28 C
Semarang
Sabtu, 14 Juni 2025

Trainer Muda Pakar Ekonomi

SETIAP orang memiliki impian dan harapan kelak jika sudah dewasa. Sama halnya dengan yang dialami oleh Kenny Teguh Pribadi atau akrab dengan panggilan Kenny. Sempat bercita-cita menjadi dokter dan insinyur, perjalanan dan pengalaman hidupnya membawa Kenny kepada karier sebagai seorang trainer, di samping usaha lain yang dijalankannya.

Sebagai seorang trainer, ia sering berhadapan dengan orang banyak dalam hal memberikan pelatihan-pelatihan sales maupun marketing di berbagai perusahaan.

Bakat menjadi trainer yang hampir mirip dengan seorang dosen mengajar di kelas itu muncul saat dirinya menginjak kuliah S1. “Pada tahun pertama kuliah, banyak teman yang mengalami kesulitan dalam pelajaran dan mereka sering bertanya ke saya. Dan ketika saya jelaskan, teman saya merasa paham dan puas atas penjelasan saya, Setelah itu, semakin banyak teman yang datang berkonsultasi kepada saya. Dan melihat teman-teman dari tidak mengerti menjadi mengerti, saya mendapatkan kepuasan batiniah Itulah titik awal passion mengajar muncul di dalam diri saya.” ujar Kenny saat ditemui disela-sela kesibukannya berbisnis.

Mata kuliah ekonomi pertama yang didapat pada tahun pertama studi S1 membuka wawasannya tentang sistem dunia. “Melalui kelas ekonomi tersebut, saya jadi lebih memahami bagaimana society kita bekerja. Bagaimana individu membuat keputusan? Mengapa pemerintah melakukan kebijakan tertentu dan apa implikasinya ke dalam kehidupan? Dan banyak lagi. Ilmu Ekonomi is a very beautiful subject of study.” jelasnya.

Dari belajar ilmu ekonomi itu dirinya juga otomatis dipaksa untuk belajar berbagai macam keilmuan seperti ilmu politik, filsafat, sejarah, budaya, psikologi, statistik, dan sebagainya, karena semua ilmu sosial saling berkaitan dengan ilmu ekonomi. “Ilmu ekonomi itu adalah bahasa ilmu sosial, sedangkan matematika adalah bahasa ilmu alam. Dan kebetulan saya menyukai dan menikmati keduanya,” imbuhnya.

Setelah menyelesaikan studi S1, Kenny melanjutkan studi S2 Ilmu Ekonomi di The University of Hong Kong. Di Hong Kong, ia mendapatkan exposure yang unik karena Hong Kong adalah melting pot (kuali peleburan) antara dunia timur dan dunia barat.

Bakatnya mengajar semakin terlihat saat dirinya lulus S2 dan kemudian menjadi dosen untuk mahasiswa S1 di Beijing Normal University-Hong Kong Baptist University United International College (China). Ia mengampu 10 mata kuliah seputar ilmu ekonomi dan aktivitas dosen ini dijalani selama 4,5 tahun. Selama mengajar, ia selalu mendapatkan teaching evaluation yang sangat positif dari para mahasiswa yang diampunya.

Ia kemudian berhenti mengajar lantaran meneruskan pendidikan S3 di Singapura dengan mendapatkan beasiswa penuh, sebelum akhirnya kembali ke Semarang.

Kenny menghabiskan masa kecil hingga sekolah menengah atas di Kota Semarang, terakhir sebelum ke Singapura ia bersekolah di SMU Kolese Loyola Semarang.

Di pertengahan tahun 2017, ia bertemu dengan Tanadi Santoso, trainer handal tingkat nasional dan memutuskan unuk mengembangkan Sandler Training di Semarang dan sekitarnya.

Yang membuatnya tertarik untuk mengembangkan Sandler Training adalah filosofi training yang dinilainya sangat bagus. “Kita ditanamkan filosofi bahwa penjual itu derajatnya sama dengan pembeli. Posisi penjual sama dengan pembeli. Penjual menawarkan solusi dan tidak boleh minder. Datang tidak untuk mengemis agar produknya dibeli, tetapi menawarkan solusi. Kalau deal OK, tidak deal juga tidak masalah. Tidak deal kemungkinan dikarenakan kita menawarkan bukan ke calon pembeli kita (salah sasaran) atau cara penjualan kita yang kurang tepat. Mindset yang sangat powerful sekali, penjual itu memiliki martabat, Dengan mindset ini, penjual akan lebih percaya diri ketika bertemu calon pembeli dan bersama dengan skill set lainnya, akan menjadi lebih handal dalam proses penjualan.” pungkasnya. (mar)

 



Popular

LAINNYA

Terkini