JATENGPOS.CO.ID, – Euforia kelulusan siswa SMA/SMK pastiada di setiap saat itu datang. Hal tersebut menjadi wujud rasa bahagia siswa setelah berjuang mengikuti ujian. Euforia jangan terlalu larut dan lama, karena setelah itu masuk masa-masa kebingungan. Lalu kemana setelah lulus?
Pilihan pertama yang paling banyak diminati adalah melanjutkan ke jenjang pendidikanyang lebih tinggi, atau kuliah? Banyaknya pilihan univesitas dan perguruan tinggi. Seleksi mahasiswa baru yang sudah tertata dan terjadwal secara nasional menjadikan calon mahasiswa lebih mudah menentukan memilih melanjutkan studi kemana.
Informasi tentang ini sudah banyak di share melaui group-group WA tentu bukan menjadi hal yang sulit untuk dicari, dalam menentukan kemana untuk melanjutkan kuliah maka pilihlah jurusan yang sesuai dengan kemampuan dan minat. kedua pertimbangkan juga Perguruan Tinggi yang akan dimasuki, bagaimana akreditasinya, bagaimana mutu dosen-dosennya, bagaimana lingkungan kampusnya, fasilitasnya, citranya di mata masyarakat. Hal ketiga, bahwa Indonesia mengenal jalur pendidikan diploma dan pendidikan sarjana. Pendidikan Diploma biasanya fokus pada skills. Jadi lebih banyak mengasah keterampilan kerja dan biasanya lebih siap pakai ketika terjun ke dunia kerja. Pendidikan Sarjana fokus pada pengembangan keilmuannya, jadi akan lebih banyak mikir dan menganalisa konsep.
Pilihan yang kedua adalah bekerja Hal ini mungkin dipilih setelah melihat kondisi ekonomi keluarga yang kurang mendukung untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, atau mungkin karena keinginan untuk segera mandiri secara ekonomi. Untuk pilihan ini, pertimbangkan lapangan kerja yang tersedia. Mengingat lapangan kerja yang tersedia bagi lulusan SMA atau SMK sangat sedikit sekali, tetapi peran Bursa Kerja Khusus (BKK) yang dikembangkan tiap SMK memudahkan lulusan untuk disalurkan ke lapangan kerja, banyaknya seleksi tenaga kerja yang dilakukan di SMK menjadi kebanggaan ketika sebagian besar lulusannya telah diterima di perusahaan-perusahaan favorit.Akan tapi jangan lupa sistem penerimaan pekerja secara kontrak yang diperbarui setiap kontrak habis menjadi sebuah pertimbangan tetapi setidaknya dapat menjadi batu lompatan pertama untuk mengenal dunia industri setelah lulus.
Kursusbertujuan meningkatkan keterampilan teknis yang siap pakai. Jadi kursus lebih banyak praktik daripada teori. Pada umumnya biaya kursus lebih murah daripada kuliah. Waktunya pun lebih singkat. Ilmu dan keterampilan yang didapatkan bisa langsung diterapkan untuk melamar kerja atau buka usaha. Kebijakan pemerintah melalui kursus-kursus resmi Balai Latihan Kerja (BLK) menjadi alternatif kursus gratis dalam beberapa bulan akan lebih membantu lulusan untuk lebih siap bekerja.
Buka Usaha Sendiri, mungkin masih jarang di negara kita, lulus sekolah terus berwirausaha alias punya bisnis sendiri. Padahal ini bukan hal yang tidak mungkin dilakukan. Kalau punya orangtua pengusaha, biasanya anak akan mudah mengikuti jadi pengusaha. Sayangnya sebagian besar orangtua berharap anaknya jadi pekerja diperusahaan ternama bahkan menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang saat ini hampir tidak mungkin kesempatan itu ada bagi lulusan SMA/SMK.
Banyak usaha yang bisa dilakukan oleh anak muda. Orang sering menyebut modal uang sebagai kendala, padahal semestinya tidak. Untuk memulai usaha hanya perlu 1 M yaitu MAU. Kalau ada kemauan pasti ada jalan. Modal uang bisa dicari dari keluarga sendiri atau pinjam sana sini. Tidak semua usaha perlu modal uang besar untuk memulainya. Buka usaha bisa disesuaikan dengan minat atau hobi yang kita miliki. Mungkin yang suka bongkar pasang motor bisa membuat usaha bengkel, buka distro, kios pulsa, cafe atau warung makan, dan sebagainya. Jangan gengsi jadi pengusaha karena statusnya yang masih dianggap kurang keren di mata masyarakat.
Pekerja Mandiri,pekerja mandiri artinya kita bekerja untuk diri kita sendiri. Tanpa ada bos atau pekerja. Contoh pekerja mandiri adalah pengajar les privat, desainer web, pelatih olahraga, dan sebagainya. Untuk bekerja mandiri, kita harus punya ilmu dan keterampilan yang memadai.
Nah, itu mungkin berbagai gambaran kemana lulusan setelah lulus?Kenapa menikah dan menganggur bukan sebagai salah solusi yang penulis sampaikan karena menikah tentu menjadi sebuah hal yang menjadi harapan yang hanya merubah status di kartu tanda penduduk(KTP) bukan pada kolom pekerjaan dan menganggur.
Agus Riyanto, S.Pd,M.Pd
Guru SMK N1 Pracimantoro