25 C
Semarang
Sabtu, 15 November 2025

Sektor Jasa Keuangan Tetap Tangguh di Tengah Dinamika Global



JATENGPOS.CO.ID, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan sektor jasa keuangan nasional tetap stabil dan tangguh di tengah ketidakpastian global. Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menyebut ketahanan sektor ini menjadi kunci dalam menjaga fondasi ekonomi nasional.

“Stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga dan mampu menopang ketahanan ekonomi nasional, meskipun tekanan global masih kuat,” ujar Mahendra Siregar.

Dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK pada 29 Oktober 2025, disimpulkan bahwa meski ekonomi global mengalami perlambatan, prospek pertumbuhan justru direvisi naik oleh IMF. Optimisme itu lahir dari kebijakan moneter global yang lebih longgar dan kesepakatan perdagangan yang mulai pulih di berbagai kawasan.

Di Amerika Serikat, aktivitas ekonomi melambat dengan pasar tenaga kerja yang tertekan dan sejumlah perusahaan gagal bayar. Namun langkah The Fed menurunkan suku bunga dipandang mampu meredam gejolak pasar. Di Tiongkok, konsumsi rumah tangga dan sektor properti masih lesu, sementara kawasan Eropa menghadapi stagnasi akibat tekanan politik dan penurunan peringkat utang beberapa negara.

Baca juga:  34 Peserta Ramaikan Ormas - NGO Expo

Meski demikian, ekonomi Indonesia menunjukkan ketahanan yang kuat. Pertumbuhan ekonomi triwulan III-2025 mencapai 5,04 persen secara tahunan, dengan indeks manufaktur yang masih berada di zona ekspansi. OJK menilai daya tahan domestik ini menjadi bukti bahwa koordinasi kebijakan fiskal, moneter, dan sektor keuangan berjalan efektif.

Kinerja positif juga terlihat di pasar modal. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir Oktober 2025 ditutup di level 8.163,88 atau naik 15,31 persen sejak awal tahun. Bahkan IHSG sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada 23 Oktober di level 8.274,34, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp15.560 triliun.

Likuiditas transaksi saham meningkat signifikan, dengan rerata nilai transaksi harian mencapai Rp25,06 triliun—tertinggi sepanjang sejarah. Investor domestik masih menjadi pendorong utama, sementara investor asing mencatat net buy sebesar Rp12,96 triliun pada Oktober. Pasar obligasi juga menguat, dengan yield Surat Berharga Negara (SBN) turun rata-rata 25 basis poin.

Baca juga:  Smartfren Gali Potensi Esports Anak Muda Tegal

Di sisi lain, industri pengelolaan investasi terus tumbuh dengan nilai aset kelolaan mencapai Rp969,03 triliun, naik hampir 16 persen dibanding tahun sebelumnya. Nilai Aktiva Bersih reksa dana juga naik signifikan, menandakan meningkatnya kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia.

Mahendra menyebut, peningkatan jumlah investor baru yang mencapai 520 ribu hanya dalam sebulan menjadi indikator kuatnya kepercayaan masyarakat terhadap pasar keuangan. Hingga Oktober 2025, total investor di pasar modal mencapai lebih dari 19 juta orang, meningkat 29 persen dibanding tahun lalu.

Selain memperkuat pasar modal, OJK juga menegakkan disiplin dan tata kelola sektor keuangan melalui pengawasan ketat. Sepanjang 2025, total sanksi administratif yang dijatuhkan mencapai lebih dari Rp60 miliar kepada ratusan pelaku usaha jasa keuangan.

“Kami akan terus menjaga integritas pasar dan memastikan kepercayaan publik tetap kuat,” tegas Mahendra Siregar.(aln)



TERKINI


Rekomendasi

...