JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Stunting masih menjadi salah satu isu prioritas dalam agenda kesehatan nasional Indonesia. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, prevalensi stunting tercatat turun signifikan menjadi 19,8%, melampaui proyeksi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sebesar 20,1%. Meskipun demikian, kolaborasi lintas sektor yang berkelanjutan sangat penting untuk menjaga tren positif ini dan mempercepat upaya penurunan stunting guna mencapai target Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2045.
Nestlé Indonesia terus mendukung agenda Pemerintah dalam percepatan penurunan dan pencegahan stunting melalui program Pendampingan Gizi yang merupakan bagian dari inisiatif global Nestlé Dukung Anak Lebih Sehat (Nestlé for Healthier Kids).
Tahun ini, program Pendampingan Gizi yang difokuskan pada intervensi & edukasi gizi anak usia dini akan dilaksanakan secara bertahap di tiga wilayah, dimulai dari Pasuruan (Jawa Timur), kemudian dilanjutkan ke Batang (Jawa Tengah) dan Karawang (Jawa Barat). Program ini dijalankan melalui pendekatan kolaborasi lintas sektor yang melibatkan pemerintah daerah, tenaga kesehatan, akademisi, serta kader dan komunitas lokal, guna memastikan intervensi gizi yang lebih komprehensif dan berkelanjutan.
Peresmian program Pendampingan Gizi yang berlangsung di Kantor Bupati Pasuruan, Jawa Timur mendapat sambutan positif dari pemerintah daerah. Bupati Kabupaten Pasuruan H. Mochamad Rusdi Sutejo, S.M. menyampaikan apresiasi atas kerja sama lintas sektor dalam menurunkan angka stunting.
“Upaya penurunan stunting merupakan tanggung jawab bersama, mulai dari pemerintah, dunia usaha, hingga keluarga. Kami berterima kasih dan mengapresiasi kepedulian PT Nestlé Indonesia yang terus bersinergi mendukung kami dalam percepatan penurunan stunting dengan menyediakan asupan gizi harian yang terdiri dari susu dan telur,” katanya.
Corporate Affairs & Sustainability Director PT Nestlé Indonesia Sufintri Rahayu mengatakan, sebagai perusahaan Good Food, Good Life, Nestlé Indonesia berkomitmen memanfaatkan potensi makanan untuk meningkatkan kualitas hidup setiap individu, saat ini dan untuk generasi mendatang. Nestlé Indonesia meyakini bahwa setiap anak berhak mendapatkan awal kehidupan yang sehat.
“Melalui program Pendampingan Gizi, kami berupaya memberikan kontribusi nyata dalam mencegah risiko stunting di Indonesia, khususnya pada kelompok anak usia dini yang paling rentan,” ujarnya.
Program Pendampingan Gizi ini menyasar anak usia 1 hingga 4 tahun dengan risiko stunting karena memiliki berat badan stagnan, berat badan kurang, dan gizi kurang melalui intervensi berbasis asupan protein hewani. Setiap anak akan menerima satu gelas susu tinggi kalori DANCOW GroPlus dan satu butir telur setiap hari selama enam bulan guna meningkatkan gizi harian mereka dan berkontribusi dalam perbaikan pertumbuhan anak secara bertahap.
Market Nutritionist Lead PT Nestlé Indonesia Jennifer Handaja menjelaskan, tahun ini, program Pendampingan Gizi fokus pada intervensi dan edukasi gizi anak usia dini di tiga wilayah, yaitu Pasuruan, Batang, dan Karawang. Program ini bertujuan untuk menjangkau lebih dari 630 anak berisiko stunting dan melibatkan 1.350 orang tua, kader kesehatan, serta ibu hamil dan menyusui di lebih dari 95 desa.
“Kami melakukan pendekatan kolaboratif yang melibatkan pemerintah daerah, tenaga kesehatan, akademisi, serta kader dan komunitas lokal. Selain itu, kami bekerja sama dengan tim ahli dari Universitas IPB untuk melakukan pemantauan tumbuh kembang secara rutin setiap bulan,” ujarnya.
Kasifa, salah satu ibu dari anak penerima manfaat program Pendampingan Gizi di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur menuturkan sangat senang Nestlé Indonesia menghadirkan program Pendampingan Gizi yang begitu bermanfaat bagi anak-anak dengan masalah gizi dan pertumbuhan. “Alhamdulillah anak saya bisa ikut program ini dan mendapatkan satu gelas susu dan satu butir telur perhari. Semoga melalui program ini bisa membantu meningkatkan berat badan anak saya yang sebelumnya sulit bertambah,” katanya. (biz/rit)