JATENGPOS.CO.ID, JAKARTA- Pola perjalanan wisata masyarakat Indonesia terus mengalami pergeseran. Liburan singkat berdurasi 1–3 hari diproyeksikan menjadi pola utama perjalanan pada 2026, dengan momentum libur dan faktor harga semakin menentukan rencana bepergian.
Gambaran tersebut terungkap dalam laporan tiket.com Tourism Trends 2025 & Outlook 2026: Redefining The New Shape of Travel yang diluncurkan tiket.com bersama Lokadata, Selasa (16/12/2025). Program tahunan ini didukung Kementerian Pariwisata RI untuk membaca arah pasar dan perubahan perilaku wisatawan nusantara.
Wakil Menteri Pariwisata RI, Ni Luh Enik Ermawati, menilai forum ini menjadi ruang strategis bagi pemerintah dan industri pariwisata dalam menyelaraskan langkah ke depan. Ia menegaskan pariwisata nasional perlu terus beradaptasi dengan menghadirkan produk yang relevan, berkualitas, dan berkelanjutan.
“Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah dan pelaku industri, kami optimistis pariwisata Indonesia tidak hanya mampu menghadapi tantangan, tetapi juga tumbuh semakin tangguh dan berdaya saing pada 2026,” ujarnya.
Laporan tersebut menunjukkan pariwisata Indonesia memasuki fase recalibration, di mana pola perjalanan mulai lebih stabil dan terdefinisi. Perjalanan tidak lagi semata soal frekuensi, melainkan kualitas pengalaman, kebersamaan keluarga, dan fleksibilitas waktu.
Berdasarkan survei konsumen tiket.com yang diolah Lokadata, sebanyak 76 persen responden bepergian untuk tujuan liburan dan rekreasi. Liburan keluarga masih menjadi orientasi utama, disusul perjalanan bersama teman, pasangan, dan solo travel.
Data juga mencatat seluruh kategori pariwisata tumbuh positif sepanjang 2025. Pemesanan transportasi meningkat 23 persen, akomodasi 20 persen, dan atraksi wisata melonjak hingga 38 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Dari sisi transportasi, terjadi pergeseran ke moda darat. Pemesanan kereta api naik 47 persen dan bus meningkat 46 persen, didorong harga lebih terjangkau, kemudahan akses, serta fleksibilitas rute, khususnya untuk perjalanan jarak pendek hingga menengah.
Preferensi akomodasi pun bergeser ke non-hotel atau villa. Pemesanan villa tercatat naik 44 persen, seiring meningkatnya minat perjalanan keluarga dan kelompok yang membutuhkan ruang lebih luas dan privasi. Sementara di kategori atraksi, tiket playground melonjak 71 persen, menjadi pilihan keluarga urban untuk menikmati liburan singkat tanpa perjalanan jauh.
Salah satu temuan utama lainnya adalah menguatnya tren short trip. Hampir 70 persen perjalanan berlangsung selama 1–3 hari, memanfaatkan long weekend dan libur nasional. Pola ini diprediksi semakin stabil pada 2026 dengan family travel dan perjalanan domestik sebagai penggerak utama.
“Konsumen Indonesia semakin mengutamakan perjalanan domestik singkat berbasis momentum. Ini membuka peluang produk perjalanan yang lebih modular, family-friendly, dan terintegrasi secara digital,” kata Chief Strategy Officer tiket.com, Tifanny Tjiptoning.
Sejalan dengan riset tersebut, Kementerian Pariwisata RI menilai perubahan perilaku wisatawan sebagai sinyal positif bagi penguatan pariwisata domestik. Jarak, biaya, serta pilihan moda transportasi menjadi faktor penting dalam menentukan destinasi.
“Sebanyak 42,8 persen wisatawan nusantara menjadikan wisata kuliner sebagai motivasi utama berlibur, disusul belanja, wisata kota dan pedesaan, bahari, serta petualangan,” ujar Asisten Deputi Strategi dan Komunikasi Pemasaran Kemenpar RI, Firnandi Gufron.
Dari sisi destinasi, tujuan domestik seperti Bali, Yogyakarta, dan Bandung masih mendominasi. Namun, minat terhadap destinasi alternatif mulai tumbuh, antara lain Wakatobi, Manado, Pangandaran, hingga Sorong. Untuk internasional, Jepang dan Korea Selatan tetap menjadi favorit.
Pola pemesanan juga semakin momentum-driven. Tiket transportasi cenderung dibeli lebih awal untuk mengamankan harga, sementara akomodasi kerap dipesan mendekati tanggal keberangkatan. Selain itu, perilaku wisatawan makin digital, dengan 89 persen responden mencari inspirasi perjalanan melalui media sosial, khususnya TikTok dan Instagram.
Kesadaran terhadap pariwisata berkelanjutan pun meningkat. Sebanyak 67 persen responden mengaku pernah menginap di akomodasi ramah lingkungan dan 94 persen terbuka untuk kembali mencobanya.
Chief Data Officer Lokadata, Suwandi Ahmad, menyebut karakter pasar pariwisata Indonesia kini sangat dipengaruhi momentum. Konsumen tetap ingin bepergian, namun lebih selektif dalam mengatur pengeluaran dan bergantung pada momen libur serta promo.
Melalui riset ini, tiket.com menegaskan komitmennya untuk terus hadir dengan beragam kampanye tematik sesuai kalender liburan. Program seperti Online Tiket Week, Tiket Hari Raya, hingga travel fair diyakini menjadi penggerak mobilitas wisatawan sekaligus memperkuat ekosistem pariwisata nasional.(aln)








