JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jateng-DIY mendorong pengembangan ekonomi daerah melalui penguatan ekosistem rajungan, terutama di wilayah pesisir utara Jawa. Rajungan dinilai memiliki potensi ekspor besar, terutama ke Amerika Serikat, sekaligus menjadi tumpuan kesejahteraan ribuan nelayan.
Kepala OJK Jateng-DIY, Hidayat Prabowo, menyebutkan hampir 50 persen suplai rajungan dunia berasal dari Indonesia, dengan pasar utama Amerika.
“Jika sektor jasa keuangan terlibat maksimal dalam ekosistem ini, maka akan mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus meningkatkan kesejahteraan nelayan,” ujarnya.
Ia mencontohkan, di Kabupaten Demak terdapat Desa Betahwalang yang dihuni sekitar 6.000 jiwa, mayoritas nelayan rajungan.
“Potensinya sangat besar dan akan kita kembangkan bersama. Model ini juga bisa direplikasi di wilayah pesisir lain,” tambah Hidayat.
Menurutnya, ekosistem rajungan melibatkan rantai yang luas, mulai dari nelayan, pedagang, pengupas, hingga eksportir. Dukungan sektor jasa keuangan penting untuk menyediakan modal kerja, perlengkapan melaut, hingga akses pasar.
Upaya ini diperkuat dengan penandatanganan perjanjian kerja sama antara OJK Jateng-DIY, pemerintah daerah, dan pelaku industri keuangan, serta pengukuhan ‘Campaign Manager dan Campaign Collaborator’, di Kantor OJK Jateng-DIY, Kamis (11/9/2025).
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, menegaskan pentingnya literasi dan inklusi keuangan sebagai pondasi pengembangan ekonomi.
“Yang pertama ini masalah inklusi, supaya masyarakat tahu kalau membutuhkan pinjaman bisa ke lembaga keuangan yang legal. Yang kedua, literasi keuangan, agar mereka paham produk-produk jasa keuangan dan tidak terjebak pada praktik ilegal,” jelasnya.
Ketua Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (Forkom IJK) Jateng-DIY, Onny S. Suharsono, menambahkan perlunya sinergi agar program literasi dan inklusi keuangan lebih merata.
“Kami mengoordinasikan agar tidak terjadi tumpang tindih. Misalnya, jika suatu wilayah sudah dijangkau program literasi oleh satu bank, maka lembaga lain bisa masuk ke wilayah yang belum pernah disentuh. Dengan begitu dampaknya akan lebih besar,” ujarnya, yang juga Direktur Bisnis Kelembagaan dan Unit Usaha Syariah Bank Jateng.
Acara ini menjadi momentum penting bagi OJK, pemerintah daerah, perbankan, serta pelaku usaha untuk memperkuat perekonomian berbasis potensi lokal sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.(aln)