spot_img
30.1 C
Semarang
Sabtu, 28 Juni 2025
spot_img

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation, Tingkatkan Prestasi Belajar IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang ada pada setiap jenjang  pendidikan baik mulai Sekolah Dasar, menengah maupun perguruan tinggi. IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan  pengetahuan  yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Menurut Ribkahwati (2012:35) mengatakan bahwa IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang pengungkapan manusia dan gejala alam, meliputi asal mula alam semesta dengan segala isinya termasuk proses, mekanisme, sifat benda maupun peristiwa yang terjadi.

 Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

 Rendahnya hasil belajar IPA anak didik, salah satu penyebabnya adalah lemahnya strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru sebagai pengajar. Kelemahan itu ditandai oleh kurangnya media yang menyertai proses belajar mengajar, sehingga berdampak pada pengelolaan kelas yang belum optimal. di samping itu, anak didik dalam kegiatan belajar mengajar masih ditemukan berbagai kelemahan antara lain ; kurangnya keaktifan dalam pembelajaran, kurangnya kemandirian dalam mengemukakan pendapat, kurang bekerjasama, kurangnya menghargai pendapat orang lain, kurang mengontrol diri, kurang sportif, dan kurangnya memotivasi teman belajar sehingga iklim kelas yang terciptapun menjadi kurang kondusif. Sebagai salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut guru dapat melakukan pendekatan dengan menerapkan model yang inovatif.

Baca juga:  Tuntaskan Praktik Tari dengan Explicit Instruction

Untuk mengatasi permasalahan tersebut ada model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Menurut Isjoni, (2011:87) Group Investigation merupakan model pembelajaran kooperatif yang kompleks karena memadukan antara prinsip belajar kooperatif dengan pembelajaran berbasis konstruktivisme dan prinsip pembelajaran demokrasi. Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari. Siswa dilibatkan secara perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi.

Langkah-langkah dalam pembelajaran ini seperti yang disampaikan Agus Suprijono, (2011:93) pembelajaran dengan metode group investigation dimulai dengan pembagian kelompok. Selanjutnya guru beserta peserta didik memilih topik-topik tertentu dengan permasalahan-permasalahan yang dapat dikembangkan dari topik-topik itu. Sesudah topik beserta permasalahannya disepakati, peserta didik beserta guru menentukan metode penelitian yang dikembangkan untuk memecahkan masalah. Langkah selanjutnya adalah presentasi hasil oleh masing-masing kelompok. Pada tahap ini diharapkan terjadi intersubjektif dan objektivikasi pengetahuan yang telah dibangun oleh suatu kelompok.

Baca juga:  Fitur Breakout Room Zoom pada Model Pembelajaran PBL Tingkatkan Kemampuan Sosialiasi Siswa

Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation  terbukti bisa meningkatkan prestasi belajar IPA di MIN 7 Gunungkiful, hal ini terlihat dari sebelum diterapkan model pembelajaran ini presentase ketuntasan belajar siswa sebesar 56%, kemudian setelah diterapkan pada siklus pertama menjadi 72%, dan pada siklus kedua naik lagi menjadi 88%. Selain peningkatan prestasi suasana dalam kelas menjadi lebih kondusif. Dalam menerima pembelajaran, siswa tidak lagi hanya sebagai pendengar, melainkan siswa melakukan pembelajaran itu sendiri, sehingga terjadi pembelajaran yang berimbang antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa

Muh Widodo, S.Pd.I, M.Pd.I

Guru MIN 7 Gunungkidul

spot_img

TERKINI