JATENGPOS.CO.ID, Bantul – Ekonom Institut For Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudistira Adhinegara mengatakan teknologi digital mempunyai peran dalam mendorong pertumbuhan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah yang lebih cepat. Bhima dalam acara talkshow iPreneur bertemakan UMKM Go Digital yang diselenggarakan Portal berita iNews.id bekerja sama dengan PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) di sebuah hotel wilayah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis, mengatakan bahwa saat ini struktur perekonomian Indonesia masih didominasi oleh sektor UMKM yang mencapai 62,92 juta unit usaha, namun demikian banyak tantangan yang dihadapi UMKM untuk naik kelas. Untuk itu, lanjut dia, kehadiran teknologi digital dan internet diharapkan dapat mendorong UMKM agar tumbuh lebih cepat dan naik kelas.
“Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Kementerian Koperasi dan UKM telah menargetkan delapan juta UMKM bisa go digital pada 2019. Pemerintah tidak mungkin bekerja sendirian sehingga peran swasta termasuk perbankan juga penting untuk mempercepat proses digitalisasi pada UMKM,” katanya. Bhima mengatakan teknologi digital telah mengubah landscape perekonomian dunia. Perusahaan-perusahaan besar dunia didominasi oleh mereka yang bergerak di bisnis digital.
“UMKM harus bisa memanfaatkan perubahan landscape perekonomian ini, apalagi saat ini bermunculan start-up yang membantu usaha kecil dan ini merupakan peluang bagi UMKM untuk memperluas akses pasar,” katanya.
Sementara itu, Founder Busana Mandiri Corporation Rifki Ali Hamidi yang menjadi narasumber acara mengatakan bahwa pelaku UMKM harus berani memanfaatkan berbagai platform digital untuk memajukan usahanya.
Menurut dia, pemanfaatan platform digital tidak terbatas hanya untuk penjualan saja, tetapi juga untuk pemasaran, informasi produk, layanan konsumen, sampai dengan mencari pengetahuan dan peluang usaha. “Jika UMKM go digital, ada banyak kerumitan yang bisa dipangkas, termasuk soal distribusi, manajemen stok, sampai sumber daya karyawan. Pada akhirnya UMKM bisa fokus memikirkan bagaimana berinovasi demi menumbuhkan usahanya lebih cepat,” katanya.
Sementara itu, Daya Program Development Head Bank BTPN Januar Rusdianto mengatakan Bank BTPN meyakini bahwa nasabah tidak hanya membutuhkan akses kepada pembiayaan, tetapi juga pelatihan dan pendampingan agar dapat memiliki kehidupan yang lebih baik.
Untuk itu sejak 2011, Bank BTPN mengembangkan program pemberdayaan yang berkelanjutan dan terukur untuk meningkatkan kapasitas hidup para nasabah, yaitu Program Daya.
“Daya diterapkan pada seluruh unit bisnis Bank BTPN dan anak usaha, yaitu BTPN Syariah, sebagai bagian dari model bisnis yang terintegrasi. Program pelatihan dan pendampingan Daya tidak terbatas pada masalah keuangan saja, tetapi juga berbagai kiat meningkatkan usaha,” katanya. Menurut dia, melalui www.daya.id, Program Daya dapat diakses secara digital agar aktivitas pelatihan dan pendampingan nasabah dapat semakin luas dan efektif.
“www.daya.id lahir dari kebutuhan nasabah untuk mendapatkan akses informasi seputar usaha dan kesehatan dengan cepat dan mudah sesuai dengan skala bisnis dan kebutuhan nasabah,” katanya. (udi/fid)