan financial technology untuk kemudahan akses para pelaku bisnis di bidang pertanian.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, memberikan enam tantangan pada Perhimpunan Agronomi Indonesia (Peragi) Komda Jawa Tengah, untuk ikut mengembangkan seluruh potensi pertanian di Jawa Tengah.

“Ada 6 tantangan terhadap produksi pangan Jawa Tengah, Inovasi budidaya untuk peningkatan produksi padi lebih dari 8 ton, Pendampingan wilayah kelompok untuk produksi padi, Peningkatan kerjasama antar instansi, Penguatan aturan lahan lestari, PERAGI bebas politik dan Komitmen ketersediaan lahan dan harga.” ungkap Ganjar saat menerima Kunjungan tim Peragi Komda Jateng, 8 Juli 2022.

Dari tantangan tersebut, Peragi Komda Jawa Tengah yang dikoordinir oleh Prof. Dr. Bambang Pujiasmanto, MS. bersama tim memberikan solusi guna mengatasi hal tersebut diantaranya dengan budidaya jarwo 2:1 dan pemupukan tepat. Penggunaan beberapa varietas unggul berproduksi tinggi adaptif terhadap perubahan iklim ,apalagi kondisi cuaca yang akhir akhir ini fluktuatif terjadi di tingkat lokal. Tantangan produksi kedelai, dapat diwujudkan dengan budidaya kedelai yang menghasilkan lebih dari 3 ton terbukti di daerah Grobogan, menggunakan varietas Grobogan.

“Demikian pula Potensi peningkatan produksi bawang putih bisa dilakukan telah dilakukan uji paket teknologi th.2021 dg penelitian di kelurahan Tawangmangu Karanganyar, Var.Lumbu Hijau mampu mencapai 19 ton, agar stabil maka Kunci penerapan teknologi peningkatan produksi di tingkat petani adalah pendampingan teknologi.” ungkap Prof Bambang.

Sejumlah anggota Peragi juga menyampaikan pendapat dan solusi atas tantangan Gubernur Ganjar tersebut, diantaranya Dr. Joko Purnomo dari BPPT Jawa Tengah yang menyampaikan tidak kalah pentingnya adalah Sistem Informasi Geografis tersedia di BBSDLP dalam memecahkan permasalah pertanian. Sementara itu Dr. Mugiharjo berpendapat bahwa Tantangan produksi padi dapat dipenuhi dengan pemupukan tepat dan subsidi pupuk yg tepat, Teknologi untuk menanggulangi perubahan cuaca, Peluang pengembangan alternatif pangan sorgum digalakkan.

“Petani akan lebih sejahtera dengan menanam padi dengan produksi mencapai tingkat yang menguntungkan.Diperlukan kontinuitas input data real time dalam penanaman.” kata Dr Mugiharjo.

Selanjutnya oleh Dr. Budi Adi Kristanto, dosen Fakultas Peternakan Undip menyampaikan perlu pendampingan untuk keberlanjutan produksi padi, “Keterlibatan petani milenial dan tantangan produksi kedelai perlu ada kesepakatan petani dan stake holder lain (Perhutani). Juga pengembangan sorgum untuk pangan, pakan, bioetanol.” imbuhnya.

Sedangkan Hendy Hendro, memberikan solusi pembuatan pupuk alternatif dengan mal/ecoenzim. Kerjasama antara Dinas, Universitas, Lembaga penelitian & perusahaan untuk peningkatan produksi. Efisiensi penggunaan air mengatasi dampak el nino. Produksi benih unggul kerjasama dengan petani.Sistem Informasi Geografis untuk pemetaan sentra komoditas pertanian.

Ir.Siswadi, MP dari Fak Pertanian UNISRI , Solo menyampaikan bahwa tantangan di bidang pertanian diperlukan pendampingan petani, pemberdayaan & regenerasi penyuluh/PPL diberdayakan, upaya menarik minat anak muda di dunia pertanian / keterlibatan petani milenial.

“Komitmen memperhatikan lahan lestari karena saat ini alih fungsi lahan masih nampak nyata,” ungkap Ir Siswadi.

Sementara itu Dr. Dewi Ratna menambahkan bahwa jalinan kemitraan bidang pertanian dari hulu hingga hilir secara bertahap demi kesejahteraan bagi petani dapat terwujudkan melalui kebijakan harga yang akhirnya ketahanan pangan tetap terjaga.

Masih ada solusi guna mewujudkan 6 tantangan dari Gubernur Jateng, oleh Prof .Dr. Samanhudi,SP.,MSc.IPM,ASEAN Eng., menambahkan bahwa, Penyiapan solusi tantangan produksi pangan, Kebijakan pemerintah juga perlu mendukung jaminan harga dan pasar, memberikan panggung lebih dekat masyarakat. Edukasi sangat diperlukan untuk masyarakat secara meluas agar produktif seiring dengan penguasaan IT, sehingga sistem informasi geospatial terpenuhi. (dea/bis)