JATENGPOS.CO.ID, – Ngamen Karawitan anak? Ngamen karawitan dimulai dengan menawarkan main pada suatu hajatan. Hajatan perkawinan, hajatan sunatan, bersih desa atau bahkan saat digelar wayang kulit. Bukan uang, bukan materi yang diharapkan. Ngamen karawitan dapatkan pengalaman tampil di muka umum. Tangan-tangan kecil bergerak lincah, memukul saron atau balungan, bonang, bonang penerus, gong, kendang dan berbagai alat gamelan lainnya. Suara merdu siswa SD menyanyikan tembang-tembang Jawa. Tamu undangan terperangah dan berdecak kagum atas kebolehan anak-anak SD itu.
Siswa SD belajar karawitan melalui ekstrakurikuler karawitan. Ekstra karawitan diberikan pada sekolah bertujuan nguri-uri kebudayaan. Ada  hal yang bisa diambil selain nguri-uri kebudayaan adalahadanya penanaman karakter pada siswa dan cinta budaya.Apalagi saat ini di daerah Jawa sering diselenggarakan lomba karawitan. Lomba karawitan dari siswa SD, SMP, SMA dan masyarakat ataupun instansi-instansi tertentu. Siswa tampil dengan penuh percaya diri karena sering ngamen karawitan.
Belum mempunyai gamelan sendiri bukanlah suatu kendala. Ada sanggar-sanggar karawitan yang dengan tangan terbuka meminjami gamelan untuk berlatih. Ada pembagian jadwal latihan antara peserta latihan dari berbagai SD dan masyarakat anggota sanggar. Tentu saja ada sedikit biaya untuk pemeliharaan gamelan. Sekolah bisa membiayai pemeliharaan dari dana BOS. Sekolah yang tidak mempunyai guru karawitan bisa mengambil dari anggota sanggar atau dari tenaga ahli seperti guru karawitan SMKI, STSI.
Bagaimana bisa main ngamen karawitan? Di mana saja bisa ngamen? Seperti penulis kemukakan di depan ngamen saat ada bersih desa, wayangan, ada orang punya hajatan dan lain sebagainya. Caranya dengan menawarkan pada masyarakat yang akan mempunyai hajatan.Hajatan menampilkan campursari atau wayangan bisa untuk ngamen. Siswa mengisi waktu luang sebelum niyogo datang, tetapi tentu saja seijin panitia dan pemilik gamelan. Seniman karawitan tentu tidaklah keberatan bila gamelannya dipakai untuk latihan berani main di hadapan orang yang belum pernah mereka kenal
Orang tua siswa menjadi bangga melihat penampilan putra-putrinya, pemilik hajatan pun mendapat untung dengan memberikan suguhan karawitan yang berkesinambungan. Siswa menjadi terlatih berani tampil di depan umum, bangga karena bisa menunjukkan kepiawaian mereka. Kesempatan berlatih memainkan karawitan di hadapan masyarakat, menunjukkan kepiawaian dalam memainkan gamelan serta melantunkan tembang dolanan, Kebo Giro, Singo Nebah, Gugur Gunung, dan Langgam Sukoharjo Makmur.
Selain menumbuhkan rasa percaya diri, seni karawitan berpengaruh terhadap pembangunan karakter siswa. Saat ini banyak anak yang jauh dari sopan-santun dan tata krama yang baik. Dalam bersikap juga sering semaunya sendiri. Seni dapat membawa perasaannya menjadi halus, anak menjadi dapat dikendalikan, mempunyai kepribadian yang positif. Sangat diperlukan penyaluran bakat dan minat siswa sesuai minat dan bakat dari siswa. Penyaluran bakat dan minat yang mengandung unsur seni dapat mempengaruhi perasaan serta sikap siswa.
Rasa kepercayaan diri siswa tumbuh dan dibangun dengan tampil. Satu, dua kalitampil terasa masih seprti latihan saat ekstrakurikuler. Rasa rendah diri sebagai anak jauh dari perkotaan sirna. Hilang berganti dengan rasa percaya diri. Dengan piawai memainkan alat musik gamelan yang diakhiri dengan tepukan kekaguman. Kekaguman dari tamu undangan maupun orang tua siswa.
Tri Yuni K,S.Pd
Guru SD Negeri Pandean 02 Grogol Sukoharjo