JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG- Ruang redaksi kini tak lagi selalu berisi suara ketikan cepat dan aroma kopi yang menguar. Di balik layar, ada mesin cerdas yang bekerja diam-diam, membantu wartawan menyalin ide menjadi paragraf, menyusun naskah dengan kecepatan tak terbayangkan.
Inilah wajah baru jurnalisme digital di Semarang. Ketika koneksi Telkomsel bertemu kecerdasan buatan seperti ChatGPT, batas antara manusia dan teknologi mulai mengabur, melahirkan sinergi baru antara nalar dan nirkabel.
Bagi media online, kecepatan bukan lagi sekadar nilai tambah, tapi jantung dari eksistensi. Di tengah derasnya arus informasi, AI hadir bukan untuk menggantikan wartawan, melainkan memperkuatnya.
Zikan (28), wartawan Pikiran Rakyat Network di Semarang misalnya. Ia mengaku, kecerdasan buatan kini menjadi bagian dari rutinitasnya. ChatGPT membantu ia mengubah catatan lapangan menjadi naskah matang dalam hitungan menit.
“Kalau dulu saya butuh satu jam menulis satu berita, sekarang cukup tiga puluh menit. Tapi kontrol manusia tetap utama, karena jurnalisme bukan sekadar kecepatan, tapi ada akurasi dan nurani di situ,” ujar Zikan.
Sementara, Andik (40), dari metrosemarang.com menyebut, ChatGPT adalah asisten digital yang tak pernah lelah. Ia kerap memanfaatkan AI untuk mencari sudut baru, merapikan struktur berita, hingga membuat headline yang lebih menggigit.
“Saya sering minta ChatGPT bikin versi headline bergaya Jateng, tinggal pilih mana yang paling pas. Tapi tetap saya ubah sesuai fakta dan gaya redaksi,” kata Andik.
Namun, semua kemudahan itu tak akan berarti tanpa jaringan yang stabil. Telkomsel melalui kampanye “AI untuk Semua, dari Telkomsel untuk Indonesia” menghadirkan infrastruktur digital yang memungkinkan setiap jurnalis bekerja cepat, di mana pun mereka berada.
Konektivitas kini menjadi urat nadi jurnalisme modern. Jaringan 5G dan akses internet Telkomsel membantu wartawan mempercepat proses unggah berita, mengirim foto, hingga menyalin wawancara tanpa jeda waktu.
“AI hanya akan berguna kalau aksesnya lancar. Telkomsel memberi ruang bagi kami untuk bekerja dari mana saja, lapangan, kafe, atau kantor, tanpa khawatir jaringan,” tutur Andik.
General Manager Telkomsel Region Jateng-DIY, Gamada dalam suatu kesempatan menegaskan, Telkomsel berkomitmen menghadirkan manfaat nyata dari transformasi digital hingga ke lini akar rumput. Menurutnya, AI dan jaringan cepat harus menjadi bagian dari kehidupan produktif masyarakat, bukan hanya simbol kemajuan teknologi.
“Telkomsel berkomitmen menjadi penggerak inklusi digital nasional. Melalui semangat AI untuk Semua, dari Telkomsel untuk Indonesia, kami ingin teknologi seperti AI bukan hanya dinikmati di pusat kota saja, tapi juga menjangkau seluruh pelosok, memberi manfaat nyata bagi pelaku media, UMKM, pendidikan, dan masyarakat luas,” ungkap Gamada.
Kolaborasi antara jaringan kuat Telkomsel dan kecerdasan buatan seperti ChatGPT kini membuka babak baru jurnalisme Indonesia. Dari ruang redaksi di Semarang hingga pelosok Nusantara, kecepatan dan ketepatan berita kini bisa berjalan seiring, dan tentu saja didorong oleh sinyal yang tak pernah tidur.
“ChatGPT membantu kami berpikir lebih cepat, tapi keputusan akhir tetap di tangan manusia. Karena pada akhirnya, berita adalah tentang manusia untuk manusia,” tutup Andik.(aln)











