JATENGPOS.CO.ID, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan hasil Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK (SBPO) Triwulan IV-2025 yang menunjukkan optimisme tinggi atas prospek kinerja industri perbankan hingga akhir tahun 2025. Survei yang dilakukan pada Oktober 2025 ini melibatkan 102 bank, mewakili 99,25 persen dari total aset bank umum per September 2025.
Optimisme tersebut tercermin dari Indeks Orientasi Bisnis Perbankan (IBP) yang mencapai 66, atau berada dalam zona optimis. Mayoritas responden meyakini kondisi makroekonomi Indonesia akan membaik, didukung oleh keyakinan bahwa perbankan mampu mengelola risiko dengan baik.
“Hasil SBPO mencerminkan indikator positif dari industri perbankan. Optimisme terhadap ekonomi domestik dan pengelolaan risiko yang baik menjadi landasan kuat bagi solidnya kinerja perbankan hingga akhir tahun,” ujar Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK.
Salah satu faktor utama yang mendorong optimisme tersebut adalah membaiknya proyeksi ekonomi nasional. Indeks Ekspektasi Kondisi Makroekonomi (IKM) kembali masuk ke zona optimis dengan nilai 63. Hal ini ditopang oleh ekspektasi penurunan BI Rate, penguatan nilai tukar Rupiah, serta peningkatan aktivitas konsumsi menjelang Natal dan Tahun Baru.
Pemerintah juga akan mendorong daya beli masyarakat melalui stimulus 8+4+5, yang diperkirakan akan ikut mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, peningkatan aktivitas ekonomi diproyeksi akan berdampak pada kenaikan inflasi.
Pada saat yang sama, risiko perbankan dinilai tetap berada di tingkat aman. Indeks Persepsi Risiko (IPR) tercatat sebesar 57, juga berada di zona optimis. Responden menilai kualitas kredit tetap terjaga, termasuk rendahnya Posisi Devisa Netto (PDN) akibat posisi aset valas yang lebih tinggi daripada kewajibannya (long position).
Meski demikian, net cashflow bank diproyeksikan menurun dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal itu disebabkan meningkatnya penarikan dana untuk kebutuhan operasional nasabah serta belanja pemerintah daerah menjelang tutup tahun. Di sisi lain, cash outflow diperkirakan meningkat secara musiman.
Ekspektasi terhadap kinerja perbankan masih kuat. Indeks Ekspektasi Kinerja (IEK) berada pada level 78, nilai optimis tertinggi pada survei kali ini. Responden memperkirakan pertumbuhan kredit akan terus berlanjut, seiring peningkatan permintaan kredit dan kesiapan bank melakukan ekspansi melalui pipeline yang tersedia.
Sektor ekonomi yang diyakini menjadi penggerak pertumbuhan kredit antara lain industri pengolahan (+8,64 persen yoy, per September 2025); pertambangan dan penggalian (+19,15 persen yoy); dan pengangkutan dan pergudangan (+19,32 persen yoy).
Selain itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga diperkirakan tumbuh untuk menopang ekspansi kredit dan menjaga likuiditas perbankan.
Dalam survei periode ini, OJK juga menghimpun proyeksi pencapaian Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun 2025. Sebagian besar responden optimistis baik target kredit maupun DPK akan tercapai sesuai rencana.(aln)












