JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG- Transformasi digital memberi angin segar bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kota Semarang. Salah satunya dirasakan oleh Arneta (25), pemilik Batik Puspa Laras, yang kini lebih mudah mengelola keuangan usahanya setelah mengikuti pelatihan Sistem Informasi Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan (SIAPIK) dari Dekranasda Kota Semarang.
Sebelum mengenal SIAPIK, Arneta mencatat keuangan secara manual menggunakan Excel. Proses itu memakan waktu dan sering membuat pembukuan tertunda.
“Setelah pakai SIAPIK, pencatatan jadi lebih cepat, rapi, dan jelas. Saya bisa langsung tahu pemasukan, pengeluaran, sampai laba rugi tiap bulan,” ujarnya, Kamis (23/10/2025).
Selama tiga bulan pelatihan, Arneta makin paham membaca kondisi finansial usahanya. Kini ia mampu memantau arus kas dan neraca keuangan untuk menilai kestabilan bisnisnya.
Arneta mengetahui program ini dari informasi Dekranasda Kota Semarang. Ia tertarik setelah mendengar pesan Ketua Harian Dekranasda, Syanas Nadya Winanto Putri, bahwa langkah awal UMKM naik kelas adalah dengan keuangan yang sehat.
Usaha Batik Puspa Laras yang berdiri dua tahun lalu kini makin berkembang. Berlokasi di Sambiroto Baru, Tembalang, Arneta memproduksi batik tulis, ecoprint, dan gesek godong, serta mengolah sisa kain menjadi aksesori unik.
Produk Batik Puspa Laras kini telah dipasarkan di beberapa hotel di Semarang, termasuk Hotel Quest, dan menjangkau wilayah Kabupaten Semarang serta Salatiga melalui berbagai mitra.
Ketua Harian Dekranasda Kota Semarang, Syanas Nadya Winanto Putri, mengatakan pelatihan SIAPIK menjadi bentuk nyata pendampingan agar UMKM lebih disiplin dan profesional dalam mencatat keuangan.
“Banyak UMKM yang produknya bagus tapi tidak tahu kondisi keuangannya. Dengan SIAPIK, mereka belajar mencatat pemasukan dan pengeluaran secara teratur, memahami arus kas, hingga membaca laba rugi,” jelasnya.
Dari 125 pendaftar, sekitar 100 peserta mengikuti sosialisasi dan 40 menjalani pendampingan intensif selama tiga bulan. Peserta juga wajib mengisi laporan pembukuan mingguan agar terbentuk kebiasaan disiplin.
Hasilnya, banyak peserta kini lebih memahami arus kas dan berani mengajukan pembiayaan ke perbankan karena memiliki laporan keuangan yang jelas.
“Output dari program ini bukan sekadar sertifikat, tapi perubahan pola pikir agar UMKM bisa tumbuh berkelanjutan,” tegas Syanas.
Kepala Bagian Perekonomian dan SDA Setda Kota Semarang, Ima Kurnia Dewi, mengapresiasi langkah Dekranasda yang fokus pada solusi nyata seperti pencatatan digital keuangan.
“Pendampingan ini membantu UMKM mengenali kondisi keuangannya secara nyata sehingga keputusan bisnis bisa lebih rasional dan terukur,” ujarnya.
Tiga peserta terbaik pelatihan SIAPIK mendapat penghargaan. Juara pertama diraih Arneta (Batik Puspa Laras) dengan hadiah Rp10 juta, disusul Nurul Qomariyah (Nurulshine) Rp7,5 juta, dan Neny Ratna (Nine Gula Aren) Rp5 juta.(aln)












