25.9 C
Semarang
Kamis, 13 November 2025

Komisi E DPRD Jateng Minta Hasil Mitigasi Potensi Bencana Diantisipasi Serius



JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN- Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang Alexander Gunawan Tribiantoro memaparkan kesiapan Kabupaten Semarang menghadapi potensi bencana di wilayah seluas 950,21 kilometer persegi yang terdiri atas 19 kecamatan, 208 desa, dan 27 kelurahan tersebut.

Alex menjelaskan masa Siaga Darurat kekeringan di wilayahnya telah berakhir pada 31 Agustus 2025 melalui SK Bupati. Sementara itu, musim hujan diperkirakan akan berlangsung dari November 2025 hingga April 2026.

Pemaparan tersebut disampaikan saat menerima kunjungan Komisi E DPRD Provinsi Jateng di Kantor BPBD Kabupaten Semarang, Kamis (23/10/2025).

Kunjungan ini dipimpin langsung oleh Ketua Komisi E, Messy Widiastuti dan anggota Komisi E yakni Bagus Suryokusumo, Kartina, Aminudin Latif, Diah, dan Dipa Yustisia Pasha.

Alex menambahkan jenis bencana yang kerap terjadi di Kabupaten Semarang meliputi tanah longsor, banjir, letusan Gunung Ungaran, kekeringan, angin puting beliung, cuaca ekstrem, dan gempa bumi tektonik.

Ia juga menyoroti keberadaan 3 sesar aktif, salah satunya berada di kawasan Rawa Pening, yang kini menjadi perhatian khusus setelah terjadi gempa di wilayah Pringapus.

Baca juga:  Dengkul dan Pinggul

“Kami terus berkoordinasi dengan BMKG Banjarnegara dan telah memasang seismograf di Tuntang untuk memantau pergerakan tanah di sekitar Rawa Pening,” jelasnya.

Komisi E DPRD Provinsi Jateng berdiskusi dengan BPBD Kabupaten Semarang, Kamis (23/10/2025). FOTO:IST/DOK. DPRD JATENG

Dalam paparannya, BPBD Kabupaten Semarang menyampaikan berbagai upaya penguatan mitigasi bencana antara lain pembentukan Kecamatan Tangguh Bencana (Kencana) di seluruh kecamatan, fasilitasi pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) bekerja sama dengan DPRD Provinsi, serta pembangunan rintisan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops).

Saat ini, terdapat 87 desa tangguh bencana, dan beberapa program sedang dikembangkan seperti pengadaan layar monitor pergerakan tanah dan pembangunan hydran untuk penanganan kebakaran.

Meski demikian, Alex mengakui masih terdapat sejumlah kendala, terutama keterbatasan sumber daya manusia dan sarana. “Personel kami hanya 34 orang, sebagian besar ASN dan tenaga alih daya. Peralatan juga masih minim,” ungkapnya.

Menanggapi hal itu, Anggota Komisi E Dipa Yustisia Pasha mendorong agar BPBD melakukan pendataan ulang terkait peralatan yang tersedia, rusak, dan yang belum dimiliki. Dari situ, dapat menjadi dasar usulan bantuan ke pemerintah provinsi dan pusat.

Baca juga:  Tim Pemenangan MUTIARA Kecamatan Suruh-Pabelan Semangat Sapu Bersih Suara di TPS

Sementara itu, Ketua Komisi E Messy Widiastuti menyoroti potensi gempa akibat sesar di sekitar Taman Makam Pahlawan (TMP) yang dapat berdampak ke wilayah Kota Semarang.

Ia menilai penting dilakukan pemetaan struktur bangunan (building code) guna memperkuat kesiapan terhadap skenario gempa dangkal yang diprediksi BMKG.

KESIAPAN BENCANA: Komisi E DPRD Provinsi Jateng berdiskusi dengan BPBD Kabupaten Semarang, Kamis (23/10/2025), membahas soal kesiapsiagaan menghadapi bencana. FOTO:IST/DOK. DPRD JATENG

Setelah kunjungan di Kabupaten Semarang, Komisi E dijadwalkan melanjutkan agenda kerja ke BPBD Kota Salatiga untuk melihat kesiapan daerah tersebut menghadapi potensi bencana serupa.

Diketahui ada indikasi potensi sesar aktif di area sekitar TMP Kota Semarang, berdasarkan temuan peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada Mei 2025. Struktur gawir (lereng curam) dengan ketinggian sekitar 4 meter terdeteksi di sana. Namun, diperlukan survei lebih lanjut seperti geolistrik. (nif/muz)



TERKINI


Rekomendasi

...