JATENGPOS.CO.ID,- APABILA kita memperhatikan beberapa pengertian sederhana, ada beberapa definisi kepemimpinan.Mulai dari pengertian bahwa pemimpin berarti pemberi perintah sampai pemimpin yang mengandung arti yang memiliki tanggungjawab terhadap berhasil atau tidaknya sebuah program. Maka dalam masyarakat yang demokratis kepemimpinan yang demokratis perlu dikembangkan. Konsep dasar kepemimpinan pernah disampaikan oleh Rasulullah SAW yang terangkum dalam kitab Muwatho’ karya Imam Malik Juz 2 : 182. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawab anatas yang dipimpinnya. Imam adalah pemimpin yang akan diminta pertanggungjawaban atas rakyatnya. Dan seorang suami adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas keluarganya. Permasalahan yang seringkali terjadi di masyarakat adalah Suami belum sepenuhnya menjadi BOS (Berpendidikan, Obyektif dan Sholih).
Untuk itu perlu dibahas lebih lanjut tentang apa konsep dasar Suami jadi BOS kunci keluarga bahagia? Pengertian kepemimpinan menurut beberapa tokoh antara lain: Rupert Eales–White mengartikan kepemimpinan di zaman modern seperti sekarang ini sebagai penciptaan pertumbuhan dan pembelajaran atau creator of growth and learning baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain yang ada di bawah tanggungjawabnya. Dengan demikian, selain sebagai “pemimpin” (orang yang mengatur dan membimbing orang lain) juga sebagai “pendengar” (orang yang menerima ajaran dari orang lain). Dan suami adalah Pemimpin (BOS) pada ranah keluarga.Dale Carnegie mengatakan bahwa dalam kepemimpinan harus menjalin komunikasi yang baik, keterampilan interpersonal, kemampuan melatih, memberi teladan, dan membentuk tim yang baik.
Setiap orang memiliki potensi menjadi pemimpin. Pemimpin di zaman modern tidak bisa hanya main perintah, tetapi harus melalui pengaruh. Dan ini benar-benar memerlukan keterampilan antar manusia. Dalam kehidupan berkeluarga Pengaruh kepemimpinan Suami sangat lekat dan dekat bagi seluruh anggota keluarga. Kepemimpinan Suami dalam keluarga merupakan seni untuk meminta seseorang melakukan sesuatu yang sebaiknya dikerjakan. Salah satu sebabnya adalah satu peran tersebut tidak mungkin dilakukan tanpa keberadaan peran dari anggota keluarga yang lain. Suami yang tidak bisa mengelola (to manage) akan gagal dalam kepemimpinannya, suami yang tidak bisa memimpin (to lead) akan gagal dalam aktivitas manajerialnya.
Sesungguhnya seorang suami yang layaknya jadi BOS layaknya disegani dan berwibawa terhadap anggota keluarganya yang terdiri dari istri dan anakanak karena kecakapan (tingkat pendidikan) dan kemampuan bersikap obyektif serta didukung perilakunnya yang baik (kesholihannya). Suami yang jadi BOS dapat memimpin keluarganya dan menjadi panutan bagi seluruh anggota keluarganya. Biasanya tipe suami yang seperti ini adalah menerapkan kepemimpinan dalam perspektif “partisipatif leader” dan falsafah kepemimpinannya adalah “Suami melayani keluarga” bukan sebaliknya “Keluarga melayani suami”. Berkaitan dengan struktur organisasi dalam keluarga, maka Suami memiliki tangan kanan sebagai kepercayaan, yaitu Istri. Istri hendaknya menuruti perintah-perintah suami sebagaimana anjuran dalam norma agama.
Dari sini akan tumbuh kewibawaan suami karena ditaati oleh istri dan istri sebagai pengatur rumah tangga di taati oleh anak-anak dan anggota keluarga lainnya. Kewibawaan yang tumbuh akan berkembang dengan baik terhadap seluruh anggota keluarga apabila Suami memiliki kecakapan dan kemampuan serta perlakuannya yang baik terhadap setiap anggota keluarga. Istrilah yang kemudian mengatur belanja harian yang diberikan oleh suami untuk makan dan kebutuhan anggota keluarga. Istri bertanggungjawab kepada suami atas kesejahteraan anggota keluarga selama ditinggalkan suami pergi keluar rumah untuk bekerja mencari nafkah. Suami jadi BOS merupakan salah satu inti sari, sumber daya pokok, dan titik sentral dari setiap aktivitas yang terjadi dalam suatu organisasi keluarga. Bagaimana kreativitas dan dinamikanya sangat menentukan apakah tujuan keluarga tersebut dapat tercapai atau tidak.
Bahagia atau tidak bahagianya keluarga besar dipengaruhi oleh faktor suami jadi BOS atau belum. Hal yang perlu ditekankan adalah bahwa tidak selamanya keluarga yang buruk karena suami yang tidak baik. Perlunya kombinasi dan campuran yang tepat di antara keduanya, yaitu suami, istri dan seluruh anggota keluarga. Dengan demikian, jika kita memperhatikan keadaan keluarga di tengah masyarakat kita pada umumnya, maka diperlukan suami-suami jadi BOS menjadi kunci keluarga bahagia.Suami yang merupakan kepala keluarga yang mempunyai ide, obyektivitas atau derajat kesholihan yang tinggi. Karena suami bukan hanya pemimpin rumah tangga yang secara formalitas menduduki jabatannya meneruskan tradisi yang telah berjalan.(*)