JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Sumber daya manusia (SDM) vokasi memiliki peran strategis untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang andal untuk meningkatkan daya saing industri. Tantangan yang saat ini masih dihadapi adalah belum sepenuhnya proses pembelajaran di satuan pendidikan vokasi, baik di level SMK maupun perguruan tinggi vokasi yang link and match dengan industri.
Pakar Sekolah Vokasi Wikan Sakarinto mengemukakan, saat ini program unggulan untuk sekolah vokasi adalah Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Project Based Learning (PBL) dan sosialisasi program Matching Fund. Oleh karenanya, penguatan yang perlu dilakukan yakni terkait program MBKM serta 8+i Link and Match. Yakni,terkait kurikulum disusun bersama sejalan dengan penguatan aspek softskills, hardskills dan karakter sesuai kebutuhan dunia kerja.
“Hal lain yang juga diperlukan adalah pembelajaran diupayakan berbasis proyek riil dari dunia kerja, yakni project based learning. Artinya, kurikulumnya harus lebih banyak project based nya. Kelas-kelas itu harus sudah berubah menjadi seperti Co-working space atau Co-Working group,” tuturnya saat menjadi pembicara dalam workshop “Menyiapkan Jutaan Talenta Digital Indonesia, dengan Kurikulum Merdeka SMK dan Platform Learning X”, di Kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines), Jumat (10/6).
Wikan yang baru saja melepas jabatan Dirjen Vokasi Kemendikbudristek beberapa hari yang lalu ini mengemukakan, melalui PBL, siswa SMK akan diajarkan untuk menggarap satu project. Melalui kurikulum Merdeka Belajar, SMK akan fokus pada PBL dengan menggunakan proyek/kegiatan sebagai media pembelajaran dan penguatan soft skill.
Pada kesempatan tersebut, Head of LX International Jakarta Office Mr Choi Min mengemukakan, pihaknya memperkenalkan LearningX sebagai program edukasi berbasis digital yang bertujuan menciptakan talenta digital dan mampu bersaing di dunia kerja.
“Kami memiliki program full stack web development dengan kurikulum yang dirancang dari dasar sehingga siswa dapat mmebuat website mereka sendiri. Program ini sebagaimana diterapkan di Korea dan sangat sukses sebagai pengembangan PBL,” tutur Mr Choi Min dalam workshop yang diikuti ratusan guru SMK di Kota Semarang dan sekitarnya tersebut.
Direktur Polines Prof Totok Prof Dr Totok Prasetyo dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan bersama LearningX tersebut. Menurutnya, melalui kurikulum merdeka belajar, sekolah vokasi akan menjawab tantangan industri di masa yang akan datang.
“Polines telah berkomitmen melaksanakan pendidikan tinggi vokasi bidang teknologi dan bisnis terapan yang unggul, untuk menghasilkan sumber daya manusia yang profesional, berkarakter dan beretika,” katanya. (rit/biz)