JATENGPOS.CO.ID – Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan dalam upaya peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan sangat penting, sehingga pembaharuan pada bidang pendidikan harus selalu dilakukan untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas pada suatu bangsa. Kemajuan pendidikan bangsa Indonesia dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Adanya upaya peningkatan kualitas pendidikan diharapkan kualitas pendidikan di Indonesia lebih berkembang dan mampu bersaing. Proses untuk mencapai harapan tersebut perlu mendapat perhatian dan pemerintah, masyarakat, orang tua dan guru. Semuanya mempunyai peran masing-masing yang saling berpengaruh satu sama lain.
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang wajib dalam pendidikan sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni “setiap siswa yang berada pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah wajib mengikuti pelajaran matermatika”. Menurut Johnson dan Rising dalam (Suherman, 2003: 4), bahwa “matermatika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya dengan simbol padat, lebih berupa bahasa dan simbol mengenai ide dari pada bunyi.”
Kebanyakan siswa, belajar matematika merupakan beban berat dan membosankan, jadinya siswa kurang termotivasi, cepat bosan dan lelah. Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal diatas adalah dengan melakukan inovasi pembelajaran. Sebagai seorang guru, dituntut tidak hanya sebagai penyampai informasi saja atau menyampaikan pelajaran saya, namun lebih dari itu harus mampu menjadi agent perubahan bagi wajah masa depan indonesia. Kita juga harus selalu memperbarui pengetahuan kita tentang pendidikan, diantaranya dengan rajin membaca dan lebih pandai memilih metode yang cocok dalam proses belajar mengajar.
Banyak cara yang bisa digunakan agar anak menyukai dan mudah mengerjakan soal matematika. Anggapan matematika sulit bisa jadi karena metode pembelajarannya yang membuat anak susah memahami pelajaran matematika. Ada sebuah metode yang bisa membuat pelajaran matematika menjadi lebih menyenangkan, diantaranya dengan metode “ playing card “ atau “ permainan kartu “. Sesuai dengan namanya metode ini digunakan untuk memudahkan anak menghafalkan rumus-rumus matematika dan sekaligus mengerjakan soal-soal matematika.
Matematika dengan playing card sebenarnya sangat sederhana dan mudah, semua orang bisa dan semua orang tahu. Anak yang ingin menggunakan metode ini harus memenuhi syarat kunci terlebih dahulu, yakni harus mengetahui permainan “ kartu domino “. Namun isi kartu diganti dengan masalah atau rumus-rumus matematika. Caranya adalah sebagai berikut : 1. Dibuat kelompok-kelompok menjadi 4 kelompok ( bisa kurang bisa lebih ). 2. Kocok kartu domino lalu diambil satu kartu sebagai patokan. 3. Bagikan kartu yang tersisa sehingga setiap kelompok mendapatkan 4 kartu domino dan sisanya diletakkan. 4. Permainan dimulai dari kelompok satu dilanjutkan kelompok dua, kelompok tiga dan kelompok empat lalu kelompok satu lagi dan seterusnya. 5. Kelompok yang tidak bisa menjawab pada gilirannya mengambil kartu domino yang masih sisa tadi. 6. Kelompok yang paling cepat menghabiskan kartu adalah sebagai pemenang . Untuk memotivasi siswa biasanya yang keluar sebagai pemenang akan mendapatkan hadiah .
Dalam belajar matematika supaya lebih bisa dipahami siswa harus dalam kondisi yang nyaman dan membahagiakan. Prinsip sederhana ini harus tertanam dalam benak guru matematika. Guru harus senantiasa berikhtiar untuk bisa memfasilitasi siapapun yang mempelajari matematika, diantaranya dengan pemilihan metode yang tepat dan disukai siswa. Permainan kartu domino adajah salah satu metode yang disukai oleh siswa, tetapi kata-katanya diganti rumus matematika sesuai dengan pokok bahasan yang disampaikan. Selain asyik anak-anak juga tidak terlalu tegang dalam belajar matematika dan akhirnya akan suka dengan matematika. Pelajaran matematika yang semula menjadi momok lambat laun akan hilang dan semakin senang apabila diselingi dengan permainan-permainan .
Warjiwati, S.pd.
Smk Bina Taruna Masaran Sragen