JATENGPOS.CO.ID, TEGAL – Perum BULOG melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pemerintah menekan angka stunting di Indonesia. Tahun ini, BULOG melaksanakan Program Bulog Peduli Gizi di Desa Karangdawa, Kecamatan Margasari, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
Kabupaten Tegal dipilih karena prevalensi stunting di daerah ini mencapai 16%, tertinggi kedua di Jawa Tengah. Desa Karangdawa menjadi fokus intervensi lantaran merupakan desa terpadat dengan jumlah balita tertinggi di kabupaten tersebut, yakni 887 anak. Dari jumlah itu, 214 balita mengalami stunting dan 125 di antaranya berasal dari keluarga kurang mampu.
Direktur SDM dan Umum Perum BULOG, Sudarsono Hardjosoekarto, bersama jajaran manajemen hadir langsung menyalurkan bantuan berupa Beras Fortivit (beras fortifikasi) sebanyak 10 kilogram per balita per bulan selama tiga bulan, susu formula khusus tumbuh kembang, serta paket intervensi gizi lainnya. Program ini juga meliputi edukasi dan konseling gizi, pemberian makanan tambahan (PMT), suplemen mikronutrien, pemantauan pertumbuhan, hingga surveilans gizi.
Pelaksanaan program melibatkan kolaborasi lintas pihak, termasuk Tim Dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti yang tergabung dalam Pokja Penanganan Stunting Tingkat Nasional, serta Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal. Bupati Tegal dan jajaran pemerintah daerah turut hadir memberi dukungan penuh terhadap percepatan penurunan stunting.
Program ini mencakup tiga kegiatan utama, yakni Pemantauan pertumbuhan balita menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS); Penyuluhan kepada orang tua dan kader posyandu tentang pola hidup bersih dan sehat; dan Penyaluran pangan bergizi berupa Beras Fortivit dan susu formula khusus tumbuh kembang untuk memenuhi kebutuhan vitamin, mineral, dan protein balita.
Di lapangan, sejumlah anak yang tampak sehat secara fisik ternyata memiliki berat dan tinggi badan jauh di bawah standar. Evi Rahmawati (30), warga Karangdawa, mengaku anaknya mengalami stunting sejak usia 14 bulan.
“Beratnya tidak pernah naik. Di posyandu dekat rumah, ada empat anak teridentifikasi stunting, bahkan ada yang umur dua tahun beratnya cuma delapan kilo,” ujarnya.
Menurut Sudarsono, bantuan gizi ini bukan sekadar pemberian makanan tambahan, tetapi bentuk kepedulian nyata terhadap masa depan generasi penerus bangsa.
“Kami berharap program ini dimanfaatkan sebaik-baiknya, disertai edukasi gizi berkelanjutan untuk membentuk pola hidup sehat. Kami bekerja sama dengan Pemkab, tim dokter Universitas Trisakti, dan BUMN lain untuk memantau langsung kondisi balita. Desa Karangdawa memang termasuk wilayah dengan angka stunting cukup tinggi,” tegasnya.
BULOG berharap, Bulog Peduli Gizi dapat menjadi percontohan bagi daerah lain dalam mempercepat penurunan angka stunting nasional. Melalui TJSL, BULOG tetap fokus pada tiga bidang prioritas—pendidikan, lingkungan, dan pengembangan usaha menengah kecil—sebagai dukungan terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) dan penciptaan nilai bersama (Creating Shared Values) untuk masa depan yang lebih sehat.(aln)