Eks Napiter Sampaikan Testimoni

Dialog Radikalisme Amir Mahmud Center

DIALOG : Eks Napiter Haryanto saat menyampaikan testimoni dalam acara dialog dan silaturahmi paham radikalisme di RM Embun Pagi Sukoharjo.
DIALOG : Eks Napiter Haryanto saat menyampaikan testimoni dalam acara dialog dan silaturahmi paham radikalisme di RM Embun Pagi Sukoharjo.

JATENGPOS.CO.ID, SUKOHARJO – Eks narapidana teroris Haryanto, pelaku bom Polresta Surakarta memberikan testimoninya tentang pergulatan batinya saat ia menjalani hidupnya sebagai napiter (narapidana teroris).

“Awalnya saya menganggur lalu berkumpul dengan kelompok teman kajian, hingga akhirnya ada doktrin yang masuk bahwa pemerintahan buruk dan tidak adil. Saya tidak tahu kalau saat saya diminta menyiapkan sepeda motor itu ternyata untuk aksi bom Polresta,” kata Haryanto, dihadapan peserta dialog dan silaturahmi dengan tema penanganan intoleransi, radikalisme dan terorisme di Sukoharjo, Kamis (10/10).

Saat ditanya bagaimana ia lepas dari jaring teroris, Haryanto mengaku mendapat pencerahan selama ia menjalani pebjara tiga tahun di dalam penjara. Dijelaskan Amir Mahmud , direktur Amir Mahmud Centre, dialog mengenai penanganan intoleransi, radikalisme dan terorisme harus terus dilakukan, menyasar ke seluruh lapisan masyarakat. Karena gerakan tersebut masih masiv dan bisa menjadi bahaya laten yang berbahaya.

Baca juga:  Puluhan Difabel Jateng Dilatih Keterampilan Mekanik Motor

“Sengaja kali ini kita hadirkan juga eks napiter agar masyarakat bisa mendengar langsung apa yang terjadi pada para eks napiter, bagaimana ia bisa terpapar, doktrin apa yang menjeratnya dan bagaimana ia bisa keluar,” imbuh Amir.


Peserta dialog yang dihadirkan terdiri dari pelajar, mahasiswa, guru, dosen dan sejumlah praktisi, mereka diyakini sebagai salah satu kelompok yang rawan dengan paparan radikalisme. Hadir pula sebagai pembicara Kasat Intelkam Polres Sukoharjo Iptu Sukimin yang menyampaikan upaya dan metode yang ditempuh kepolisian dalam menangani masalah terorisme.

“Langkah utama adalah pencegahan, salah satunya dengan pendekatan melalui sosial kemasyarakatan bersama Bhabinkamtibmas,” tandas Sukimin.

Dijelaskan oleh Kombes Pol Yosep Sriyono Kasubdit 3 Baintelkam Mabes Polri, kegiatan dialog dengan tema radikalisme masih menjadi poin utama upaya pencegahan yang dilakukan Mabes Polri.

Baca juga:  Seleksi Olimpiade Nasional MIPA di UMP Diikuti 392 Mahasiswa

“Diharapkan dialog ini bisa membuka wawasan masyarakat mengenai bahayanya radikalisme. Dan informasi yang tersampaikan menjadi langkah antisipasif, agar khususnya pemuda bisa berpikir ulang untuk tidak tergoda paham radikal,” ungkap Kombespol Yosef.

Sekaligus dalam dialog tersebut juga dipaparkan apa langkah yang sudah ditempuh oleh pemerintah dan aparat dalam menangkal radikalisme dan terorisme di Indonesia.

Tidak hanya di Sukoharjo, Mabes Polri menggandeng Amir Mahmud Centre berkeliling ke banyak kota di Indonesia untuk mensosialisasikan bahaya paham radikalisme. (dea/bis/rit)