UNGARAN. JATENGPOS.CO.ID- Nilna Adiba Kamal (20), seorang mahasiswi di salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Kota Semarang bangga dan merasa bersyukur menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Mahasiswi semester 5 yang menempuh program studi S1 Statiska ini sudah menjadi peserta JKN dari segmen Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU) mandiri semenjak tahun 2018.
Ditemui di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Ungaran, Adiba yang ingin melakukan perubahan Fasilitas Kesehatan (Faskes) di wilayah Kabupaten Semarang ini mengaku sangat puas dengan pelayanan yang diberikan oleh petugas frontliner. Dirinya juga diberikan edukasi bahwa untuk perubahan faskes bisa dilakukan di Aplikasi Mobile JKN.
“Kebetulan saya kesini untuk melakukan perubahan faskes, karena sebelumnya domisili saya berada di Kota Seamarang, karena saat ini saya bersama keluarga saya sudah pindah di Kabupaten Semarang jadi lebih baik saya pindahkan faskes keluarga saya agar jika sewaktu-waktu sakit tidak kejauhan untuk berobat. Pelayanan yang diberikan petugas disini pun sangat baik dan membantu, bahkan saya juga diberikan edukasi untuk mengunduh Aplikasi Mobile JKN karena ternyata banyak fitur-fitur yang dapat dimanfaatkan oleh peserta JKN, jadi untuk perubahan data, faskes ataupun perubahan kelas tidak perlu lagi harus datang ke Kantor BPJS Kesehatan,” ungkap Adiba.
Sebagai generasi millennial yang melek akan teknologi, Adiba merasa bahwa Aplikasi Mobile JKN yang baru saja dirinya unduh memiliki banyak fitur. Ia akan memanfaatkan bahkan akan memberitahu keluarganya untuk mengunduh Aplikasi Mobile JKN di handphone mereka masing-masing.
Adiba mengungkapkan dirinya pernah menggunakan layanan dengan menggunakan JKN di faskes. “Pada tahun 2022 yang lalu saya sempat rawat inap dengan diagnosa dokter pada saat itu saya terkena tipes, saya sangat terbantu dengan hadirnya JKN, dengan begitu kedua orang tua saya pun juga tenang tidak harus memikirkan biaya rawat inap”, ujarnya.
Pada kesempatan yang sama Adiba juga menceritkan bukan hanya dirinya saja yang pernah menggunakan layanan JKN di faskes, ayah dan kakaknya pun juga pernah memanfaatkannya dan tidak pernah menemui kendala sedikitpun. “Pada tahun 2018 itu kebetulan juga ayah saya menggunakan JKN untuk terapi saraf kejepit, dan pada tahun lalu kakak saya juga menggunakannya di klinik mata”, ujar Adiba.
Selain melakukan perubahan faskes, Adiba juga menanyakan dimana saja bisa melakukan pembayaran iuran JKN setiap bulannya. Dirinya tidak menyangka ketika dijelaskan oleh petugas frontliner, ternyata begitu banyak kanal pembayaran yang dapat melayani pembayaran iuran JKN.
“Kedatangan saya ke Kantor BPJS Kesehatan juga ingin menanyakan dimana saja bisa melakukan pembayaran iuran, agar orang tua saya mudah ketika akan melakukan pembayaran. Petugas tadi juga menyarankan untuk melakukan autodebet di perbankan agar setiap bulannya kami sekeluarga tidak lupa melakukan pembayaran dan untuk meminimalisir ketika akan menggunakan tiba-tiba kepesertaan kami tidak aktif karena lupa belum membayar iuran,” ungkap Adiba.
Begitu banyak manfaat JKN yang Adiba bersama keluarganya rasakan, dirinya mengucapkan ucapan terimakasihnya atas kehadiran JKN di negara ini. “Saya sebagai seorang mahasiswi yang belum memiliki penghasilan secara pribadi mengucapkan terimakasih atas kehadiran program JKN, saya tidak membayangkan jika saya sakit dan harus rawat inap, sementara orang tua saya juga harus memikirkan biaya perawatan di rumah sakit, belum lagi untuk biaya kuliah saya pada setiap semester yang tidak sedikit dan berbiaya cukup banyak,” ungkap Adiba. (am/muz/adv)