Edukasi dan Skrining Diabetes Melitus Sebagai Upaya Promotif dan Preventif Penyakit Tidak Menular di Desa Sungaibuntu, Karawang

JATENGPOS.CO.ID, – Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyebab kematian hampir 70% di dunia. PTM merupakan penyakit kronis yang tidak ditularkan dari orang ke orang, salah satu penyakitnya adalah penyakit Diabetes Melitus (DM). Diabetes melitus merupakan gangguan metabolik yang bersifat menahun (kronis), ditandai dengan kadar gula darah yang melebihi batas normal, akibat penurunan sekresi dan/atau kerja insulin. Sedangkan menurut para pakar pada Perkumpulan Endrokinologi Indonesia (Perkeni), diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Akibat penurunan insulin ini, dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti meningkatkan risiko kerusakan syaraf, tekanan darah tinggi, kehilangan penglihatan, penyakit kardiovaskuler, infeksi kaki, dan lain-lain.

Desa Sungaibuntu merupakan sebuah desa di Provinsi Jawa Barat. Desa ini secara struktural merupakan wilayah pantai utara Kota Karawang, letaknya secara geografis berada pada pinggiran pantai di wilayah Kecamatan Pedes, memiliki iklim tropis dengan dua musim, musim panas dan musim hujan. Potensi Desa Sungaibuntu cukup besar, baik potensi yang sudah dimanfaatkan maupun yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Potensi yang ada, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusianya perlu terus digali dan dikembangkan untuk kemakmuran masyarakat diberbagai aspek, salah satunya pada aspek kesehatan. Sarana kesehatan yang ada di Desa Sungaibuntu terdiri dari 6 buah Posyandu, 2 bidan desa, 1 Puskesmas tanpa rawat inap, dan 2 orang praktek pribadi oleh Perawat. Dilihat dari sarana kesehatan yang tersedia, fasilitas kesehatan di desa Sungaibuntu belum cukup memadai, hal tersebut dapat menjadi celah kurangnya pemahaman pada masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan baik terhadap penyakit menular ataupun penyakit tidak menular.

 

Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa salah satu PTM adalah penyakit diabetes melitus (DM) atau yang sering disebut oleh masyarakat dengan penyakit kencing manis. DM memiliki faktor risiko yang menjadi pencetus terhadap kejadian penyakit, diantaranya hipertensi, berat badan lebih, kurangnya aktifitas fisik, diet tidak sehat dan tidak seimbang. Salah satu penelitian mengenai faktor risiko DM menyebutkan bahwa obesitas diketahui merupakan faktor risiko terjadinya penyakit degeneratif, salah satunya adalah DM tipe 2. Obesitas merupakan suatu kelainan atau penyakit dimana terjadi penimbunan lemak yang berlebihan. Prevalensi obesitas di Indonesia menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 mencapai 14,8%, jumlahnya meningkat pada Riskesdas 2018 sebesar 21,8%. Berdasarkan data pada profil kesehatan Kabupaten Karawang bahwa Prevalensi obesitas di Kabupaten Karawang dan desa Sungaibuntu pada tahun 2018 lebih besar dibandingkan prevalensi nasional, dimana prevalensi untuk kabupaten Karawang sebesar 27,84 % dan desa Sungaibuntu sebesar 31,94%.

Oleh karena permasalahan-permasalahan diatas, maka pada hari Sabtu, 30 September 2023 diadakan edukasi dan skrining diabetes di Desa Sungaibuntu, tepatnya di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Sungaibuntu, mengingat mayoritas warga adalah nelayan, maka TPI menjadi tempat strategis bagi warga disana. Adapun sasaran dalam kegiatan ini adalah warga yang berusia >40 tahun, seluruh warga dengan obesitas, seluruh warga dengan hipertensi, Ibu hamil, dan wanita usia subur yang pernah hamil dan didiagnosa diabetes melitus. Kegiatan ini dilaksanakan setelah berkoordinasi dan mendapatkan izin dari tenaga kesehatan setempat yaitu pihak puskesmas dan para aparat desa sungaibuntu, karena tanpa bantuan dan dukungan mereka kegiatan ini pastinya sulit terlaksana dengan baik.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat diawali dengan pemberian informasi dan edukasi mengenai diabetes melitus, termasuk didalamnya upaya pencegahan dan penanganan diabetes melitus, harapannya pemahaman warga akan penyakit ini semakin baik, untuk itu dilakukan penilaian pengetahuan sebelum dan setelah diberikan edukasi. Setelah pemberian edukasi, warga dilakukan pengukuran akan faktor risiko dari diabetes melitus, seperti pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) untuk penilaian obesitas yang menjadi faktor pencetus diabetes, warga diukur berat badan dan tinggi badannya lalu dihitung nilai IMT, dikatakan berlebih jika IMT ≥25. Kemudian warga ke pos selanjutnya yaitu pengukuran tekanan darah yang merupakan faktor risiko dan menjadi komplikasi dari diabetes, warga dikatakan hipertensi jika tekanan darahnya ≥140/90 mmHg. Terakhir dilakukan pengukuran kadar glukosa darah, warga dikatakan pre-diabetes jika glukosa darah sewaktu  ≥140 mg/dl dan dikatakan diabetes jika ≥200 mg/dl).

Dihadiri oleh 81 warga Sungaibuntu, kegiatan ini berlangsung dengan lancar dimulai pukul 08.00-12.00 WIB. Evaluasi dari edukasi diabetes mendapatkan bahwa warga dengan pengetahuan baik meningkat dari 28,6% menjadi 81%. Sedangkan hasil skrining mendapatkan bahwa warga dengan kegemukan (IMT ≥25) sebanyak 47,9%, dengan hipertensi sebanyak 54,9%, serta hasil pengukuran kadar glukosa darah bahwa warga dengan pre-diabetes dan diabetes sebanyak 18,3%, angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan data bahwa prevalensi diabetes di Indonesia sebesar 11,3%. Selanjutnya, hasil skrining diserahkan ke pihak puskesmas untuk tindak lanjut, harapannya program-program yang mampu laksana tetap dilanjutkan, seperti pemantauan tekanan darah, IMT, glukosa darah, dan manajemen diri yang baik seperti pengadaan program senam sehat bersama secara rutin, dan program lainnya dalam pengendalian diabetes melitus.(*)

 

Iha Nursolihah, S.S.T., M.K.M.
Dosen Prodi Administrasi Rumah Sakit,
Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Singaperbangsa Karawang