JATENGPOS.CO.ID, TURIN – Thiago Motta telah resmi diumumkan sebagai pelatih baru Juventus, memulai babak baru yang penuh harapan setelah beberapa tahun penuh tantangan di Turin.
Pelatih berdarah Italia-Brasil ini datang dengan rekam jejak yang mengesankan dari dua tahun masa kepelatihannya di Bologna, di mana ia sukses mengubah tim menjadi salah satu yang paling menarik di Eropa, bahkan membawa mereka ke Liga Champions untuk pertama kalinya dalam lebih dari enam dekade.
Peningkatan karier kepelatihan Thiago Motta berjalan signifikan sejak 2019. Diawali dari perjalanannya dengan Genoa, Motta (41 tahun) kemudian melatih Spezia, Bologna, dan kini akan membesut Raksasa Italia, Juventus.
Pasca lama berlarut-larut soal isu transfer Motta ke Juventus, sebagai pengganti Massimiliano Allegri, Motta akhirnya diumumkan secara resmi oleh klub sebagai pelatih baru yang dikontrak hingga 2027.
“Juventus Football Club dengan bangga mengumumkan Thiago Motta sebagai pelatih kepala tim utama yang baru. Pemain Italia-Brasil itu telah menandatangani perjanjian dengan klub hingga 30 Juni 2027,” demikian pernyataan resmi dari Juventus.
Disinyalir Motta mendapatkan kontrak senilai 3,5 juta euro per musimnya dengan bonus maksimal mencapai 5 juta euro. Adapun talenta kepelatihan Motta membuat Juventus kepincut untuk merekrutnya.
Dua tahun melatih Bologna, eks gelandang Inter Milan membawa klub sintas di Serie A dan lolos ke Liga Champions. Dengan skuad ‘seadanya’ Motta dapat membawa mereka lolos Liga Champions, itu sebuah prestasi yang besar.
Belajar dari banyak pelatih top Eropa seperti Jose Mourinho, Carlo Ancelotti, dan Gian Piero Gasperini, Motta memiliki perpaduan gaya melatih ala Spanyol dan juga Italia. Motta pun tak sabar memulai petualangan baru dengan Juventus.
“Saya sangat senang memulai babak baru di pucuk pimpinan klub hebat seperti Juventus,” demikian ucapan Thiago Motta di laman resmi Juventus.
“Saya berterima kasih kepada pemilik dan manajemen, yang yakin dengan ambisi saya untuk menjaga bendera Juventus tetap berkibar dan menyenangkan para penggemar,” tambah pemain yang juga pernah melatih Paris Saint-Germain (PSG) U-19 itu.
Kini, Motta dihadapkan pada tugas besar untuk mengembalikan kejayaan Juventus. Selama beberapa tahun terakhir, Juventus berada dalam kondisi yang sulit. Di bawah kepemimpinan Massimiliano Allegri, mereka gagal menemukan formula kemenangan yang konsisten.
Allegri, yang sempat membawa Juventus meraih beberapa trofi, akhirnya dipecat secara tiba-tiba kurang dari 48 jam setelah memenangkan Coppa Italia melawan Atalanta. Pergantian pelatih ini menandai dimulainya era baru di Juventus, dengan Thiago Motta.
Thiago Motta menandatangani kontrak tiga tahun dengan Juventus, menandai komitmen jangka panjang untuk membawa Si Nyonya Tua kembali ke puncak sepak bola Italia. Dalam waktu dekat, ia harus fokus pada beberapa prioritas penting agar dapat menutup jarak dengan tim-tim pesaing seperti Inter Milan dan AC Milan.
Prioritas pertama bagi Thiago Motta adalah memperkuat skuat melalui bursa transfer musim panas mendatang. Bersama dengan direktur olahraga Cristiano Giuntoli, Motta berencana merevitalisasi tim dengan mendatangkan pemain-pemain kunci.
Beberapa target utama yang sudah diidentifikasi antara lain Michele Di Gregorio dari Monza, Teun Koopmeiners dari Atalanta, dan Riccardo Calafiori dari Bologna. Kehadiran mereka diharapkan dapat mendukung sistem permainan 4-3-3 yang berorientasi pada serangan cepat, gaya yang diinginkan oleh Motta.
Selanjutnya, Motta harus membangun identitas baru bagi Juventus. Dalam beberapa musim terakhir, tim ini terkenal dengan permainan bertahan dan minim kreativitas di lini serang.
Thiago Motta diharapkan dapat mengubah persepsi tersebut dengan menghadirkan gaya permainan yang lebih agresif dan menarik, yang tidak hanya memenangkan pertandingan tetapi juga menghibur para penggemar.
Membangun hubungan yang kuat dengan para penggemar juga menjadi salah satu prioritas utama bagi Motta. Masa kepelatihan Allegri yang kedua meninggalkan suasana hati yang suram di kalangan pendukung Juventus.
Sepak bola negatif yang ditampilkan sebelumnya membuat banyak fans kehilangan gairah. Oleh karena itu, Motta harus bekerja keras untuk memulihkan antusiasme di tribun Allianz Stadium dengan menunjukkan bahwa era baru ini membawa perubahan positif.
Thiago Motta juga perlu menemukan ritme permainan yang cocok dengan para pemain bintang dalam tim. Terdapat beberapa spekulasi mengenai masa depan Federico Chiesa, tetapi Dusan Vlahovic diharapkan akan menjadi andalan di lini depan Juventus.
Memaksimalkan potensi Vlahovic bisa menjadi kunci dalam upaya mereka meraih kesuksesan. Motta harus mampu memasukan pemain asal Serbia ini ke dalam sistemnya dan memastikan bahwa ia mendapatkan dukungan yang cukup dari rekan-rekannya.
Selain itu, Motta juga harus memperhatikan kebugaran dan kondisi mental para pemainnya. Menghadapi kompetisi yang ketat di Serie A dan Liga Champions, penting bagi tim untuk tetap berada dalam kondisi prima sepanjang musim. Rotasi pemain yang efektif dan manajemen beban kerja akan menjadi faktor penentu dalam menjaga konsistensi performa tim.
Tidak kalah penting, Thiago Motta perlu membuktikan kemampuannya sebagai pelatih yang mampu meraih trofi. Untuk klub sebesar Juventus, kemenangan adalah bagian dari DNA mereka.
Memenangkan trofi di musim debutnya akan memberikan dorongan besar bagi Motta dan meningkatkan kepercayaan diri tim serta para penggemar. Meski membutuhkan sedikit kesabaran, keberhasilan awal akan sangat membantu dalam membuktikan bahwa Motta adalah pilihan yang tepat untuk memimpin Juventus.
Era Thiago Motta diharapkan akan membawa angin segar dan kesuksesan yang telah lama dinantikan. Dengan strategi yang tepat dan dukungan penuh dari manajemen klub, era baru ini diharapkan dapat mengembalikan Juventus ke puncak kejayaan sepak bola Italia dan Eropa. (bol/riz)