spot_img
28.5 C
Semarang
Jumat, 27 Juni 2025
spot_img

Kementerian Perindustrian Nilai SIG Layak Jadi Best Practice Industri Hijau Nasional

JATENGPOS.CO.ID,  JAKARTA- Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza memberikan apresiasi yang tinggi kepada PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) atas komitmen dan konsistensi Perusahaan dalam menjalankan bisnis secara berkelanjutan yang menyelaraskan antara aspek ekonomi, lingkungan dan sosial. Faisol Riza bahkan berpendapat bahwa SIG dapat menjadi praktik terbaik dalam penerapan prinsip industri hijau, tidak hanya bagi industri semen secara khusus, namun bagi sektor industri nasional secara umum.

Dalam kunjungan kerja ke Pabrik SIG di Narogong, Bogor, Jawa Barat dalam rangka melihat langsung implementasi standar industri hijau yang dijalankan oleh anak usaha SIG, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk, pada Senin (23/6/2025), Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza mengatakan industri semen memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan infrastruktur.

“SIG Group telah menjadi contoh bagaimana kinerja industri harus comply (patuh) dengan standar industri hijau. Kami memahami bahwa seluruh perusahaan di sub sektor industri semen memiliki komitmen yang tinggi dan sudah menjadi contoh praktik bisnis terbaik untuk industri yang lain. Kami berharap apa yang sudah dilakukan oleh industri semen bisa diikuti oleh industri dan asosiasi industri di sub sektor yang lain,” kata Faisol Riza.

Faisol Riza menambahkan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 tentang Perindustrian, penerapan industri hijau didasarkan pada tiga pilar utama, yaitu efisiensi dan efektivitas sumber daya, perlindungan lingkungan, dan manfaat sosial.

“Dengan landasan tersebut, industri hijau tidak hanya mendukung pencapaian target lingkungan tetapi juga sejalan dengan konsep ekonomi hijau yaitu ekonomi yang rendah karbon, hemat sumber daya, dan inklusif secara sosial. Seperti yang telah disampaikan bahwa bagaimana SIG berupaya melakukan inovasi untuk efisiensi sumber daya dan penggunaan energi, bahkan konsistensinya terbukti mendapatkan penghargaan-penghargaan dari Kementerian Perindustrian,” ujar Faisol Riza.

Senada, Ketua Asosiasi Semen Indonesia, Lilik Unggul Raharjo mengatakan, bahwa akselerasi industri hijau sangat penting bagi industri semen. Selain kontribusi terhadap upaya dekarbonisasi di dalam negeri, juga untuk mengantisipasi kebijakan batasan emisi karbon, baik yang akan diterapkan Pemerintah dalam kebijakan Nilai Ekonomi Karbon, dan juga yang ditetapkan oleh negara-negara tujuan ekspor.

Direktur Utama SIG, Indrieffouny Indra menyampaikan terima kasih atas dukungan Kementerian Perindustrian kepada SIG selama ini, khususnya dalam perjalanan transformasi menjadi Perusahaan yang menerapkan prinsip industri hijau dan industri 4.0. Sebagai market leader di industri semen nasional, SIG memiliki visi untuk menjadi penyedia solusi bahan bangunan terbesar di Indonesia yang beorientasi terhadap pelanggan, praktik bisnis terbaik berdasarkan prinsip keberlanjutan, penciptaan nilai tambah bagi pemangku kepentingan, serta pengembangan sumber daya manusia.

Semangat keberlanjutan SIG didasari oleh kesadaran bahwa pembangunan harus berjalan beriringan dengan kebutuhan umat manusia saat ini. Karena itu, SIG berusaha memetakan tantangan dan peluang untuk bisa fit for the future melalui inisiatif dekarbonisasi, penciptaan solusi-solusi bahan bangunan inovatif, penerapan ekonomi sirkular, konservasi air dan alam, serta penciptaan nilai bagi komunitas masyarakat.

“Komitmen keberlanjutan SIG diperkuat dengan strategi keberlanjutan yang meliputi penciptaan solusi inovatif dan modern, perlindungan terhadap lingkungan, dan penciptaan nilai bagi karyawan dan masyarakat. Ketiga pilar keberlanjutan tersebut diwujudkan melalui penerapan tata kelola yang baik dan menjunjung tinggi kepatuhan hukum, etika, dan integritas,” kata Indrieffouny Indra.

Saat ini, SIG hadir dalam representasi merek-merek semen kantong terkemuka yaitu Semen Gresik, Semen Padang, Semen Tonasa, Dynamix, Semen Andalas, Thang Long, Semen Baturaja dan Semen Merdeka. Berkat inisiatif keberlanjutan yang dilakukan, produk semen SIG telah mencapai 38% lebih rendah emisi karbon daripada produk yang dihasilkan secara konvensional. Tidak hanya semen kantong, tapi juga semen curah dan produk beton siap pakai.

Komitmen keberlanjutan SIG semakin mantap dengan lini bisnis pengelolaan limbah ramah lingkungan bernama Nathabumi yang memiliki fasilitas pengelolaan limbah terbesar se-Asia Tenggara. Melalui Nathabumi juga, SIG memelopori penerapan teknologi refuse-derived fuel (RDF) pertama di Indonesia yang terletak di Cilacap, Jawa Tengah. Untuk mencapai industri hijau, SIG juga berfokus pada upaya penciptaan nilai bagi masyarakat dengan melibatkan mereka dalam rantai pasok Perusahaan, seperti penyediaan suplai biomassa, serta pengelolaan dan pemanfaatan RDF.

“Atas berbagai upaya yang telah dijalankan, SIG berhasil meraih tiga penghargan PROPER Emas, lima PROPER Hijau, dan Green Leadership tahun 2024 dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). SIG juga berhasil meraih berbagai penghargaan dari Kementerian Perindustrian, antara lain penghargaan Industri Hijau 2024, penghargaan National Lighthouse Industry 4.0, serta INDI 4.0,” tutup Indrieffouny Indra.(aln)

spot_img

TERKINI