JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG- Hampir seluruh penduduk di Indonesia telah terdaftar sebagai peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Akses pelayanan yang mudah, cepat, dan setara membuat program JKN menjadi kepercayaan bagi sebagian besar keluarga di Indonesia terlebih untuk kesehatan sang buah hati.
Novia Anggraeni, warga asal Wanamukti, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang ini telah merasakan manfaat nyata Program JKN, bagi anak semata wayangnya, Qiya (4) yang senantiasa setia ia temani saat harus dirawat inap karena panas tinggi yang tak berangsur menurun.
“Sekitar seminggu yang lalu anak saya mulai ngeluh badannya tidak enak, lemas, diiringi juga dengan batuk dan pusing, sempat saya bawa ke dokter keluarga dan diberikan obat penurun panas memang beberapa hari sempat membaik namun besoknya panas tinggi lagi,” ujar Novia mengawali cerita saat ditemui di Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS), Rabu (23/9/2025).
Tubuh mungil Qiya yang semangat kini sudah tidak terlihat, senyum yang biasanya terbuka lebar kini berganti menjadi rintihan tangis, suasana rumah yang ceria karena tingkah lakunya seakan terdiam dan tak lagi bersuara. Demam di tubuh Qiya beberapa kali naik dan turun hingga puncaknya menyentuh angka 41 derajat.
Karena panas yang sudah terlampau tinggi, Novia langsung berinisiatif membawa anaknya ke IGD (Instalasi Gawat Darurat) untuk segera mendapatkan penanganan. Beberapa tindakan langsung dilakukan mulai dari cek darah hingga rontgen toraks.
“Langsung saya bawa ke IGD saja karena panasnya sudah sampai 41, untungnya dia tidak ada riwayat step atau kejang, hasil pemeriksaan memang ada bercak-bercak dan disarankan untuk rawat inap sembari menunggu evaluasi lebih lanjut,” ungkap Novia
“Memang anak saya ini sensitif sama makanan atau minuman yang kemasan dan yang manis-manis. awal mula sakit ini saya rasa karena terlalu banyak makan permen kemasan, makannya pun tanpa sepengetahuan saya alias ngumpet-ngumpet, kadang waktu di sekolah diberi temannya jajanan ya dia tidak bisa menolak, Namanya juga masih anak-anak,” ucapnya sambil terkekeh.
Terdaftar sebagai peserta Program JKN pada segmen Pekerja Penerima Upah dari Perusahaan sang suami, membuat Novia tidak khawatir akan pelayanan kesehatan bagi buah hatinya. Dalam memanfatatkan Program JKN, tak sekalipun ia merasakan kesulitan dalam mengakses pelayanan. Justru berbagai kemudahan ia dapatkan, mulai dari administrasi yang cepat, hingga tindakan dan obat-obatan telah dijamin oleh BPJS Kesehatan tanpa mengeluarkan biaya satu rupiahpun.
“Rumah Sakit UNIMUS ini menurut saya sangat ramah anak, luas dan tidak terlalu ramai jadi anak-anak pun nyaman, kalau ramai kan biasanya anak tuh jadi takut dan rewel. Anak saya ini kalau mau dibawa ke rumah sakit harus sesuai keinginannya dia karena anaknya sudah bisa diajak diskusi dan dia milih RS UNIMUS ini,” jelas Novia
Novia pun turut mengapresiasi kenyamana fasilitas RS UNIMUS mulai dari fasilitas di ruangan seperti lemari, meja dan ranjang yang disulap bak taman bermain oleh Qiya. Penanganan pelayanan yang cepat hingga dokter dan perawat yang informatif dalam memberikan penjelasan terkait tindakan dan obat-obatan yang diberikan kepada anaknya.
Novia mengaku, sangat berat jika tidak ada BPJS Kesehatan, ia dan keluarga sangat terbantu dengan adanya program ini, jadi tidak terasa bayarnya apalagi kalau ada kejadian-kejadian darurat seperti ini bisa mengurangi rasa khawatir jika sudah ada BPJS Kesehatan.
“Alhamdulillah ada progress yang baik, anaknya juga merasa nyaman bisa istirahat, happy juga bisa sambil mainan juga jadi bisa mempercepat penyembuhannya. Semoga bisa segera cepat pulang,” tambahnya.
Novia berharap pelayanan BPJS Kesehatan dapat dipertahankan dan dapat ditingkatkan lebih baik lagi serta senantiasa dapat memberikan edukasi kepada masyarakat agar masayarakat mengetahui serta mendukung Program JKN.
“Terima kasih BPJS Kesehatan, semoga BPJS Kesehatan semakin baik.” tutup Novia dan Qiya sambil memegangi bonek kesayangannya.(aln)