Ekonomi Jateng Tetap Tumbuh Solid dan Positif

- RACHMAT DWISAPUTRA- Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah. FOTO : DOK.HUMAS/ANING KARINDRA/JATENG POS

JATENGPOS.CO.ID,  SEMARANG – Rilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada 6 November 2023 mencatat perekonomian Jawa Tengah pada Triwulan III 2023 tumbuh 4,92% (yoy). Sumber pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah terbesar pada sisi pengeluaran adalah konsumsi rumah tangga dan lembaga non profit (LNPRT). Sementara dari sisi lapangan usaha, sumber pertumbuhan berasal dari sektor industri pengolahan dan sektor informasi & komunikasi.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Rachmat Dwisaputra mengatakan, dari sisi pengeluaran, Konsumsi Rumah Tangga memiliki andil terbesar dalam perekonomian Jawa Tengah, yaitu sebesar 3,49% dan tumbuh sebesar 5,97% (yoy). Pertumbuhan positif Konsumsi Rumah Tangga sejalan dengan daya beli masyarakat yang mulai stabil akibat inflasi yang terkendali pada Triwulan III 2023.

“Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), yang mencerminkan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi masih berada pada level optimis (>100), sebesar 126,8,” katanya.

Selain itu, lanjutnya, komponen konsumsi Lembaga Non-Profit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) juga tumbuh tinggi sebesar 7,14% (yoy) seiring dengan peningkatan aktivitas kegiatan menjelang Pemilu 2024.

iklan
Baca juga:  El Nino Kerek Harga Hortikultura di Jateng

Namun demikian, terdapat beberapa komponen yang menahan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi, yaitu investasi dan net ekspor luar negeri. Pada Triwulan III 2023, komponen investasi terkontraksi 0,78% (yoy), disebabkan beberapa proyek investasi sudah terealisasi pada semester I 2023, serta terdapat kendala pembangunan PSN Jalan Tol Semarang-Demak Seksi I akibat pembebasan lahan, terutama pada ruas Sayung-Kab. Demak.

“Selain itu, juga terdapat perlambatan pembangunan pelabuhan Jetty di KIT Batang yang semula direncanakan akan dimulai pada Triwulan III 2023, disebabkan antara lain karena faktor perizinan,” tukasnya.

Di sisi lain, lanjutnya, kinerja ekspor pada triwulan berjalan juga masih menghambat laju pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah lebih tinggi. Ekspor Jawa Tengah tercatat masih terkontraksi sebesar 0,42% (yoy).

“Hal ini disebabkan oleh kinerja ekspor luar negeri yang masih terkontraksi (-11,85%; yoy), seiring dengan perlambatan permintaan barang ekspor dari mitra dagang utama (Amerika Serikat dan Eropa),” ujarnya.

Sejalan dengan hal tersebut, impor Jawa Tengah juga masih terkontraksi pada Triwulan III 2023 (-4,02%; yoy) disebabkan oleh penurunan impor bahan baku dan barang modal, meski impor barang konsumsi meningkat.

Baca juga:  Program e-RDKK dan Kartu Tani Tekan Penyalahgunaan Pupuk Bersubsidi

Dari sisi lapangan usaha (LU), sumber pertumbuhan terbesar PDRB Triwulan III 2023 masih berasal dari industri pengolahan dan informasi & komunikasi. Sektor utama industri pengolahan memiliki andil pertumbuhan sebesar 1,61% dan tumbuh sebesar 4,96% (yoy), seiring dengan permintaan domestik yang masih kuat.

Kenaikan kinerja industri pengolahan ini antara lain juga tercermin dari perbaikan Indeks Penjualan Riil (IPR) dan penjualan kendaraan bermotor. Lebih lanjut, sektor informasi & komunikasi juga tumbuh kuat sebesar 12,60% sejalan dengan jasa layanan komunikasi yang naik sebesar 4,1%.

Namun demikian, sektor pertanian mengalami perlambatan pada triwulan laporan disebabkan oleh penurunan produksi padi akibat el nino dan pengalihan jenis tanaman padi. Sektor pertanian tumbuh melambat sebesar 1,78% (yoy) disebabkan oleh produksi padi yang terkontraksi sebesar 3,40% (yoy), lebih dalam dari triwulan lalu sebesar -1,72% (yoy).

“Penurunan produksi padi tersebut seiring dengan penurunan luas panen padi sebesar -4,67% (yoy) pada triwulan III 2023, akibat dampak el nino dan pengalihan jenis tanaman dari padi ke jagung/holtikultura,” jelasnya.

Baca juga:  BPS: Nilai Impor Jateng Selama September 2020 Naik 9,96 Persen

Menurutnya, ke depan, pemulihan ekonomi Jawa Tengah diprakirakan terus berlanjut dengan didukung perbaikan dari sisi domestik. Sementara peningkatan sisi ekspor luar negeri diperkirakan masih terkendala oleh moderasi perekonomian global akibat inflasi global yang masih tinggi dan heatwave yang berdampak pada peningkatan harga komoditas, terutama pangan.

Di sisi domestik, kinerja investasi diperkirakan masih tetap tumbuh kuat. Prospek perekonomian Jawa Tengah yang memiliki kawasan industri terpadu diharapkan mampu terus menjadi daya tarik bagi investor untuk merelokasi industri maupun berinvestasi teknologi terkini.

Lebih lanjut, peran stimulus fiskal dan realisasi program pemerintah akan berkontribusi positif sebagai penyangga pemulihan ekonomi. Untuk melanjutkan tren pemulihan ekonomi Jawa Tengah yang berkesinambungan, diperlukan langkah nyata dan sinergi kebijakan antara pemerintah daerah dan Bank Indonesia, serta keterlibatan pelaku usaha dalam mempertahankan produktivitas sektor-sektor utama dan menjaga iklim investasi tetap kondusif.(aln)

iklan