Dukung Program Pemkot, SMP 35 Lakukan Tanam Pohon dan Urban Farming

JATENGPOS.CO.ID,  SEMARANG – Sabtu (28/1) civitas SMP Negeri 35 Semarang melakukan kegiatan penanaman pohon dan urban farming. Hal ini dilakukan dalam rangka mendukung program Pemerintah Kota Semarang yaitu Gerakan Menanam, Kerja Bakti Massal, dan Urban Farming Kantor-Kantor dan Sekolah se-Kota Semarang. Kegiatan diawali dengan mempersiapkan bibit yang akan ditanam, media tanam, dan perlengkapan menanam.

Sekolah menyediakan bibit tananam berupa cabai, terong, daun bawang, bawang merah serta menyediakan polybag. Sedangkan media tanam berupa tanah, pupuk kandang, dan sekam disiapkan oleh seluruh siswa. Setiap siswa berpartisipasi dengan membawa 5kg media tanam serta membawa perlengkapan untuk menaman yaitu galon bekas dan cetok. Pada saat proses penananam, semua media tanam yang terkumpul dijadikan satu, lalu dicangkul agar tercampur rata.

Setelah media tanam siap, setiap kelas menanam bibit yang tersedia dengan menggunakan polybag maupun galon bekas pakai yang terlebih dahulu dipotong menjadi dua bagian (atas dan bawah) dan dicat. Pembagian jenis tanaman yang ditanam sebagai berikut. Kelas 7 menaman bibit bawang merah dan daun bawang, kelas 8 menanam bibit cabai, kelas 9 menanam bibit terong. Saat penanaman, siswa tampak antusias dan tidak takut kotor ketika pakaian mereka tidak sengaja terkena noda media tanam. Bibit yang sudah ditanam diletakkan di beberapa lokasi sekitar sekolah. Untuk media polybag dan galon bagian bawah diletakkan di belakang laboratorium komputer sekolah.

Sedangkan untuk galon bagian atas dilakukan dengan konsep kebun vertikal. Kebun vertikal dilakukan dengan mengatur tanaman dan elemen lainnya pada bidang tegak (vertikal). Galon bagian atas diisi media tanam dengan posisi bibit tanaman menjulur ke bawah, kemudian digantung di depan kelas. Hal ini sejalan dengan program urban farming atau konsep pertanian kota pada lahan terbatas atau sempit. Sekolah juga menaman kangkung dengan metode hidroponik. Metode hidroponik bertujuan menumbuhkan tanaman tanpa media tanah melainkan dengan air. Hidroponik ini dikembangkan di atas kolam ikan sekolah. Langkah penanaman dengan hidroponik dimulai dengan mempersiapkan alat dan penyemaian benih kangkung. Penyemaian dilakukan menggunakan media rockwool.

Setelah tinggi semaian bibit kangkung mencapai 1-2 cm, barulah dipindahkan ke instalasi hidroponik yang sudah disiapkan. Kangkung akan tumbuh dan bisa dipanen jika sudah berumur 30 hari. Selain melakukan penanaman pohon, sekolah juga melakukan urban farming dengan memanfaatkan lahan terbatas untuk budidaya ikan nila dan lele. Sebanyak 2000 benih ikan nila dan 1000 benih ikan lele dikembangbiakan di kolam buatan dan saluran air sekolah.

“Selain untuk memanfaatkan lahan sekolah dan mendukung urban farming, budidaya ikan ini juga dilakukan sebagai sarana edukasi siswa bahwa mengonsumsi ikan sejak dini adalah hal yang sangat bagus karena kandungan gizinya sangat baik, ” ungkap Kepala SMP Negeri 35 Semarang Muslimin, S.Ag, M.Pd.

Pelaksanaan urban farming melalui kegiatan menaman sayur dan budidaya ikan pun dapat berdampak positif bagi siswa.

“Kegiatan ini dapat mendukung terbentuknya karakter positif siswa. Siswa dapat melatih kesabaran, belajar merawat apa yang ditanam dan dipelihara,” ujar Th eodora Purwandari, S.Pd. salah satu wali kelas IX.

Gerakan menanam dan urban farming menjadi suatu hal yang perlu dilakukan untuk menjawab tantangan pemenuhan kebutuhan pangan di perkotaan. Urban farming memungkinkan tersedianya bahan pangan untuk dikonsumsi anggota keluarga, sehingga ancaman ketahanan pangan di kota dapat dikurangi. (*/rif/jan)