PERAN komunikasi dalam organisasi menjadi kunci utama keberhasilan tiap program kerja. Pun yang dilakukan oleh Putut Andriatno (45), yang kini menjabat sebagai Executive General Manager Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero).
Bagi Putut, mengedepankan komunikasi itu penting dalam mengembangkan bisnis dan relasi. Selama 20 tahun berkarir di Pertamina, bapak 3 putra ini mengaku, melalui komunikasi, semua pekerjaan dapat teratasi dengan baik.
“Komunikasi internal maupun eksternal itu penting. Apalagi yang berkaitan dengan sales,” kata Putut yang 19 tahun berkecimpung di bidang Sales.
Putut menuturkan, awal masuk Pertamina pada tahun 2001, ia mendapatkan penugasan sebagai wira penjualan di Sukabumi. Karirnya sebagai sales perusahaan BUMN ini menuntutnya untuk berpindah-pindah NTB, Bali, Lampung, Ambon, Pontianak, Bandung dan Palembang.
“Karir di sales terakhir tahun 2020 sebagai Manager Region, hingga kemudian ditugaskan sebagai Corporate Secretary Commercial and Trading Pertamina di Jakarta selama kurang lebih satu tahun,” ujarnya.
Sebagai Corporate Secretary, Putut sadar bahwa komunikasi menjadi hal yang sangat penting, dimana ia harus bisa mengkomunikasikan kondisi perusahaan. Kekerabatan dengan stakeholder termasuk media massa harus terjalin dengan baik, untuk bisa menciptakan citra yang positif.
“Hubungan dan komunikasi yang baik dengan para stakeholder akan menciptakan citra positif bagi perusahaan. Dalam hal ini, informasi yang kita sampaikan harus mudah dipahami oleh berbagai pihak yang berkepentingan,” ucap Putut.
Selama berkarir di Pertamina, Putut mengakui lebih banyak sukanya ketimbang duka. Kewajiban dikerjakan sebaik mungkin, menjalin kekerabatan dengan banyak orang, memahami banyak karakter yang berbeda.
“Selama berpindah-pindah tugas, meski karakternya berbeda-beda, Alhamdulillah saya selalu dipertemukan dengan orang baik. Kita juga berusaha nyaman sama semua orang,” tukasnya.
Meski begitu, bagi Putut, yang paling berkesan selama bertugas di Pertamina yakni saat penugasan di Ambon, saat menjabat sebagai Sales Area Manager membawahi Maluku dan Maluku Utara. Secara provinsi berbeda, dan masing-masing memiliki karakter yang berbeda pula.
“Di wilayah Ambon itu kan daerah kepulauan. Distribusi BBM sampai ke pulau – pulau itu jadi tantangan luar biasa. Apalagi saat musim-musim barat, dengan angin kencang dan gelombang laut yang tinggi. Kendalanya kapal-kapal tidak bisa berlayar dan kita harus benar-benar bisa maintenance stok di terminal BBM, depot-depot dan SPBU,” jelasnya.
Tak sampai disitu, Putut melanjutkan, ia pun mengalami masa saat kerusuhan di Ambon yang menghambat distribusi BBM. Petugas dari Pertamina bahkan sempat diisolasi dan mendapat pengawalan khusus dari kepolisian, terutama saat melakukan distribusi BBM ke daerah konflik.
“Itu sekitar tahun 2011, di Ambon distribusi BBM harus dikawal polisi. Alhamdulillah semua bisa terlewati dan berjalan lancar berkat hubungan dan komunikasi bersama para stakeholder setempat. Kuncinya yaitu komunikasi, karena kita juga menjembatani masyarakat, kita juga harus menjaga stabilitas. Yang namanya konsumen kalau informasinya tidak pas, maka yang muncul nanti justru panik. Bisa terjadi ‘panic buying’ yang pada akhirnya di ‘rush’ habis,” imbuh Putut, yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang ekonomi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto.
Sementara, jabatan barunya sebagai Executive General Manager Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) ini memberikan tantangan baru bagi Putut. Meski begitu, ia pun cukup bersyukur, wilayah kerjanya yang membawahi Jateng dan DIY ini diibaratkan sebagai pulang kampung.
“Saya asli Purwokerto. Dan baru kali ini ditugaskan di Jateng-DIY,” ucapnya.
Pada penugasan yang baru ini, Putut memiliki target untuk lebih mengedepankan penjualan produk Bahan Bakar Khusus (BBK). Adapun strategi yang akan diterapkan tetap mengacu pada komunikasi dengan pola edukasi dan informasi yang lebih luas dan masif terkait produk-produk BBK supaya produk lebih dikenal masyarakat, dan makin tinggi konsumsinya.(aln)