29 C
Semarang
Selasa, 29 April 2025

Ramadhan dan Kesabaran Sosial

JATENGPOS.CO.ID,  – Bulan Ramadhan merupakan waktu yang ditunggu kaum muslim di seluruh dunia. Sungguh beruntung sekali bagi umat Islam yang mau bersusah payah meningkatkan ibadahnya di bulan suci Ramadan yang baru beberapa hari ini membersamai kita. Bulan dimana kita belajar bersabar dan kuat meninggalkan hal-hal yang boleh diluar Ramadhan akan tetapi selama sebulan penuh itu semua dilarang. sebagai contoh disiang hari kita dilarang untuk makan dan minum atau aktifitas lain yang membatalkan puasa. Apa makna dari larangan itu? Secara sederhana kita diajarkan oleh Tuhan yang Maha Esa untuk ikut merasakan penderitaan sebagian saudara kita yang memiliki keterbatasan dalam memnuhi kebutuhan dasar yakni kebutuhan pangan

lalu, bagaimana kondisi Ramadhan 1446 H (2025) saat ini. secara umum, umat islam atau warga Negara Indonesia mendapat ujian yang bertubi-tubi. Mulai dari kasus hukum mega korupsi di BUMN, gelombang PHK di beberapa perusahaan padat karya dan padat modal, serta kondisi nilai tukar mata uang rupiah yang sangat mengkhawatirkan. dilapangan dapat kita temui harga kebutuhan pokok yang selalu naik ketiaka di momen Ramadhan dan idul Fitri juga membuat Rumah Tangga harus cerdas mengelola keuangan agar tidak boncos. Belum lagi di media sosial beberapa tokoh publik (pejabat dan keluarga) Flexing atau memamerkan pencapaian, kekayaan, atau gaya hidup mewah secara berlebihan. sebagai contoh menggelar pesta atau acara keluarga berlebihan, naik pesawat jet pribadi dan lain sebagainya. Perilaku seperti ini secara tidak langsung menimbulkan kecemburuan dikalangan masyarakat.

Kehadiran bulan agung ini selalu memberi inspirasi kepada seluruh kita umat Islam yang memiliki keimanan dan ketaqwaan untuk senantiasa bersabar. Kita yakin, ini bagian cara Allah SWT mendidik hamba_Nya untuk kuat dan mampu menghadapi segala problematika kehidupan sosial. Oleh karena itu kunci untuk menangkap pesan agung yang tersirat dalam bulan suci Ramadan ini diperlukan keimanan yang kuat. Meski begitu, kata dia, umat Islam ada yang menaggapinya serius dan ada yang tidak, ada yang kuat menjalaninya dan ada yang tidak. Rakyat Indonesia khususnya umat Islam dikenal sebagai kelompok social yang memiliki kesabaran dan ketenangan luar biasa. Mengutip apa yang disampaikan Gus Baha dalam sebuah video ceramahnya mengatakan bahwa orang Islam Indonesia itu luar biasa alias hebat sekaligus unik. Hal ini beliau sampaikan di sela-sela tausiyahnya lantaran mengalami sendiri kondisi umat Islam yang beliau temui. Ulama muda ini mengatakan kehebatan orang Islam Indonesia ini lantaran ketabahannya menghadapai cobaan yang menderanya. “Orang Islam Indonesia itu bagaimana ya, melarat, istrinya judes, orang tuanya tidak percaya, mertuanya tidak percaya, tetangganya tidak percaya, tenangnya luar biasa,” terangnya dikutip dari tayangan YouTube Short @Alqalbumutayyam89, Minggu (04/08/2024). “Sabar Gus pahalanya besar, ha..ha..ha..” katanya menirukan jawaban seseorang yang pernah beliau temui  tatkala menghadapi ujian yang begitu berat.

Orang Islam Indonesia memang banyak memiliki karakteristik unik seperti tatkala menghadapi ujian atau musibah terlihat tenang-tenang saja. Padahal, ujian yang ia terima tergolong berat.Penyebabnya menurut Gus Baha ialah tiada lain mengamalkan ayat Al-Qur’an perihal keutamaannya orang sabar yang nantiya akan mendapatkan pahala yang besar. “Sebab ngajinya watawasawbilhaqqi wa tawasaw bishsobr, saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran,” terangnya. “Saya bertemu orang miskin di desa-desa, udah miskin, istrinya tidak percaya, anakna juga tidak mengidolakan, tetangganya tidak mempercayainya, semua tidak percaya, itu bisa tenang ngopi, sambil merokok satu batang, santai…,” sambungnya. “Bahagia Gus, sabar itu juga ibadah,” paparnya. “Jadi isi Al-Quran itu benar-benar menjadi perilaku umat Islam di Indonesia,” tandasnya.

Itulah sekelumit fakta di sebagian masyarakat kita. apapun kondisi saat ini masyarakat secara umum tenang dan santai. sebagian juga menyampaikan kalau masyarakat itu sadar diri kalau mereka tidak mampu mengubah kondisi sosial ekonomi yang saat ini terjadi di Indonesia. kalau kita menelisik kebelakang ada sebuah studi atau penelitian oleh Antropolog Amerika Clfford Geertz yang menjelaskan bahwa kemiskinan di Indonesia khususnya di masyarakat Jawa terjadi karena ada kecenderungan sosial dan kultural penduduk kelas bawah untuk saling berbagi. Dia menemukan masyarakat di Jawa cenderung membagi asset mereka dengan keluarga dan tetangga dekat meski jumlahnya terbatas. Hal inilah yang membuat kondisi kemiskinan makin memburuk (bskdn.kemendagri.go.id).

Apapun kondisi sosial ekonomi saat ini, kita harus senantiasa sabar dan saling menguatkan antar sesama. Ramadhan yang kita ketahui bersama bukan hanya tentang masalah ibadah dengan Allah SWT, akan tetapi dimensi sosial ekonomi juga memiliki dampak yang sangat besar. Ramadhan secara sosial meningkatkan kepedulian sosial dan solidaritas umat Islam, menumbukan nilai-nilai dasar seperti kesabaran, pengendalian diri dan kedermawanan. menyatukan masyarakat yang terpecah belah. Selain itu, Ramadhan juga berdampak pada peningkatan konsumsi di sektor ritel dan kuliner. Sementara di daerah kegiatan sektor transportasi dan pariwisata terutama menjelang  dan setelah Idul Fitri mengalami pertumbuhan yang signifikan.

 

Oleh : Kiswanto,S.Pd

(Guru Sosiologi Antropologi SMA Muhammadiyah 1 Kota Semarang)



Popular

LAINNYA

Terkini