23 C
Semarang
Kamis, 19 Juni 2025

Gemas Memahami SKL Bahasa Inggris SMP

JATENGPOS.CO.ID, – Setidaknya terdapat 9 kompetensi dasar (KD) dengan topik membandingkan berbagai teks mulai kelas VII sampai dengan IX dalam Kurikulum 2013. Beberapa teks dimaksud adalah teks fungsional pendek, seperti kartu ucapan, pengumuman/pemberitahuan, label, iklan, dan teks fungsional, seperti teks deskriptif, personal recount, teks prosedur, teks naratif, dan information report text. Tidak satu pun dari KD tersebut diujikan, baik pada tingkat sekolah maupun nasional.

Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan SMP tahun 2017 mencontohkan perumusan tujuan pembelajaran dari KD 3.7 SMP dengan kurang tepat. KD yang berbunyi “Membandingkan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks deskriptif lisan dan tulis dengan memberi dan meminta informasi terkait dengan deskripsi orang, binatang, dan benda, sangat pendek dan sederhana, sesuai dengan konteks penggunaannya” dijabarkan dalam tujuan pembelajaran sebagai berikut: 1). Peserta didik dapat mengidentifikasi fungsi sosial teks deskriptif tulis dengan memberi dan meminta informasi terkait dengan deskripsi orang; 2) Peserta didik dapat mengidentifikasi struktur teks deskriptif tulis dengan memberi dan meminta informasi terkait dengan deskripsi orang; dan 3) Peserta didik dapat mengidentifikasi unsur kebahasaan teks deskriptif tulis dengan memberi dan meminta informasi terkait dengan deskripsi orang.

Mengidentifikasi berbeda dengan membandingkan. Jika mengidentifikasi masih pada tingkat mengenali teks, tetapi membandingkan sudah pada tingkat menggunakannya. Standar kompetensi lulusan (SKL) ujian nasional 2018 memuat seluruh kompetensi  yang perlu dipelajari siswa SMP, namun tidak ada satu contoh pun yang mendiskusikan cara membandingkan beberapa teks. Cakupan materi penilaian masih berdiri secara lepas, tidak membandingkan teks. Penyusun kisi-kisi ujian sekolah berstandar nasional (USBN) tidak memberi kesempatan guru untuk mengujikan kompetensi membandingkan beberapa teks sama sekali.

Semua fakta di atas membingungkan penulis, mengapa terdapat 9 kompetensi dasar dengan topik membandingkan berbagai macam teks namun tidak terdapat satu pun penilaian yang relevan. Lalu untuk apa ke 9 KD tersebut dirumuskan jika tidak diuji ketercapaiannya?

Sebagai guru bahasa Inggris kelas 7, penulismengajarkan KD 3.7 sesuai yang ditetapkan. Siswa memilih beberapa teks yang tersedia di dalam buku teks mereka, When English Rings a Bell,lalu membandingkannya. Penulisng sekali, kompetensi tersebut tidak dilanjutkan di kelas 8 atau 9. Guru tidaksepenuhnya salah, karena dalam penilaian setingkat nasional pun kompetensi tersebut tidak diujikan.

Sebagai akibatnya, guru merasa kurang perlu mendiskusikan cara membandingkan beberapa teks bersama siswa. Hal ini tentu saja menyimpang dari kompetensi dasar yang telah ditetapkan pemerintah di dalam Permendikbud No. 24 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Karena dengan mengabaikan rumusan pada KD tersebut sama saja dengan mengabaikan kompetensi yang seharusnya dicapai siswa. Dalam kasus ini, siswa dirugikan, karena tidak pernah mendapatkan pengalaman bagaimana cara membandingkan beberapa teks.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke -5 (2016), membandingkan maksudnya adalah memadukan (menyamakan) dua benda (hal dan sebagainya) untuk mengetahui persamaan atau selisihnya.Membandingkan beberapa teks adalah menyebutkan persamaan atau perbedaan beberapa teks (minimal dua), baik fungsi sosial, struktur teks, maupun unsur kebahasaannya. Guru bisa menyediakan beberapa teks yang akan dibandingkan, lalu peserta didik diberikan kebebasan untuk memilih dua diantaranya untuk dibandingkan. Membandingkan beberapa teks tidak hanya sekadar melaksanakan Permendikbud, namun akan membiasakan siswa berpikir kritis. Untuk membandingkan beberapa teks, siswa perlu menganalisisnya terlebih dahulu, baru bisa menemukan persamaan maupun perbedaannya.

Terjadi polaritas sikap guru terhadap ke 9 KD dimaksud. Beberapa guru mengajarkannya sesuai KD, namun sebagian besar mengajarkan berdasarkan pengalaman dalam menjumpai soal-soal dalam ujian, baik di tingkat sekolah, kota, maupun nasional. Polaritas itu tidak antar sekolah atau daerah, bahkan antar kelas yang diajar oleh guru yang berbeda. Jika soal penilaian bersama dibuat oleh guru yang berbeda sikap, maka siswa akan dirugikan. Siswa yang selama ini belajar membandingkan teks akan kecewa jika kompetensi tersebut tidak diujikan. Demikian pula sebaliknya, jika siswa yang tidak pernah diajak berdiskusi tentang cara membandingkan teks akan kesulitan menjawab pertanyaan seperti itu. Jika kompetensi membandingkan beberapa teks dipandang kurang esensial, sebaiknya rumusan kompetensi dasar ditinjau ulang.Penulislebih menyarankan agar semua penyusun indikator penilaian memperhatikan rumusan KD dimaksud.

Does Ichnatun Dwi Soenoewati

SMP Negeri 3 Semarang



Popular

LAINNYA

Terkini